PORTALNTT.COM, LARANTUKA – Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Wakil Bupati Flores Timur (Flotim), Agustinus Payong Boli di Rumah Sakit Umum ( RSUD ) Hendrikus Fernandez, Rabu (19/7/2017), membuat Direktur Umum (Dirut) RSUD Hendrikus Fernandez, dr.Yosep Kopong Daten mengakui jika di rumah sakit yang dipimpinnya sedang ada dugaan mafia obat-obatan yang dilakukan oleh oknum dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Pengakuan Kopong Daten ini ketika menjawabi pertanyaan Wartawan terkait adanya dugaan oknum dokter yang terlibat dalam memuluskan parktek pembelian obat di luar area RSUD tersebut.
“Terkait dugaan adanya dokter yang bermain soal obat-obatan itu memang laporan. Laporan dari staf masuk ke meja saya. Kami disinikan pake struktur, dokter itukan dibawah komite medik, jadi terkait adanya dugaan tersebut kami sudah merekomendasikan ke Komite medik untuk menegur atau melewati bidang pelayanan. Hasil dari laporan itu diberikan kepada saya, sehingga tegurannya adalah tidak boleh melakukan praktek-praktek seperti itu lagi,” ungkap Kopong Daten.
Ketika ditanya terkait motif dugaan dari mafia tersebut, Kopong menjelaskan motifnya adalah resep obat-obatnya diberikan langsung dari dalam ruangan oleh oknum dokter kepada keluarga pasien ke apotik yang dituju dan tidak melalui apotik rumah sakit. Sehingga dr. Kopong melanjutkan, bahwa itu adalah masalah pribadi bukan masalah kedinasan.
“Kecuali melewati apotik rumah sakit. Jika obatnya tidak ada baru kami memberi resep obatnya untuk dibeli diluar dan peraturan Menteri Kesehatan seperti itu,” kata dr. Kopong.
Kopong Daten sendiri tidak mampu menyembunyikan kenyataan adanya praktek sebagaimana yang dibeberkan Wabup Agus Boli itu. Ia pun akhirnya secara buka-bukaan mengatakan adanya alur gerak resep yang tidak melalui apotik RSUD.
“Dengan adanya sidak hari ini, yang saya harus lakukan adalah akan segera menggelar rapat ditubuh manajemen klinik dan manajemen struktural untuk membahas persoalan ini. Memang sering kami diperhadapkan dengan masalah stock obat yang lama datang karena sistem pengadaannya dominan menggunakan sistem E-Katalog. Belum lagi kita dihadapkan pada jenis penyakit khusus yang persediaan obatnya tidak ada. Namun kita akan segera memperbaiki semuanya itu demi memberikan pelayananyang prima kepada masyarakat kita.” ujarnya.
Wabup Agus Boli usai sidak meminta kepada Direktur RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka agar mengentikan semua segala jenis praktek yang merugikan masyarakat Flotim. Dirinya pun mengingatkan kepada Direktur RSUD Larantuka agar menghentikan juga pembelian obat-obatan diluar rumah sakit.
“Sejak saya dan Pak Bupati Anton Hadjon masih di DPRD pun sering menerima pengaduan ini. Kami selalu respon itu, namun karena kewenangan kami terbatas waktu itu. Kini kami punya kewenangan itu dan saya dan Pak Bupati Anton Hadjon secara tegas ingatkan kepada Pak Direktur RSUD untuk segera menertibkan ini. Kami tidak mau mendengar lagi keluhan warga tentang hal ini.Mulai hari ini, Saya dan Pak Bupati tidak mendengar atau menerima pengaduan lagi apabila ada resep yang mengharuskan pasien untuk membeli obat di luar dari lingkungan rumah sakit ini,” tandasnya.
Sebagai lembaga pelayanan Agus Boli meminta pihak managemen RSDU Larantuka untuk mengedepankan aspek sosial oriented ketimbang profit oriented. Oleh karena itu masyarakat harus dilayani secara prima dan manusiawi.
Dalam sidak kali ini di RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka, Wabup Agus Boli sebelum meninjau ruangan apotik dan melihat secara dekat persediaan obat-obatan, juga meninjau langsung ruangan VIP, ruangan instalasi gizi, ruangan anak, ruangan nifas, dan sejumlah ruangan lainnya di dalam lingkungan rumah sakit. (Ola)