Di Balik Kesuksesan Dua Kapten Kapal Asal Pulau Alor dan Solor

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, KUPANG – Dua Pemuda Asal Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Alor, Ibrahim Werang dan Muhamad Maskur Asal Kabupaten Flores Timur, yang telah terpisah hampir puluhan Tahun akhirnya bertemu. Pertemuan yang tak di sangka itu terjadi di Pelabuhan Pengedokan Bojonegara Cilegon Banten, bahkan keduanya kini Telah menjadi seorang Kapten Kapal. Demikian, dikisahkan Kapten Ibrahim yang merupakan Alumni MTS Negeri Kupang Tahun 93 dan SMA Negeri 1 Kupang Angkatan 96 silam.

Menurut Ibrahim, setelah tamat dari bangku SMA dirinya melanjutkan Studi di Sekolah Ilmu Pelaut Ujung pandang, setelah itu menyeleseikan sekolah tersebut Kemudian berhijrah ke Negeri Jepang, di sana Ibrahim di percayakan Menahkodai Sebuah Kapal Tengker Tujuan Abudabi, Jerman, Amerika, Singapura, Malaysia dan beberapa Negara Lainya, bahkan lelaki asal Alor ini pernah menjadi Korban Penembakan senjata Api Kerusuhan Suporter Bola Kaki Antara Barca dan Madrid, namun setelah belasan tahun berada di Negeri Orang, Ibrahim memutuskan untuk kembali ke Indonesia sejak 2013 lalu dan kini menjadi Nahkoda Kapal Cargo Tujuan Jambi .

Lebih lanjut dikisahkan Ibrahim dirinya tak menyangka Bakal bertemu dengan Muhamad Maskur yang merupakan Teman semasa MTS Negeri Kupang Angkatan Tahun 1993 silam.

“Tak kusangka kami berdua akhirnya bertemu setelah puluhan Tahun Terpisah Ternyata Mat juga telah menjadi Seorang Nahkoda Kapal. Sebagai Teman, saya sangat bangga sebab ketika sekolah dulu kami bukan bagian dari anak orang berada, tetapi sangat bersyukur Tuhan menganugerahkan kami berkat yang Luar biasa,” tutur Ibrahim.

Sementara itu Kisah yang mengharukan juga di ceritakan Kapten Kapal Batubara Muhamad Maskur, putra Asal Solor Lamakera dari hasil Perkawinan Haji Maskur dan Almarhum Ibu Saleha. Menurut muhamad ketika masa Remaja meskipun ayahnya seorang Guru Agama pada sebuah SD tetapi dirinya bukan termasuk anak berada, setelah pulang sekolah Pada MTS Negeri Kupang dirinya harus mengikuti saudaranya berjualan di pasar, bersyukur bisa melanjutkan ke STM Negeri Kupang dan setelah Tamat pada tahun 1996, Dia kemudian melanjutkan sekolah pada sebuah Akademi di Jakarta dan syukur Alhamdullilah bisa menjadi seorang Perwira.

“Sebelumnya saya juga pernah menjadi ABK pada Kapal milik ASDP Rute Kupang Rote, namun berjalanya waktu kini harus menahkodai Kapal Batubara tujuan Jakarta-Bitung. Tentunya sebagai manusia meskipun masih terdapat kekurangan tapi setidaknya kami berdua tidak menyangka kalau yang dulunya sekolah tidak pintar bahkan saya murid yang paling malas tetapi kini bisa menjadi seorang Nahkoda kapal,” terang Mat. (Tim)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60