WTM Serius Dorong Pertanian Yang Bernuansa Konservasi

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM. MAUMERE – Herry Naif  Koordinator Program Wahana Tani Mandiri (WTM) secara serius mendorong pertanian yang ada di kabupaten Sikka yang bernuasa konservasi. Pasalnya, adanya konservasi dalam bidang pertanian tidak lepas pada peran petani. Karena dalam hal ini petani berlaku sebagai subyek pengupayaan konservasi pertanian tersebut. Pertanian yang bernuasa konservasi  dapat memwujudkan kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi petani.

Demikian disampaikannya di hadapan Critycal Ecosystem Parthnersip Fund (CPEF) dan Burung Indonesia Monitoring yang bekerja sama dengan WTM Kabupaten Sikka dalam program Improving Ecosystm Manajemen and Livehoods around Mountion Egon In Floses – Indonesia, Selasa (8/11/2016) di Kantor WTM, Jln Wairklau, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.

Mantan Direktur Wahli NTT ini menyampaikan, dalam pelaksanaan program yang diberikan tentu ada yang mengalami kesuksesan sesuai target program tetapi ada juga tantangan atau kendala yang dialami dalam program. Ini semua merupakan dinamika pelaksanaan program. Dalam presentasi itu, Herry menyinggung bahwa program yang dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Mapitara ini, mengalami dinamika dalam pelaksanaan, bahwa ada sebuah pola pertanian yang ditawarkan WTM dimana sistem pertanian terpadu (selaras alam). Model pertanian menjadi pilihan alternatif ketika banyak petani mengembangkan pertanian kimiawi.

“WTM secara serius mendorong pertanian yang bernuansa konservasi sehingga tidak merusak lingkungan terlebih pada tanah dan air karena banyak lahan pertanian yang salah digunakan terutama menggunakan zat-zat kimia yang akan berakibat merusak lapisan tanah yang nantinya berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman,” tegasnya.

Herry menambahkan, berbabagai aktifitas yang telah dilakukan untuk mendukung program ini, antara lain adalah pembentukan kelompok tani, rekruitman dan seleksi kader, diskusi perencanaan dan permasalahan pengelolaan pertanian, kunjungan sumber mata air, pembuatan kandang, vaksin ayam, pembibitan tanaman umur panjang (Kakao, Pala dan Cengkeh), pembibitan tanaman sumber mata air, kunjungan kebun dan berbagai aktifitas lainnya.

Dalam presentasi itu, Skylar asal Negara Amerika dari (CEPF) mempertanyakan tentang perbedaan data base jumlah sumber mata air yang ada dengan kondisi yang berbeda? Menjawabinya, Winfridus Keupung yang merupakan Direktur WTM mengatakan bahwa, perbedaan itu terjadi setelah dilakukann indentifikasi dan penelusuran kondisi mata air yang ada. Benar bahwa yang ditulis itu delapan sumber mata air tetapi setelah ditelusuri secara faktual, padahal di Wilayah kecamatan Mapitara ada 36 sumber mata air, dengan kondisi stabil dan kurang. Sampai hari ini belum ada yang kering, tetapi kondisi ini tidak berarti bahwa kita membiarkannya tetapi proses konservasi harus dilakukan.

Lanjut Direktur WTM ini, mengenai perkembangan pelaksanaan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Mapi Detun Tara Gahar sudah diperoleh sejak bulan Oktober 2013 tetapi hingga hari ini belum dilakukan karena, pertama. Miskomunikasi yang terjadi antara pemegang Ijin Usaha Pengelolaan (IUP) HKM dengan Dinas Kehutanan Propinsi. Bahwa IUP sudah ada, tetapi belum ada RKHKMnya. Kedua, perubahan kewenangan yang sebelumnya menjadi kewenangan pemerintah kota/kabupaten.

“Saat ini yang terjadi diambil alih oleh pemerintah provinsi, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah. Kondisi ini mestinya mendorong para pihak agar mempercepat proses pelaksaan IUP HKM tersebut, sambil menunggu IUP HKM untuk Desa Hale dan Hebing,”demikian ungkap Win Keupung.

Setelah pertemuan di kampung dengan melihat beberapa data administratif dilakukan kunjungan lapangan ke Desa Egon Gahar oleh Tim CEPF, Burung Indonesia dan WTM. Disana pula dibahas tentang kondisi perkembangan HKM yang belum dijalankan. Menurut Yulianus, kami pemdes akan siap membantu untuk mempercepat pelaksaan HKM di sini. Kami berharap bahwa keterlibatan WTM dalam advokasi ini akan mendorong percepatan pelaksanaan HKM Mapi Detun Tara Gahar.

Dalam Pantuan Media, turut hadir dalam presentasi ini, Adi Widiyanto, Tiburtius Hani (Burung Indonesia) dan  semua faslitator program Improving Ecosystm Manajemen and Livehoods around Mountion Egon In Floses – Indonesia. (AN)

 

 

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60