Bendahara Dinkes Flotim Mengaku ‘Makan Uang’ Rp 290 Juta

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, LARANTUKA -Penyidik Polres Flores Timur (Flotim) terkejut dengar pengakuan bendahara keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, Willy Wato Kalah, Sabtu (4/3/2017).

Setelah diperiksa intensif selama tiga hari sejak Kamis (2/3/2017), Willy akhirnya mengaku uang sebesar Rp 290 juta dari brankas di Dinkes Flotim telah dimanfaatkannya.

Uang tersebut dimanfaatkan Willy untuk menutup kesalahan pengelolaan anggaran tahun 2016 di Dinkes Flotim.

“Cuman kita belum tahu apakah uang itu digunakan untuk kepentingan dinas atau kepentingan pribadi. Kita masih dalami,” kata Kapolres Flotim AKBP Yandri Irsan melalui Kasat Rekrim Iptu I Nengah Lantika di Larantuka, Selasa (7/3/2017).

Didampingi Kasubag Humas Polres Flotim Ipda Herono Budiono, Iptu Nengah mengatakan, sesuai pengakuan bendahara Willy, uang sebanyak Rp 290 juta tidak ada di brankas. Pada pencairan pertama uang persediaan pada Dinkes Flotim sebesar Rp 300 juta dilakukan 16 Januari 2017 oleh bendahara Willy.

Jelas Iptu Nengah, Willy seringkali mengaku tidak ada uang saat bagian-bagian di dinkes meminta uang untuk pelaksanaan kegiatan dinas.

“Padahal uang tahap pertama sudah realisasi, tapi dia bilang tidak ada uang. Ini kecurigaan awal dalam penyelidikan kita,” kata Iptu Nengah.

Selanjutnya, jelas Nengah, bendahara Willy ke Jakarta. Dari uang sebanyak Rp 300 juta, ia hanya menyimpan uang Rp 10 juta di dalam brankas dan sebanyak Rp 290 juta dibawa pergi. Kemudian Willy memerintahkan pembantu bendahara, ibu Marsita untuk pencairan tahap II per 23 Januari 2017 sebesar Rp 200 juta.

“Pembobolan brankas terjadi pada 27 Januari 2017. Uang yang hilang tidak termasuk Rp 290 juta yang dia sudah gunakan itu,” jelas I Nengah.

Nasib uang sebesar Rp 200 juta yang disimpan bendahara pembantu Marsita di brankas masih ditelusuri penyidik kepolisian.

“Karena saat pencairan tahap II oleh pembantu bendahara ibu Marsita, Willy masih ada di Jakarta,” kata Iptu Nengah. Kasus pembobolan brankas di Dinkes Flotim, kata Iptu Nengah, menjadi kasus yang sangat menarik.

“Pekerjaan kita selanjutnya adalah siapa yang membobol brankas itu?,” kata Iptu Nengah.

Sejak awal, kata Iptu Nengah, kepolisian menemukan kejanggalan-kejanggalan di TKP, seperti tidak adanya jejak lantai yang kotor, padahal malam itu hujan lebat. “Misalnya kalau pelaku datang dari belakang, lompat tembok. Pasti kita temukan jejak lumpur sendal atau sepatu. Tapi ini bersih sama sekali,” kata Iptu Nengah.

Namun Iptu Nengah enggan menyimpulkan telah terjadi konspirasi terkait pembolan uang ratusan juta di Dinkes Flotim. “Kita tidak berani menyimpulkan. Kita fokus mengejar pelaku pembobolan,” kata Iptu Nengah.

Bendahara keuangan Willy mengakui pencairan tahap pertama Rp 300 juta dan dia mengambil Rp 290 juta, menyimpan Rp 10 juta pada brankas.

Ditambah Rp 200 juta pencairan tahap kedua, maka sisa uang yang ada di brankas saat dibobol maling sebanyak Rp 210 juta. (pk)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60