PORTALNTT.COM, MAUMERE – Kabupaten Sikka merupakan salah satu kabupaten yang ada di pulau Flores sekaligus merupakan Kabupaten yang rawan bencana alam, seperti; longsor, abrasi pantai, erupsi gunung api, gempa bumi dan tsunami. Hal ini disampaikan Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera dalam acara Rapat Koordinasi SAR Daerah yang diselenggarakan oleh Basarnas Provinsi NTT, Kamis (30/06/2016) 11.00 Wita di Hotel Capa Maumere.
Ansar mengatakan, bahwa pada tahun 1992 Kabupaten Sikka mengalami peristiwa bencana alam, tsunami dan gempa bumi yang memakan korban sekitar 2.000 jiwa penduduk. Dengan peristiwa ini, Kabupaten Sikka kemudian dikenal daerah rentan bencana alam.
“Di kabupaten Sikka juga memiliki 2 gunung berapi yang pernah meletus seperti gunung Rokatenda yang berada di pulau Palue kemudian gunung Egon yang berada di Kecamatan Waigete,” ujarnya.
Menurutnya, ketika gunung Rokatenda meletus pada tanggal 10 Agustus 2013 pada saat itu kami dapat pertolongan yang luar biasa dari tim SAR yang mengevakuasi penduduk Palue terutama dalam pencarian korban hingga ditemukan.
“Keberadaan tim SAR di Kabupaten Sikka sangat membantu masyarakat yang mengalami musibah bencana alam sehingga kami dari Pemda Sikka mengucapkan banyak terimah kasih kepada tim SAR yang menilai Kabupaten Sikka merupakan daerah rawan bencana alam sehingga menempatkan Kantor tim SAR di Kabupaten Sikka,” kata Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera.
Ansar berharap, kerjasama semua pihak sehingga di Kabupaten Sikka dapat membentuk sebuah tim tetap dalam rangka kebersamaan untuk mengatasi bencana alam dalam pencarian korban dapat diatasi dengan cepat.
“Terimakasih banyak karena memilih Kabupaten Sikka menjadi tempat Rapat Koordinasi Daerah SAR tahun ini, mudah-mudahan dengan hasil Rapat Koordinasi SAR akan memberikan satu kekuatan bagi kita dalam rangka menanggulangi bencana alam yang kita hadapi nanti,” ungkapnya.
Hal sama juga disampaikan oleh Ketua Basarnas Provinsi Ketut Gede Ardana, SE bahwa daerah kepulauan di Kabupaten Sikka merupakan daerah rawan bencana alam seperti tsunami yang berpotensi gempa bumi.
“Kegiatan Rapat Koordinasi Basarnas Daerah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang sosialiasi undang-undang tentang pencarian dan pertolongan nomor 29 tahun 2014 tentang penjelasan pelaksanaan peraturan pemerintah Republik Indonesia. BASARNAS hadir pada saat tanggap darurat sehingga proses penanganan bencana itu harus proaktif dalam proses penyelamatan. Proses evakuasi merupakan peran Basarnas,” ujarnya.
Ketut Gede Ardana, menghimbau kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sikka apabila mengetahui cuaca-cuaca yang tidak memungkinkan berdasarkan perkiraan cuaca BKMG agar berhati-hati dan jika mengalami bencana agar segera melapor di Pos SAR Maumere.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BADAN SAR Nasional, Marsekal Madya TNI F.H.Bambang Soelistyo ,S.Sos, Deputi Bidang Operasi SAR Badan SAR Nasional Mayjen TNI Heronimus Guru,M.Si, Wakil Bupati Sikka Drs.Poulus Nong Susar, Ketua DPRD Sikka Rafael Raga dan Para pejabat BPBD se Nusa Tenggara Timur, Pejabat SKPD Sikka, dan Forkompida. (An)