Bank NTT Cabang Ende Targetkan 10 Ribu Nasabah Tabungan Simpel di Tahun 2017

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, ENDE – Dalam rangka menumbuh kembangkan budaya menabung sejak dini bagi anak-anak usia sekolah, PT Bank Pembangunan Daerah meluncurkan produk baru yaitu tabungan SIMPEL (simpanan pelajar) bulan Desember tahun lalu. Prorgam ini pun kemudian ditindaklanjuti oleh seluruh cabang Bank NTT yang ada di seluruh kabupaten/kota. Seperti di Bank NTT cabang Ende, hingga triwulan II, jumlah nasabah yang ada mencapai 8500 dengan saldo Rp. 350 juta.

Kepala Bank NTT cabang Ende, Frederikus Beghu.
Kepala Bank NTT cabang Ende, Frederikus Beghu.

Kepala Bank NTT Cabang Ende, Frederikus Beghu, mengaku program ini merupakan program OJK (Otoritas Jasa Keuangan) jadi semua perbankan diwajibkan untuk masuk dan menerapkan program ini. Sehingga program ini sudah dilakukan lebih dahulu oleh bank-bank lain baik itu bank nasional maupun bank daerah, meskipun demikian fakta di lapangan menunjukkan antusias masyarakat saat Bank NTT menawarkan program ini cukup luar biasa.

Read More

banner 300250

“Sampai dengan triwulan II, saldonya sudah mencapai Rp. 350 juta dengan jumlah nasabah 8500 dari target kami yaitu 10 ribu nasabah, dan respek dari pihak sekolah sangat baik sehingga saya optimis jumlah ini akan kami capai sebelum akhir triwulan III,” kata Kepala Bank NTT Cabang Ende, Frederikus Beghu pada portalNTT di ruang kerjanya, Rabu (31/5/2017).

Menurut Beghu, pola kerja yang diterapkan yaitu dengan membagi beban kerja pada setiap unit kerja masing-masing untuk mencapai target itu dengan beban kerja yang paling banyak ada di kantor cabang, selanjutnya cabang pembantu (capem), USPD yang ada di setiap kecamatan dan kantor kas.

Diakuinya respon positif ditunjukkan oleh pihak sekolah, khusus untuk sekolah-sekolah yang radiusnya berada dalam kota dan disekitar unit kerja yang ada, namun demikian masih ada kendala atau kesulitan bagi sekolah-sekolah yang berada di pedalaman sehingga pola yang diterapkan yaitu system jemput bola dengan memilih salah satu dari pihak sekolah yang ditugaskan untuk menampung seluruh simpanan itu untuk selanjutnya diserahkan kepada petugas dari Bank yang turun mengambilnya.

“Kita buat kesepakatan atau semacam MoU PKS dengan pihak sekolah, supaya mereka (pihak sekolah) yang memungut dari siswa lalu di data kemudian disepakati nanti kami mengambilnya apakah seminggu sekali atau dua mingguan ataupun sebulan sekali dan selama ini berjalan lancar meskipun adapula sedikit kendala pada jangkuan wilayah,” ungkap pria asal Boawae ini.

Dia menambahkan dalam proses sosialisasi ke sekolah-sekolah dibagi dalam kelompok-kelompok. Yang mana dalam sosialisasi itu dilakukan menggunakan animasi-animasi yang menarik sehingga membuat para siswa ataupun para guru menjadi tertarik untuk bisa bergabung menjadi nasabah Bank NTT.

“Untuk wilayah di kota responnya sangat bagus karena anak-anak diberikan uang jajan yang cukup sehingga masih ada kelebihan untuk bisa ditabung, misalnya kalau dikasih Rp 5rb dia bisa belanja Rp 3 ribu sisanya bisa ditabung, sedangkan untuk wilayah-wilayah pedalaman itu terkendala karena anak-anak hanya dibekali dengan uang jajan yang sangat terbatas bahkan ada yang tidak sama sekali, sehingga kesulitan bagi anak-anak yang memiliki niat menabung tapi tidak bisa melakukannya karena tidak memiliki uang. Walaupun demikian kondisinya kami tetap masuk dan biasanya kami memberikan pengertian kepada orang tua mereka pada saat rapat komite atau pertemuan-pertemuan dengan orang tua murid kami meminta dikasih kesempatan untuk memberikan sosialisasi dan banyak orang tua yang menyadari pentingnya budaya menabung sejak dini,” jelas Bapak tiga anak ini.

Ditanya terkait jumlah yang wajib disetor oleh setiap nasbah, kata Dia, jumlah atau nilai bukan menjadi persolan tapi niat untuk menabung itu yang menjadi modal atau semangat. Dimana ketika melakukan sosilisasi dan siswa membuka rekening, maka tidak bisa dilepaskan begitu saja tapi tetap dilakukan penjemputan pada sekolah-sekolah, minimal para siswa itu dalam sebulan menabung satu kali, jika itu dilakukan maka sudah sangat efektif.

“Bukan perosoalan jumlah, namun yang paling penting adalah niat para siswa untuk menabung,” katanya.  

Untuk memberikan pelayanan yang efektif dan maksimal, Frederikus Beghu mengatakan selaku pimpinan Ia sudah menyampaikan pada pihak manajemen untuk membantu mobil pelayanan kas keliling seperti yang sudah ada di Bank NTT Cabang Atambua dan Maumere.

“Kalau tidak tahun ini maka tahun depan, kami akan dikasih mobil kas yang sudah dilengkapi fasilitas penujang, karena saat ini ketika kami buka rekening maka harus kembali dulu ke kantor untuk diproses dulu baru selanjutnya dihantar dan dikasih kepada nasabah, tapi kalu sudah ada mobil itu maka semuanya akan bisa lebih mudah dan bisa segera diselesaikan,” imbuh mantan wakil pimpinan cabang Bajawa ini.

Lebih lanjut Beghu menghimbau kepada seluruh masyarakat khususnya para orangtua agar melatih dan mendidik anak-anak untuk gemar menabung sejak usia dini, karena dengan demikian akan membiasakan anak untuk budaya hidup hemat.

“Kalau usia dini saja sudah bisa melakukan akses ke bank maka kita harapkan selanjutnya, dia ada pola hidup hemat dan gemar menabung secara individu,” tegasnya.

Untuk diketahui, saat ini bank NTT cabang Ende  cukup mengalami perkembangan. Hal ini tidak hanya ditandai dengan besaran asset saja, namun penyebarluasan akses untuk bertransaksi dengan masyarakat juga lumayan cukup terjangkau.

Bank NTT cabang Ende saat ini memiliki 2 kantor Cabang Pembantu (Wolowaru dan Maurole), 3 kantor Unit Simpan Pinjam Desa (USPD) yaitu Nagapanda, Detusoko dan Kota Baru, dan sedang direncanakan penambahan 1 kantor lagi dalam tahun ini di desa Maukaro. Selain itu, memiliki 3 kantor kas, 1 payment point, serta 10 jaringan ATM di seluruh capem dan USPD serta yang tersebar di dalam  Kota Ende dan sekitarnya.  (Jefri/Adv)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60