PORTALNTT.COM, TAMBOLAKA – Sejumlah warga desa Watukawula, melakukan aksi protes dengan menutup jalan masuk menuju RSUD Redambolo, Rabu (5/5) pagi. Penutupan jalan dengan menggunakan bambu ini dipicu ketidakpuasan karena anak-anak mereka tidak masuk kontrak daerah di RSUD Redambolo.
Pantauan media ini, dibawah pimpinan Yoseph Malo Dadu, akses jalan menuju RSUD Redambolo yang merupakan satu-satunya jalan masuk terlihat sepi oleh para pengendara. Padahal sebelumnya, jalan tersebut selalu dilintasi oleh sejumlah pengendara termasuk para petugas medis yang bekerja di RSUD itu.
Aksi itu pun sempat dihentikan sementara usai Kapolsek Loura bersama sejumlah aparat termasuk Kasat Intel Polres SBD mencoba melakukan mediasi kepada warga ditemani Kepala Desa Watukawula, Laurensius Todo.
Dalam mediasi tersebut, Yoseph Malo Dadu mengatakan bahwa aksi yang dilakukan pihaknya itu dipicu oleh ketidakpuasaan terhadap pemerintah yang dinilai tidak menepati janji untuk meloloskan anak-anak mereka menjadi tenaga kontrak daerah di RSUD Redambolo. Padahal, sebelumnya mereka telah menghibahkan tanah miliknya untuk pembangunan RSUD Redambolo.
“Kami kecewa anak-anak kami tidak lolos jadi tenaga kontrak. Padahal kami sudah dijanjikan sebelumnya. Sebanyak 17 (tujuh belas) orang yang merupakan anak dari para Pemilik Tanah, telah mengajukan lamaran namun dua kali penerimaan tenaga kontrak yaitu pada bulan Januari 2021 dan April 2021, tidak ada satupun dari ketujuh belas orang tersebut yang diterima. Kami lakukan aksi ini sejak kemarin hingga hari ini,” katanya.
Dirinya melanjutkan segala upaya sudah dilakukan pihaknya salah satunya yaitu bertemu dengan Dirut RSUD untuk menanyakan SK tenaga kontrak namun Dirut RSUD menyatakan bahwa yang tanda tangan SK bukan dari pihak RSUD dari Pemerintah.
“Kami juga sempat menanyakan ke Asisten I Setda Pemda Kab. Sumba Barat Daya tapi jawaban beliau saat itu bahwa perekrutan dilakukan dengan melihat skala prioritas yaitu tenaga kontrak yg lama (perpanjang SK), serta tingkat pendidikan dan keahlian pada bidang kesehatan. Namun pada kenyataannya, tenaga kontrak yang lulus untuk dipekerjakan di RSUD khususnya cleaning service, tenaga keamanan dll yang berijazah SMA adalah tenaga baru dari luar wilayah Watukawula, sementara anak-anak dari para pemberi lahan malah tidak diakomodir,” katanya lagi.
Hal senda pun disampaikan oleh Kepala Desa Watukawula, Laurensius Todo. Dirinya membenarkan bahwa status tanah yang dibuatkan jalur jalan untuk akses masuk ke RSUD Reda Bolo juga masih berstatus milik 3 (tiga) orang warga dan belum dilakukan penyerahan hibah.
“Yang dihibahkan hanya tanah RSUD untuk jalan sampai sekarang belum ada hibahnya. Sehingga mereka putuskan lakukan ini karena ketidakpuasaan saja. Dan rencananya mereka akan kembali membuat surat terkait permasalahan tersebut kepada Bupati Sumba Barat Daya untuk meminta agar anak-anak tersebut dapat diakomodir menjadi tenaga kontrak pada RSUD Reda Bolo,” tambahnya lagi. (Red)