PORTALNTT.COM, ADONARA-Masyarakat Kabupaten Flores Timur diminta agar lebih waspada dan teliti dalam mengkonsumsi obat dan makanan sehingga bisa terhindar dari penyakit. Hal tersebut ditegaskan Bupati Flotim, Antonius Hubertus Gege Hadjon dalam sambutannya membuka secara resmi Sosialisasi Komunikasi Informasi (KIE) obat dan makanan dengan tokoh masyarakat yang diselenggarakan oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di aula SMP Paladia Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Sabtu (5/8/2017).
Acara sosialisasi tersebut juga dihadiri, Wakil Bupati Flotim Agutinus Payong Boli, Wakil ketua komisi IX DPR RI, Pius Lustrilanang, Sekda Kabupaten Flotim, Anton Tonce Matutina, Kepala POM NTT,
Camat, anggota DPRD Flotim, kepala desa setempat.
“Saat ini masih banyak masyarakat yang kurang memahami dan mengetahui produk obat dan makanan yang aman dikonsumsi,” kata Anton Hadjon.
Dikatakannya, beberapa masalah yang sering ditemukan antara lain masih adanya produk obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan ditambah masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap keamanan produk serta masih rendahnya kesadaran konsumen dalam memilih dan mengkonsumsi produk obat dan makanan yang aman bagi kesehatan.
“Untuk itu Pemerintah Flotim sangat mendukung kegiatan KIE yang difasilitasi oleh BPOM Provinsi NTT tentang obat dan makanan. Semoga kegiatan seperti ini memberikan informasi dan pengetahuan baru bagi peserta yang hadir hari ini dan dapat disampaikan kepada masyarakat agar selektif dalam membeli makanan dan obat-obatan serta kosmetik,” harapnya.
Guna meminimalisir peredaran obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan diperlukan kata Anton, pengawasan terhadap obat dan makanan yang beredar khususnya di Kabupaten Flotim harus ada pengawasan yang ketat dari BPOM sendiri.
Ke depannya, pihaknya berharap pengawasan obat dan makanan agar lebih ditingkatkan lagi dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari obat dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan.
“Kami juga berharap, BPOM bersama instansi terkait lainnya agar lebih ketat melakukan pengawasan terkait peredaran obat dan makanan,” tutupnya.
Sementara itu Wakil Komisi IX DPR RI, Pius Lustrilanang menyampaikan sosialisasi tersebut berkat kerjasama antara komisi IX yang juga bergerak disektor kesehatan dengan BPOM.
“Bukan barang baru jika makanan dan obat-obatan yang beredar ditengah masyarakat tidak sesuai dengan standar, masa berlakunya habis, berformalin dan lain-lain,” ungkapnya.
Untuk itu diharapkan politisi partai Gerindra tersebut adalah sosialisasi dianggap penting dan bermanfaat bagi masyarakat oleh karena itu diadakan rutin dan terus menerus kepada masyarakat di Flotim. (Ola)