PORTALNTT.COM, KUPANG – Suasana haru menyelimuti para orang tua penerima Program Indonesia Pintar (PIP) ketika menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, yang dinilai telah membawa perubahan signifikan dalam proses pencairan bantuan pendidikan tersebut.
Banyak di antara mereka yang tak kuasa menahan tangis, mengenang betapa beratnya perjuangan menjemput bantuan sebelum adanya perbaikan sistem seperti saat ini.
Selama bertahun-tahun, orang tua dan siswa harus rela mengantre panjang di bawah terik matahari, bahkan sejak dini hari, hanya untuk mencairkan dana PIP di bank. Tidak sedikit yang kehilangan waktu bekerja, sementara anak-anak harus menunggu berjam-jam tanpa kepastian.
Kini, berkat dorongan keras Anita Gah kepada pemerintah dan pihak perbankan, proses pencairan PIP semakin tertib, cepat, dan manusiawi.
“Terima kasih Ibu Anita… dulu kami antri dari pagi sampai sore. Sekarang tidak lagi. Semua lebih teratur. Kami sangat terbantu,” ungkap Tina seorang ibu penerima PIP dengan mata berkaca-kaca, saat mengikuti sosialisasi percepatan program Indonesia Pintar di SMA/SMK Adven Nusra Kabupaten Kupang, Rabu (12/11/2025).
Dalam berbagai kesempatan, Anita Gah menegaskan bahwa PIP adalah program pro rakyat yang harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama siswa dari keluarga tidak mampu.
Ia juga mengingatkan bahwa PIP merupakan program yang sudah dirintis sejak masa pemerintahan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004, dan terus dilanjutkan oleh presiden-presiden berikutnya karena terbukti efektif dalam meringankan beban biaya pendidikan.
Anita menuturkan bahwa perjuangannya untuk memastikan proses penyaluran PIP lebih baik tidak akan berhenti. Ia menekankan bahwa pendidikan adalah jalan utama untuk memutus rantai kemiskinan, dan setiap anak berhak mendapatkan kesempatan belajar tanpa hambatan administratif.
“Kita harus memastikan bantuan ini benar-benar sampai, tanpa menyulitkan orang tua dan anak-anak. Tidak boleh lagi ada antrean panjang, tidak boleh ada yang dipersulit,” tegasnya dalam dialog bersama orangtua penerima PIP yang dihadiri pihak kementerian dan perwakilan perbankan serta Kepala Dinas Provinsi NTT.
Para orang tua berharap perubahan positif ini terus dipertahankan bahkan ditingkatkan, sehingga PIP tidak hanya menjadi bantuan finansial, tetapi juga simbol kehadiran negara yang peduli.
Dengan wajah penuh rasa syukur, seorang bapak menambahkan, “Anak kami bisa tetap sekolah karena PIP. Dan sekarang lebih mudah urusnya. Terima kasih Ibu Anita, semoga Tuhan memberkati,” kata Markus Obe.
Harapan dan air mata para orang tua hari itu menjadi bukti bahwa langkah kecil dalam memperbaiki sistem pelayanan dapat membawa dampak besar bagi ribuan keluarga di NTT dan seluruh Indonesia. Program PIP bukan sekadar bantuan, tetapi harapan yang dijaga dan bagi mereka, Anita Gah adalah salah satu sosok yang memastikan harapan itu tetap menyala.







