PORTALNTT.COM, ATAMBUA – Kehamilan merupakan hal yang diinginkan setiap pasangan suami istri. Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang fisiologis bagi seorang perempuan, tetapi selama kehamilan dan persalinan tidak menutup kemungkinan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan baik dalam masa kehamilan maupun saat proses persalinan, hal ini yang dialami Natalia Ela Sonya (22) peserta Program Jaminan Kesehatan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) saat melahirkan anak pertamanya.
Saat ditemui tim Jamkesnews di rumahnya Kamis (29/5) dengan senyuman hangat wanita yang sering di sapa Sonya ini sedikit membagikan pengalamannya mengenai Program JKN-KIS.
“Waktu itu di pagi hari saya sudah mulai merasa kontraksi, awalnya kontraksinya hilang muncul tetapi sampai sore hari kontraksinya semakin lama semakin sering sampai saya sudah tidak tahan dan meminta suami serta ibu saya untuk mengantar saya ke puskesmas umanen,” ujar sonya.
Sesampainya di puskesmas dan diperiksa oleh bidan di puskesmas, dan betapa kagetnya ia mendengar kondisi janin yang ada di dalam rahimnya.
“Ibu bidan bilang saya sudah buka 3 cm tetapi detak jantung anak saya tidak berada dalam batas normal, saat itu saya langsung panik dan menangis, tetapi bidan menguatkan saya kalau saya tidak boleh stres karena nanti akan berpengaruh dengan bayi saya,” pungkasnya.
Setelah dijelaskan oleh bidan dipuskesmas mengenai kondisi janinnya akhirnya ia dirujuk ke fasilitas ke RSUD Mgr Gabriel Manek Atambua.
“Tiba di rumah sakit, dokter langsung periksa dan dokter menyarankan kalau saya harus segera di operasi karena kondisi janin saya yang tidak memungkinkan untuk saya melahirkan secara normal,” tambah sonya.
Saat itu pikirannya semakin kacau karena memikirkan biaya operasi yang pastinya tidak murah dan juga ia takut dioperasi.
“Awalnya saya khawatir dengan besarnya biaya operasi Caesar yang akan saya jalani, tetapi petugas di rumah sakit menjelaskan karena saya peserta JKN-KIS jadi saya tidak takut biaya karena ditanggung oleh BPJS Kesehatan begitu pula dengan bayi saya yang nantinya akan berada di ruang bayi. Betapa leganya saya mendengar penjelasan tersebut, dari situ saya sudah mulai tenang dan fokus untuk operasi yang akan saya jalani. Puji Tuhan dari mulai selesai operasi sampai saat ini, saya dan anak saya sehat dan baik – baik saja. Semua itu berkat adanya program JKN-KIS. Terima kasih buat peserta lain yang sudah bergotong royong membantu sesama seperti saya yang saat itu memang sangat membutuhkan bantuan untuk biaya operasi Caesar,” ujar Sonya.
Menutup perjumpaan, Sonya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama – sama bergotong royong untuk saling membantu sesama melalui Program JKN-KIS.
“Kita tidak pernah tau kapan kita sakit, kapan kita membutuhkan pertolongan, tetapi dengan menjadi peserta JKN-KIS, kapanpun kita sakit banyak orang yang selalu siap bergotong royong untuk membantu,” tutup Sonya. (PN)