Opini : Mendiskusikan Jembatan Palmerah

  • Whatsapp
banner 468x60

Oleh Ignatius Pati Ola

Mahasiswa Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia

 

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui visi misi pembangunannya akan terus menggenjot berbagai pembangunan infrastruktur berskala besar guna meningkatkan laju perekonomian. Sebagai bentuk transformasi misi besar Presiden Joko Widodo tentang Nawacita, maka setiap daerah wajib mendorong perubahan melalui bentuk pembangunan. Pemprov Nusa Tenggara Timur menyadari betul sebagai salah satu provinsi tertinggal tentu akan memanfaatkan Program Nawacita Presiden Jokowi dan diterjemahkan dalam berbagai bentuk program guna menunjang segala pembangunan dari berbagai sektor.

Program pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah yang menghubungkan Pulau Flores dan Pulau Adonara di seberang timur Pulau Flores, merupakan salah satu implementasi program Nawacita Presiden Jokowo. Menyadari akan pentingnya pembangunan, apalagi NTT sebagai salah satu provinsi tertinggal, maka pembangunan infrastruktur merupakan salah satu antitesa keterbelakangan ini.

Pada dasarnya pembangunan itu baik. Namun, akan lebih baik bila pembangunan itu sendiri tidak serta merta merugikan yang lain. Paling kurang diminimalisir dampak negatifnya bagi masyarakat. Pembangunan jembatan Palmerah baik adanya namun sebagai bagian yang tidak terpisahkan, masyarakat perlu terlibat dan ikut serta mengkaji plus minumnya demi terwujudnya pembangunan yang berkeadilan sosial.

Paling kurang ada beberapa masukan dilihat dari berbagai aspek. Pertama, matinya rantai ekonomi masyarakat yang bekerja di perahu-perahu tradisional. Pertanyaan sederhana yang muncul dengan adanya wacana pembangunan jembatan Palmerah adalah mau dikemanakan para pekerja di perahu-perahu tradisional? Kita ketahui bersama bahwa, mata pencaharian sebagian masyarakat di selat yang menghubungkan Pulau Flores dan Adonara adalah pekerja jasa perahu tradisional. Sejauh ini Pemprov NTT belum memiliki solusi konkrit terkait nasib para pekerja yang bekerja di perahu-perahu tradisional. Hemat penulis, sebagai masyarakat yang berdampak langsung pembangunan, agar sedini mungkin pemerintah memikirkan nasib para pekerja tersebut agar di kemudian hari tidak menimbulkan pengangguran yang berkepanjangan.

Kedua, keamanan ekosistem laut. Analisis dampak lingkungan pembangunan jembatan Palmerah perlu dikaji secara transpran sehingga tidak menimbulkan berbagai perspektif negatif dari masyarakat. Pemerintah perlu memikirkan lebih jauh terkait solusi terhadap keberadaan ekosistem yang tersisihkan akibat pembangunan ini.

Ketiga, motif konspirasi. Kita ketahui bersama bahwa pembangunan jemabatanPalmerah merupakan kerja sama antara Pemprov NTT dengan Pemerintah Belanda. Dalam teori ekonomi Politik, biasanya pemodal berpeluang menekukan pemerintah dengan kekuatan modalnya. Berdasarkan teori tersebut sedini mungkin kita perlu Mempertanyakan terkait motif pembangunan ini. Keresahan yang terdalam adalah adanya barteran dengan wilayah stretegis di Flores Timur untuk diprivatisasi. Pembangunan jembatan Palmerah membuka peluang bagi pengusaha untuk mengeksploitasi Flores Timur secara masif, mengingat Flores Timur memiliki beberapa wilayah strategis dan potensial.

 

Nawacita dan Pragmatisme

 

Nawacita yang dicita-citakan pemerintah sekarang tentu lahir dari kajian mendalam yang berdasarkan data dan fakta empiris. Menerjemahkan nawacita dengan pembangunan berbasis infrastruktur seperti yang dilakonkan oleh Pemprov NTT merupakan kekeliruan yang luar biasa. Pembangunan jembatan Palmerah tentu tidak berdampak bagi masyarakat mengingat sumber daya manusia di sekitar wilayah tersebut masih banyak di bawah rata-rata. Masyarakat akan kesulitan memepersiapkan diri dalam menerima pembangunan seperti ini karena berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan bahwa pembangunan jembatan hanya sebagai tempat untuk mempercepat akses semata.

Pembangunan bernilai triliunan tidak akan bernilai jika sasaran pembangunan tidak menyentuh akar rumput karena sumber daya manusia untuk memanfaatkan pembangunan jembatan Palmerah sebagai keuntungan dari perspektif ekonomi sangat lemah. Dalam kacamata ekonomi, masyarakat yang mengais hidup dari transportasi penyeberangan manual dan warung-warung di sekitarnya masih memberikan nilai ekonomi yang lebih.

Sebagai masyarakat yang merasakan pentingnya pembangunan berbasis sumber daya manusia, dapat dikemukakan sejumlah alasan rasional tentang penolakan konstruksi berpikir Pemprov NTT yang pragmatis. Seharusnya pembangunan infrastruktur harus berjalan seimbang pada rel yang berbarengan dengan pembangunan berbasis sumber daya manusia. Mengapa pembangunan sumber daya manusia penting? Jawaban sederhana, masyarakat yang memiliki sumber daya yang belum memadai akan melihat pembangunan jembatan ini sebagai salah satu pintu masuk pembangunan ekonomi berbasis enterpreuneur. Dan yang tidak kalah penting adalah masyarakat mampu mendiskusikan, mengkaji, dan mendalami untung rugi pembangunan jembatan.

 

Konspirasi

 

Apa motif dibalik gencarnya Pemprov NTT membangun jembatan Palmerah? Apakah ada motif konspirasi terselubung dalam pembangunganjembataan yang bernilai Rp 5,2 triliun ini? Menyadari betul akan antusias Pemprov NTT, kita patut mengapresiasi niat baik ini. Namun, masyarakat belum mendapat penjelasan yang mendalam. Masih sebatas menjual isu percepatan akses semata. Isu ini sangat mudah di-counter mengingat percepatan akses bukanlah persoalan utama yang terjadi di Flores Timur. Kalau kemudian dalil tersebut terus dikumandangkan oleh pihak yang berwenang bukan tidak mungkin pembangunan ini adalah bentuk kegagalan pemerintah dalam menggali fakta empiris tentang permasalahan utama rakyat Flores Timur.

Kondisi masyarakat di Flores Timur sendiri masih sangat minim akan pengembangan dan manajemen sumber daya manusianya. Kita dapat mengamini pembangunan jembatan ini, apabila ada keselarasan dari pembangunan jembatan dengan sumber daya masyarakat yang memadai dan dapat dimanfaatkan sebagai ladang ekonomi. Merupakan sebuah kejanggalan besar apabila terjadi kerja sama antara pemerintah dan para investor untuk mengeksplorasi daerah sekitar. Pemerintah wajib mengantisipasi masalah ini.

Pada dasarnya kehadiran jembatan untuk penguatan dan pembangunan infrastruktur, tetapi kemampuan masyarakat sekitar untuk memanfaatkannya masih menjadi tanda tanya. Hal yang terpenting dalam pembangunan adalah mempertimbangkan serta mengembangkan potensi dan keunggulan dari sumber daya alam yang tersedia di dalamnya. Pemerintah perlu mengkaji secara mendalam tentang kemampuan dan potensi dari masyarakat untuk melakukan strategi penerapan manajemen sumber daya alam secar tepat. Apabila hal ini sudah berjalan, maka akan ada keseimbangan sumber daya manusia dengan pembangunan infrastruktur sehingga tidak terjadinya kesenjangan.

Begitu banyak pekerjaan rumah pemerintah yang seharusnya dibereskan sebelum mega proyek ini dijalankan seperti pendidikan, budaya,dan lain-lain. Titik keseimbangan perlu dijaga oleh pemerintah, sehingga kesenjangan tidak menjadi permasalahan baru pasca pembangunan jembatan ini. Pemerintah sebagai pemegang amanah dari rakyat seharusnya mampu mengonsepkan kemajuan, kemandirian, kesejajaran dan kebebasan rakyatnya dalam mengembangkan kemampuan mereka dengan tujuan menjadikan daerah semakin maju dan berkembang. Semoga dengan pembangunan jembatan Palmerah ini dapat melahirkan keadilan sosial dan dapat memanusiakan seluruh rakyat Flores Timur sendiri pada khusunya dan juga daerah sekitar pada umumnya.

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60