Gagal Pimpin Bank NTT, Umbu Praing Hilang dari Panggung Pelantikan Direksi dan Komisaris

  • Whatsapp

PORTALNTT.COM, KUPANG – Ada pemandangan menarik dalam acara pelantikan jajaran Direksi dan Komisaris Utama Bank NTT periode 2025–2030 oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena di kantor Gubernur NTT, Kupang, Kamis (13/11/2025).

Sosok Umbu Praing, yang sebelumnya digadang-gadang menjadi calon kuat Direktur Utama Bank NTT, justru tidak tampak dalam acara resmi tersebut. Ketidakhadirannya memunculkan beragam spekulasi di kalangan publik dan internal perbankan daerah.

Padahal, dua mantan pejabat tinggi Bank NTT, Chris Adoe, mantan Direktur Kepatuhan, dan Hilarius Minggu, mantan Direktur Kredit sekaligus Pelaksana Tugas Direktur Teknologi Informasi hadir dalam pelantikan tersebut dan tampak berbaur bersama undangan lainnya.

Absennya Umbu Praing menjadi sorotan karena sebelumnya ia disebut-sebut memiliki peluang besar untuk memimpin Bank kebanggaan masyarakat NTT itu. Namun, dalam keputusan akhir, nama Umbu tak masuk dalam komposisi Direksi maupun Komisaris yang dilantik karena gagal fit and proper test di OJK.

Sejumlah pihak menilai, ketidakhadiran Umbu Praing bisa dibaca sebagai bentuk kekecewaan atas hasil seleksi yang tidak berpihak padanya. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa alasan ketidakhadiran Umbu murni karena faktor pribadi dan bukan bentuk protes.

Terlepas dari itu, pelantikan yang berlangsung khidmat tersebut menandai dimulainya era baru bagi Bank NTT di bawah kepemimpinan baru yang diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam tata kelola dan kinerja keuangan bank daerah tersebut.

Gubernur Laka Lena dalam sambutannya menegaskan, Pemerintah Provinsi NTT sebagai pemegang saham pengendali akan memberikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah transformasi yang dijalankan direksi baru.

Ia berharap Bank NTT mampu menjadi motor penggerak ekonomi daerah, terutama dalam pembiayaan bagi sektor produktif seperti UMKM, pertanian, perikanan, dan peternakan, sektor-sektor yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat NTT.

“Bank NTT harus menjadi bank rakyat NTT. Bank yang bukan hanya besar secara aset, tetapi juga besar dalam kepedulian dan pelayanan kepada masyarakat kecil,” tutur Gubernur Melki Laka Lena.

Sementara Direktur Utama Bank NTT, Charlie Paulus menegaskan komitmennya untuk menjadikan Bank NTT sebagai lembaga keuangan yang kuat, modern, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat NTT.

Kita ingin Bank NTT bukan sekadar bank daerah, tetapi menjadi penggerak utama ekonomi masyarakat NTT. Setiap kebijakan yang kami ambil diarahkan untuk membawa perubahan nyata, meningkatkan efisiensi, dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan,” ujar Charlie Paulus optimistis.

Dalam arah kebijakannya, Charlie menegaskan bahwa penanganan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL)menjadi fokus utama. Ia menilai, keberhasilan mengatasi kredit bermasalah akan menjadi fondasi penting dalam memperkuat kinerja keuangan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap Bank NTT.

Kredit bermasalah itu cukup besar sekarang. Saya akan membuat tax Force khusus untuk mengatasi yang bermasalah ini,” tegasnya.

Selain memperbaiki kualitas kredit, Charlie juga mendorong efisiensi internal dengan menekan berbagai hal yang dianggap boros. Menurutnya, efisiensi bukan berarti pengurangan semangat kerja, tetapi penataan ulang agar setiap sumber daya digunakan tepat sasaran dan menghasilkan kinerja optimal.

“Program-program penghematan. Tapi bidang-bidang yang mana saya mau perhatikan dulu. Yang boros-boros itu harus dikurangi. Itu aja kalau diperbaiki sudah bagus,” tandasnya.

Di balik semarak pelantikan, bayang-bayang dinamika dan rivalitas internal dalam proses pemilihan Direksi tampaknya belum benar-benar mereda. Absennya satu nama besar seperti Umbu Praing menjadi simbol bahwa setiap perubahan besar selalu meninggalkan cerita tersendiri di balik panggung resmi.

Komentar Anda?

Related posts