PORTALNTT.COM, KUPANG – Bakal calon Bupati Alor Imanuel E Blegur berencana akan segera membangun pabrik pengolahan kemiri di daerah Mola, Kabupaten Alor.
Menurut dia, NTT terkhusus Alor merupakan penghasil kemiri dengan kualitas yang baik. Hampir 70-80 % masyarakat Alor mengantungkan hidupnya dari penjualan kemiri. Sementara harga kemiri itu sendiri tidak stabil dan selalu terjadi fluktuasi harga yang cukup tinggi dan harga kemiri di Alor ditentukan oleh Surabaya.
Ima menjelaskan, pembangunan pabrik bertujuan untuk menstabikan harga sehingga akan menguntungkan masyarakat selain itu bisa mengolah berbagai tipe kemiri sesuai dengan kebutuhan.
“Kita rencana tanggal 10 November 2016 akan mengadakan seminar nasional tentang industrialisasi kemiri. Setelah itu direncanakan bulan Januari mulai dibangun pabrik pengolahan kemiri itu di Mola, lokasinya tidak jauh dari kota Kalabahi. Untuk membangun pabrik ini diperlukan waktu sekitar satu setengah tahun tapi saya minta dipercapat sehingga bisa berproduksi sekitar akhir tahun depan. Dan semua ini dengan biaya sendiri,” ucapnya saat ditemui PortalNTT di kediamannya, Senin (02/10/2016) malam.
Menurut Ima pabrik pengolahan kemiri ini ada 3 versi Besar, Sedang dan Kecil.
“Kalau yang besar itu dia mampu mengelolah kemiri 60ton/jam, satu hari 10 jam. Yang sedang itu 5ton/jam, satu hari 10 jam. Tingkat kesediaan kemiri di Alor itu satu tahun hanya 4 ribu ton jadi saya memilih paling kecil yang lebih dekat ke home industry, 1ton/jam jadi sehari 10 jam berarti 10 ton,” jelas politisi Golkar ini.
Diakuinya pabrik pengolahan ini bisa menghasilkan beberapa jenis komoditi namun Dia lebih tertarik untuk pembuatan Coffe Soap (sabun berbahan dasar kemiri beraroma kopi) bisa juga beraroma vanili tergantung kebutuhan, karena sabun-sabun ini biasa digunakan di SPA dan restoran-restoran terkenal dan para artis.
Ditanya terkait respon masyarakat terhadap niatnya ini, Ima mengatakan masyarakat sangat antusias akan tetapi masyarakat ingin melihat bukti terlebih dahulu.
Oleh karena itu, Diakuinya saat ini mesin pengolahan tersebut telah dirancang di Medan dengan bantuan 3 orang temannya tamatan dari ITB, satunya ahli mesin, biokimia dan pemasangan.
“Kalau sudah bersifat industry bahan bakunya tidak boleh stop sehingga nanti akan dikembangkan jenis kemiri baru yaitu kemiri sunan, tingginya tidak seperti kemiri yang ada dan sudah bisa berbuah 3-4 tahun. Satu pohon itu bisa menghasilkan 50kg, buahnya lebih besar dan minyaknya lebih banyak,” ucap mantan Ketua GMKI ini. (Jefri)