PORTALNTT.COM, MAUMERE – Potret kemiskinan masih terjadi di Kabupaten Sikka. Seperti yang dialami Theresia Udju warga RT 08/RW 04 Kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok. Janda berusia 44 tahun ini hidup bersama anak perempuan yang berusia 7 tahun digubuk reot berukuran 2 x 2 meter.
Bangunan rumah yang terbuat dari kertas karton dan beralaskan bamboo, selama ini menjadi tempat berlindung dari sengatan matahari dan dinginnya udara bersama putrinya semata wayang. Mereka tinggal digubuk tersebut karena kemiskinan yang dialaminya, bisa bayangkan jika hujan turun bagaimana rumah itu.
Theresia Udju yang mengalami penyakit kanker kulit selama 24 tahun harus bekerja untuk mencari nafkah dengan mencuci pakaian tetangganya agar bisa membayar biaya pendidikan anaknya.
Saat ditemui PortalNTT di kediamannya Theresia Udju yang biasa disapa dengan mama erna mengaku, kesehariannya hanya bisa mencuci pakaian tetangga agar dapat membeli beras dan biaya pendidikan anaknya, Rabu (13/07/2016).
“Sejak mengalami penyakit yang semakin parah maka saya tidak lagi mencuci pakaian tetangga, sehingga hanya menunggu bantuan dari tetangga atau warga yang prihatin dengan diri saya,” tandasnya.
Menurut Mama Erna ketika mengalami kanker kulit yang menyerang seluruh tubuhnya dia tidak pernah bekerja, biarapun bekerja pasti tetangga menolak karena kondisi tubuhnya yang terserang penyakit kulit yang akan membuat tetangga melihat dirinya merasa jijik dengan kondisinya.
“Kondisi sakit yang saya alami tidak pernah pergi periksa ke puskesmas karena saya tidak ada biaya untuk mengobati,” tuturnya dengan wajah berlinang air mata.
Ia menambahkan juga selama ini tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah seperti beras raskin, KIS dan KIP padahal sudah tinggal di kelurahan kota uneng selama 23 tahun lamanya.
Theresia udju berharap, dengan kondisi ini ada perhatian dari Pemerintah khusus dapat membantu membiaya pendidikan anaknya yang masih sekolah.
Hal yang sama juga ditambahkan oleh anaknya Ernawati Tari bocah berusia 7 tahun mengatakan ketika ibunya sakit dia harus berusaha mencari uang dengan cara mencuci pakaian orang atau menjaga anak orang agar mendapatkan uang untuk membiayai ibunya.
“Saya berangkat kesekolah tidak pernah sarapan pagi hanya minum air putih saja kalau ada nasi itupun kalau ada pemberian dari tetangga,” kata siswa SD Sinde Kabor ini.
Gadis belia ini mengatakan kalau pulang dari sekolah kadang-kadang di rumahnya tidak ada makan, sehingga kalau dirinya lapar pasti meminta makan siang di tetangga ataupun membantu cuci piring baru ia dikasih makan.
“Kalau hujan besar pasti saya dengan ibu tidur di depan teras rumah tetangga,” katanya dengan malu-malu. (An)