PORTALNTT.COM, LABUAN BAJO – Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome (MDT) mengatakan, musuh terbesar kita di NTT adalah kemiskinan dan pengangguran untuk itu kita harus mencari cara yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Keberhasilan yang diraihnya saat ini, merupakan hasil kerja keras pemerintah dan masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan bersama.
“Membangun Sabu Raijua yang penuh keterbatasan tidak gampang, namun dengan kerja keras yang kita lakukan ada perubahan signifikan yang terjadi. Contohnya, waktu kami memerintah PAD hanya 300 juta dan saat ini PAD telah meningkat menjadi 32 Milyar. Tahun depan PAD Sabu Raijua akan meningkat tajam karena kita sudah jual garam dan air Oasa. Dua Produk dari Sabu Raijua ini harus dikenal dan bisa diterima masyarakat dan pasar di NTT,” kata Marthen disambut tepuk tangan hadirin, saat menggelar diskusi publik dengan sejumlah masyarakat di Aula Stela Maris di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Senin, (5/9/2016).
Kedatangan Marthen Dira Tome di Labuan Bajo dalam rangka memenuhi undangan dari kaum muda di wilayah tersebut untuk berbagi pengalaman pembangunan di Kabupaten Sabu Raijua.
Selain untuk menghadiri diskusi publik, kedatangan Marthen Dira Tome di sejumlah Kabupaten di Pulau Flores adalah untuk memperkenalkan sekaligus memasarkan Garam nataga dan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Oasa kepada masyarakat di Manggarai Barat.
MDT mengungkapkan bagimana perjuangannya menemukan potensi di Sabu Raijua hingga akhirnya mampu membuka lahan tambak garam yang kini telah diantarpulaukan ke berbagai wilayah di luar NTT. Tidak hanya itu ada tiga pabrik di Sabu Raijua yang telah berproduksi yakni pabrik garam, pakrik air mineral Oasa dan pabrik pengolahan rumput laut.
“Tambak garam dan tiga pabrik yang ada telah menyerap tenaga kerja yang cukup banyak di Sabu Raijua,” ungkap Marthen.
Pada kesempatan tersebut Marthen Dira Tome juga mengungkapkan kekagumannya terhadap potensi di Manggarai Barat.
“Labuan Bajo adalah surga yang jatuh ke bumi. Tuhan telah mengaruniakan daerah ini dengan begitu banyak kekayaan, tinggal bagimana kita mengolahnya untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Dira Tome.
Di sela-sela pemaparannya itu, MDT pun menyampaikan niatnya untuk maju sebagai calon gubernur NTT.
Menurutnya, potensi alam NTT sangat luar biasa, asal saja pemerintah punya niat untuk membangun. Sayangnya, hasil pertanian, kelautan, dan sumber daya alam lainnya dinikmati orang dari luar NTT.
“Andai saja masyarakat NTT memberi kepercayaan kepada saya menjadi Gubernur NTT, lumbung padi kita dari Lembor, Mabar,” kata MDT disambut tepuk tangan.
Menurut MDT, jika kelak masyarakat NTT memberi amanah kepadanya untuk menahkodai provinsi ini selama lima tahun, hal yang dikerjakan adalah mengatasi kemiskinan yang terus menjadi stigma.
“Dua persoalan besar yang harus dilakukan di NTT adalah masalah kemiskinan dan pengangguran. Jika rakyat NTT memberi kepercayaan, persoalan ini segera tuntas,” Pungkas Bupati dua periode ini.
Salah satu peserta diskusi yang juga aktivis LSM Sunspirit For Justice and Peace di Manggarai Barat, Kris Somerpers menilai Marthen Dira Tome sebagai “Bupati bajingan” dari NTT yang layak menjadi Gubernur NTT.
Menurut dia, keberhasilan bupati Sabu Raijua menjadi sebuah gambaran bahwa di NTT ada pemimpin yang memiliki prestasi seperti pemimpin di daerah lain. “Kalau Ramses Lalongkoe dalam bukunya menyebut Ahok adalah “Pemimpin Bajingan”, di NTT kita juga punya bupati bajingan seperti Pak Bupati Sabu Raijua, kita patut memberi penghargaan terhadap perestasi yang Pak Bupati telah buat” ujar Kris.
Menanggapi pernyataan Kris, Dira Tome mengaku sangat berterima kasih karena mendapat dukungan yang begitu luar biasa dari warga Labuan Bajo. Dia berharap kedepannya bisa terus melakukan kerja-kerja nyata yang mampu memberi kesejahteraan bagi rakyat. (Tim)