Peduli Sesama, Jurnalis NTT Beri Bantuan ke Warga Miskin

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM. KUPANG – Sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, jurnalis yang tergabung dalam komunitas Jurnalis NTT Peduli (JNP) menyalurkan bantuan kepada nenek Regina Wahi (75), janda tua yang hidup bersama anaknya, Yeny Wahi (45) di RT 05 RW 01, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Sabtu (24/2/2017).

Koordinator JPN, Amar Ola Keda mengatakan, pemberian bantuan itu sebagai bukti kepedulian kaum jurnalis kepada sesama.

“Ini bukti bahwa jurnalis bukan saja hanya menulis dan mengkritik tetapi jurnalis juga punya rasa kepedulian terhadap kondisi sosial yang diwujudnyatakan dengan aksi sosial,” ujar Amar yang juga jurnalis Liputan6.com itu.

Dia menuturkan, terbentuknya komunitas JNP berawal dari dirinya mewawancarai nenek Regina Wahi di gubuk tua bersama setelah membaca berita di salah satu media online yang menulis tentang kunjungan sebuah kelompok PKK ke rumah nenek Regina Wahi.

“Saya langsung mencari alamat nenek Regina dan akhirnya ketemu. Setelah itu saya mengumpulkan kawan-kawan wartawan lain dan terbentuklah komunitas ini,” katanya.

Dia menambahkan, kegiatan ini menjadi agenda utama komunitas JNP.

Bendahara JNP, Efron Suna mengatakan, dana yang diperoleh merupakan sumbangan dari jurnalis NTT dan beberapa donatur.

“Terima kasih kepada para donatur yang ikut menyalurkan bantuannya,” tandas jurnalis RTV itu.

Dirinya berharap bantuan yang diberikan, dapat bermanfaat dan bisa mengurangi beban hidup nenek Regina.

Sebelumnya diberitakan, ditengah kehidupan kota yang bergelimang kemewahan masih ada seorang nenek malang yang hidup terlantar, mengeluh walau tak ada yang mendengar, berjuang dalam ketidakmampuan.

Rumah, sejatinya tempat yang nyaman bagi keluarga namun tidak demikian bagi nenek Wahi,  tempat tinggal nenek Wahi dan anaknya saat ini, jauh dari kata layak. Ruangan sempit dan pengap digunakan untuk memasak, menyimpan barang-barang mereka, sebagai ruangan makan dan juga berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah. sungguh miris!

Sebuah gubuk kecil berukuran sekira 2 X 2 meter, dengan dinding dan atap  yang terbuat dari seng bekas, lantai tanah tanpa jendela,  menyimpan sejuta kisah, derita tak berujung seorang nenek malang beserta anaknya di RT.5 RW.2 kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur sungguh menyayat hati.

Nenek pemilik nama lengkap Regina Wahi (75)  ini, telah bertahun-tahun hidup menjanda bersama anak semata wayangnya, Yeni Wahi (46) yang menderita disabilatas (Buta dan Bisu). Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, nenek Wahi harus bekerja keras.

Walau usianya sudah uzur, tetapi nenek Wahi tidak patah arang, disisi gubuk tempat tinggal mereka, nenek Wahi menanam beberapa bedeng sayuran, ketika panen dijual walau hasilnya tak seberapa, sekadar untuk menyambung nyawa.

“Nenek siram sayur disamping rumah, nanti kalau sayur bisa dipanen, nenek jual ke rumah-rumah warga terus uangnya buat beli beras. Kadang-kadang sayur tidak laku dan kami tidak makan, nenek biasanya menangis karna liat Yeni lapar, yah…mau bagaiman lagi, kalau besoknya ada rejeki baru kita makan,” keluh nenek Wahi sambil menitikan air mata, Sabtu (4/2/2017).

Nenek Wahi menuturkan, deritanya semakin sempurna ketika beberapa waktu lalu gubuk hunian bersama anaknya ludes dilalap api.

“Kita sudah miskin tambah lagi rumah hangus terbakar, gubuk yang kami tinggal sekarang ini bantuan dari  tetangga,” kenang nenek Wahi.

Nenek Wahi tak berharap yang muluk-muluk, cukup mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan. Meski menderita, namun, nenek tua ini mengaku meminta-minta.

“Nenek tidak mau minta apa-apa, nenek malu untuk minta-minta,  nenek hanya bekerha dab berdoa saja semoga selalu ada berkat dari Tuhan. Saya mensyukuri karena Tuhan masih menjaga saya dan anak saya,” kata Nenek Wahi.

Keberuntugan tak berpihak, kepedihan merupakan teman sejati nenek tua bersama anaknya. Hidup tak berdaya digilas gemerlap dan bengisnya kota, namun Nenek Wahi yang malang mengajarkan keikhlasan dan kesabaran menjalani hidup,  mensyukuri sekecil apapun berkat yang diperoleh dan mau berbagi dengan sesama. (Ola Keda)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60