Penulis: Daniel Timu
PORTALNTT.COM, ROTE NDAO — Gelombang desakan warga Thie Timur di Kecamatan Rote Barat Daya kembali menguat. Bukan tanpa alasan, angka pasien yang terus melonjak, jarak tempuh menuju Puskesmas Batutua di Desa Oehandi yang terlalu jauh, kondisi jalan yang sebagian besar masih rusak-rusak hingga fasilitas kesehatan yang tak mampu menampung kebutuhan masyarakat, telah menjelma menjadi potret nyata krisis pelayanan kesehatan di wilayah itu.
Di 8 Desa Thie bagian Timur, yakni Desa Lekik, Dalekesa, Dolasi, Sanggandolu, Mbokak, Oelasin, Fuafuni dan Oebatu, warga masih harus menempuh perjalanan panjang hanya untuk mendapatkan pemeriksaan dasar, baik untuk Ibu hamil, pasien penyakit kronis, hingga anak-anak yang membutuhkan layanan cepat.
Pada kondisi tersebut sering kali warga terhambat waktu dan biaya transportasi yang tak sedikit. Hal ini tak jarang memperburuk keadaan pasien, bahkan bisa memunculkan kasus-kasus keterlambatan penanganan medis yang sebenarnya bisa dicegah.
Beberapa Tokoh Masyarakat setempat saat dikonfirmasi media ini menjelaskan bahwa keadaan mereka di wilayah Thie Timur sangat membutuhkan perhatian pemerintah daerah Rote Ndao, untuk membangun Puskesmas baru di wilayah tersebut guna mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Salah satu warga Thie Timur yang dikonfirmasi media ini, yakni Johanis Sanda yang juga Maneleo (Kepala Suku) Mesafeo di Desa Mbokak mengatakan bahwa masyarakat di Thie Timur sangat membutuhkan adanya Puskesmas baru di wilayah Thie Timur.
“Kami butuh puskesmas baru di wilayah Thie Timur ini supaya kalo mau berobat kami tidak susah jalan jauh sampai Puskesmas Oehandi atau ke RSUD Ba’a yang lebih jauh dari sini,” ungkap Johanis Sanda, Maneleo (Kepala Suku Mesafeo) di Desa Mbokak.
Hal senada juga disampaikan oleh Imanuel Da’y, Maneleo atau Kepala Suku Le’e di Desa Oebatu. Imanuel Da’y mengatakan bahwa jika Pemerintah Daerah Rote Ndao membangun Puskesmas baru di wilayah Thie Timur tentu akan sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.
“Kami perlu ada puskesmas baru disini karna untuk ke Puskesmas Batutua jaraknya jauh, apalagi jalan disini masih rusak-rusak. Kami berharap Pemerintah bisa mendengar dan menjawab kebutuhan kami,” ucap Imanuel Da’y, penuh harap.
Masyarakat juga menyatakan bahwa mereka sangat siap menghibahkan tanah mereka jika Pemerintah Daerah Rote Ndao bersedia untuk menjawab keluhan mereka dengan membangun Puskesmas baru di wilayah Thie Timur.
Sementara itu, sesuai dengan data yang diperoleh media ini dari Plt. Kepala Puskesmas Batutua Welhelmina D. Leoanak, S.Tr.Keb, saat dikonfirmasi media ini pada, Jumat (14/11/2025) menjelaskan bahwa angka orang sakit di 8 desa di wilayah Thie Timur cukup tinggi.
Tercatat sepanjang tahun 2025 ini saja angka pasien rawat jalan dari 8 Desa tersebut mencapai 1.832 orang, yang datang berobat di Puskesmas Batutua dengan berbagai keluhan penyakit yang di alami. Sedangkan yang rawat inap berjumlah sekitar 13 orang. Angka pasien rawat inap itu juga berpeluang akan meningkat, apalagi saat ini wilayah Rote Ndao sudah mulai masuk musim penghujan yang biasanya akan muncul penyakit musiman seperti Demam Berdarah, Malaria, Diare, dan penyakit lainnya.
Angka pasien rawat jalan sebanyak 1.832 orang dari 8 Desa di wilayah Thie Timur tersebut, antara lain ;
Desa Dolasi sebanyak 422 orang, Desa Dalekesa sebanyak 164 orang, Desa Sanggandolu sebanyak 202 orang, Desa Mbokak sebanyak 124 orang, Desa Oelasin sebanyak 360 orang, Desa Fuafuni sebanyak 161 orang, dan Desa Oebatu sebanyak 184 orang. Angka yang cukup tinggi tersebut tentunya perlu ditangani dengan penambahan fasilitas kesehatan yang menunjang di wilayah Thie Timur.
Kepada media ini, Plt. Kepala Puskesmas Batutua menjelaskan bahwa memang pihaknya terkendala jarak yang cukup jauh ke wilayah Thie Timur. Tetapi pihaknya tetap meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah Thie Timur dengan melakukan pelayanan Puskesmas Keliling (Pusling) turun langsung ke setiap desa di Kecamatan Rote Barat Daya untuk berbagai program pelayanan kesehatan seperti KIA (Kesehatan Ibu & Anak) Keluarga Berencana, pelayanan Gizi dan Posyandu, Imunisasi, Sosialisasi dan penanganan Penyakit menular maupun tidak menular, pelayanan ODGJ, dan lainnya.
“Transportasi dan jarak memang mempengaruhi jangkauan pelayanan, apalagi di musim hujan seperti ini. Sedangkan Tenaga dokter yang ada hanya 2 orang, bila berhalangan maka sangat sulit untuk melayani baik pasien rawat jalan maupun rawat inap,” Jelas Welhelmina D. Leoanak, S.Tr.Keb, Plt. Kepala Puskesmas Batutua.
Desakan pembangunan Puskesmas baru di wilayah Thie Timur bukan hanya soal infrastruktur, tetapi soal keadilan pelayanan publik. Wilayah dengan jumlah populasi yang cukup besar dan sementara angka orang sakit juga tinggi, seharusnya menjadi prioritas dalam pemenuhan layanan dasar, bukan sekadar terpinggirkan oleh adminstrasi dan birokrasi.







