PORTALNTT.COM, SOE – Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang melalui Program Studi Pendidikan Seni Keagamaan dan Konseling Kristen menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Merajut Kreatifitas Guru Seni: Inovasi Pembelajaran Berbasis Deep Learning di Era Digital” pada 2–4 September 2025 di Hotel Timor Megah Soe. Sebanyak 25 guru Seni dari berbagai SMP di Kota Soe ambil bagian dalam kegiatan ini.
Pelatihan dimulai pada Rabu (3/9/2025) dengan registrasi peserta oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Keagamaan, Dekris Apriano Taek. Doa pembuka dipimpin oleh Yosefina Metan, M.Pd., dan kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan Pendidikan Seni dan Konseling Kristen, Dersy R. Taneo, M.Pd.K, bersama tim PKM.
Sesi pertama menghadirkan Yohanes Baun, M.Pd., dengan materi “Pembelajaran Mendalam: Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua.”
Ia menekankan pentingnya pembelajaran yang tidak sekadar fokus pada hafalan, tetapi mendorong peserta didik memahami makna, melakukan refleksi, serta menghubungkan konsep-konsep penting dalam proses belajar. Menurutnya, pendekatan ini sangat relevan dalam pembelajaran seni yang menuntut kreativitas.

Materi selanjutnya dibawakan oleh Alexander Y. T. Tetik, S.Pd., Gr., M.Pd., yang memulai sesi dengan ice breaking dan lagu penyemangat. Ia menjelaskan prinsip dasar asesmen, jenis-jenis asesmen, serta penerapannya dalam pembelajaran seni berbasis deep learning. Alexander juga memberikan contoh instrumen asesmen yang dapat langsung digunakan guru di kelas.

Pada sesi ketiga, Steffi Eka Permatasari R. A. Ratu, M.Pd., mengajak peserta mengeksplorasi berbagai cara memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat konten kreatif. Para guru belajar membuat ilustrasi digital, desain visual, musik, hingga konsep karya seni berbasis AI sebagai materi pembelajaran yang lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan teknologi.

Di bagian akhir kegiatan, peserta mendapat pendampingan dalam menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) yang terintegrasi dengan konsep deep learning serta praktik langsung pembuatan materi berbasis AI. Banyak guru menyampaikan bahwa pendampingan ini sangat membantu, karena seluruh materi dapat mereka coba secara langsung.
Ketua Tim PKM menyampaikan apresiasi dan harapannya agar kegiatan serupa terus dilakukan untuk memperkuat kompetensi guru seni di era digital.
“Kegiatan ini memberikan kontribusi besar bagi pengembangan kurikulum seni yang relevan dengan perkembangan teknologi. Kami berharap guru-guru semakin siap menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.
Antonia Nau, S.Pd., Gr., dari SMP Negeri 1 Soe, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat membuka wawasan.
“Kami belajar bagaimana membuat pembelajaran seni lebih mendalam dan kreatif melalui teknologi digital dan AI,” tuturnya.
Sementara itu, Nobertus Lado, S.Pd., dari SMP Kristen 2 Soe, menilai suasana pelatihan sangat menyenangkan.
“Pelatihannya interaktif dan penuh kolaborasi. Kami bisa langsung mencoba hal-hal baru, sehingga terasa sangat bermanfaat,” ujarnya.
Sebagai penutup, kegiatan PKM ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis guru, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menciptakan pembelajaran seni yang lebih inovatif, relevan, dan humanis di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat. Program ini menjadi langkah nyata IAKN Kupang dalam memperkuat kualitas pendidikan seni di Nusa Tenggara Timur.







