PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Arkhimes Molle,SH,MA, (47) adalah anak seorang petani terlahir di Desa Boni, sebuah perkampungan sunyi di ujung barat wilayah Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao pada 17 Agustus 1965.
Anak tunggal pasangan Soleman Molle (alm) dan Asnat Molle – Lete ini selalu menampakkan ciri senyum dan sikap rendah hati. Ia hanya sosok yang apa adanya sejak kecil hidup dalam keadaan rupiah orangtua yang amat minim. Kemudian masuk dalam mengolah ilmu dan merajut pelajaran sampai akhirnya menyelesaikan studinya di SD Inpres Aduoen – Desa Boni.
Berkat asuhan gurunya, Ibu Yuliana Lenggu (mantan Kepala SDI 3 Baa) dan Bimbingan Bapak E Z Lenggu. Almarhum kepala SD Inpres Aduoen kala itu yang mendorongnya menatap cita-cita dan masa depan. Dalam usia yang masih belia itu, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Loaholu – Oelua (sekarang SMP Neg 1 Rote Barat Laut), sebuah lembaga pendidikan swasta di Desa Oelua yang letaknya di sekitar 20an Km dari kampung halamannya di Desa Boni
Lembaga Pendidikan swasta yang dirintis oleh Samuel Pah ini, tidak beraktifitas lama karena setelah dua tahun mendirikan lembaga ini, Ia meninggal dunia.
Tiap hari sekolah, Mes Molle begitu biasanya disapa dengan akrab bersama teman-teman diantaranya Arkhalaus H. Lenggu,S.Pd,M.Si, Lasarus Henukh dan Abed Mbaen harus jalan kaki menapaki langkah menuju Oelua untuk menimba ilmu di lembaga pendidikan tersebut sampai pada 1979 kemudian lanjutkan ke SMP Negeri 1 Baa (Sekarang SMP Negeri 1 Lobalain). Tiga tahun lebih lamanya, menyeka peluh dalam menimba ilmu di SMP Negeri 1 Baa yang dipimpin Manase Fuah (Alm) ini tamat 1983.
Selepas dari SMP Negeri 1 Baa-Lobalain, kemudian berlayar menuju Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Pulau Timor untuk melanjutkan pendidikannya. Cita-citanya ingin menjadi Guru tumbuh dari sang Ibu guru yang penuh kasih dalam mengajar yakni Ibu Yuliana Lenggu ini memotivasinya jatuhkan pilihan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Kupang, kini sudah ditutup oleh pemerintah dan berubah nama menjadi SMU Negeri 5 Kupang.
Setelah tamat dari SPG pada 1986, Arkhimes Molle melanjutkan ke Pendidikan Teologi di Batu Malang – Jawa Timur. Belum selesai studi Ia memilih pulang kampung lantaran menolak diutus untuk paktek di Sintang Kalimantan Barat.
Ia pun kembali kemudian diangkat menjadi Guru Tidak Tetap oleh Yayasan Pendidikan Kristen (Yupenkris) di SMA Kristen Baa (Sekarang SMA Kristen Siloam Metina) sekaligus ditetapkan dengan SK Kepala SMA Kristen Baa, Yunus Ufi BA (Mantan Kadis Pariwisata Kab Rote Ndao) menjadi Kepala Tata Usaha sampai 1994 dan Guru Kontrak Daerah Propinsi NTT di SD Inpres 3 Baa hingga 2004Selepas dari dunia pendidikan, Arkhimes Molle banting setir ke aktifitas jurnalistis pada beberapa media cetak antara lain Harian Umum Surya Timor, Suara Timor, Tabloid Suara Flobamora, Udik, Mingguan Metro Kupang, Rote Ndao Pos(sekarang Erende Pos), Media Onine Zonaline News, Beranda Nusantara dan mendirikan Yayasan Rote Media Pers sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan penerbitan media cetak dan melalui Yayasan yang di pimpinnya, Arkhimes Molle, mendirikan Sekolah Tinggi Teologi di Bogor – Jawa Barat.
Seiring dengan terbentuknya Kabupaten Rote Ndao Ia mendirikan sejumlah media cetak antara lain Tabloid Suara Rote, Media Rote Ndao dan Satria Pos, Tabliod Mingguan Aspirasi Debest. Kemudian dengan Motto “ sekali menetes enggan mengering” merintis Media Online Aspirasi Nws, Revolusi News dan Media Online Pena Emas sebagai media lokal anak daerah yang menjadi wadah menyalurkan aspirasi informasi masyarakat Rote Ndao.
Selesai meraih Strata satu program Teologi di Bogor Theological Institut, belum membuat mantan Pemimpin Redaksi Tabloid Suara Rote ini jerah untuk belajar ditengah kesibukan karena baginya kesempatan itu tidak datang dua kali.
Kemudian kembali menimbah ilmu untuk menyelesaikan S1 Program Studi Ilmu Hukum pada Universitas Nusa Lontar – Rote dan selanjutnya S2 – Pastoral dan Kepemimpinan Kristen pada STTN – Bogor 2011. sebagai ladang terakhir menimba ilmu pengetahuan.
Aura kepemimpinan anak Rote asal Nusak Lailete – Dengka ini mulai terpancar ketika menjadi Sekretaris OSIS SPG Negeri Kupang dari 1985-1986. Dan menitih karier Jurnalistik dibawah asuhan sang Bapak bertangan dingin Wens Jhon Rumung hingga akhirnya setelah Rote Ndao menjadi Kabupaten berpisah dari induknya Kabupaten Kupang pada tahun kedua (2004) mendorong impiannya untuk memilih arena politik.
Arena Politik mulai diawalinya Pada 2002-2003, menjadi Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Kristen Indonesia Kabupaten Rote Ndao dibawah Nakoda Ibunda Horry Fanggidae Ndolu sebagai Ketua DPP Parkindo. Namun, kemudian tidak lolos menjadi partai peserta Pemilu 2004 dan Arkhimes Molle memilih Partai Nasional Banteng Kemerdekaan sebagai Wakil Ketua DPC Kabupaten Rote Ndao 2003- 2008
Langkah politik putra anak petani dari Nusak Lailete sebutan khas untuk Kerajaan Lailete pada jaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1662 itu, sebelum terjadinya penggabungan tiga Nusak menjadi Kerajaan Nusak Dengka, mulai mengerucut ketika memasuki Pemilu 2004. Ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao masa bhakti 2004-2009 melalui pintu PNBK dan terpilih pula menjadi Ketua Komisi D dan Wakil ketua Fraksi Gabungan DPRD Kab Rote Ndao dari 2004-2006.
Di tengah bergulirnya waktu terjadilah perubahan regulasi di badan Legislatif, Arkhimes Molle yang juga anggota Panitia Anggaran, Panitia Legislasi dengan berkekuatan dua orang anggota legislator asal PNBK ini terpilih menjadi Ketua Fraksi Gabungan DPRD Kab Rote Ndao 2006-2009
Selepas jeda di lembaga legislatif, masuklah periode pemilihan 2009-2014, PNBK tidak lagi lolos sebagai Partai Peserta Pemilu akibat tidak memenuhi persyaratan prosentasi 2,5% suara, Arkhimes Molle melepas induk Partai yang menghentarnya ke kursi legislative 2004, hengkang dengan merintis kepengurusaan Partai “Kepala Garuda” milik sang Dewan Pembina Prabowo Subianto.
Sebagi Partai yang baru lahir diera reformasi, dibawah asuhannya sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kab Rote Ndao 2009 -2012 mendulang tiga orang calon menjadi anggota legislator dan peringkat tiga di lembaga DPRD Kab Rote Ndao sekaligus merebut posisi wakil Ketua di Legislatif walaupun Ia sendiri belum berkesempatan untuk lolos dari Partai yang diasuh ini.
Dalam berpolitik tidak ada yang abadi tetapi tidak dipungkiri pula bahwa tidak ada yang sejati dalam persahabatan politik, yang ada adalah kita harus “Pantang menyerah” untuk berjuang mencapai tujuan meskipun jalan yang kita lalui tak sama.
Tatkala partai Gerindra ini mengalami revisi kepengurusan Partai akhirnya membawah tongkat kepemimpinan DPC Gerinda beralih tangan 2012, Arkhimes Molle memilih lepas biduk parpol yang dibangunnya sejak dari nol termasuk rela melepaskan jabatannya sebagai Tenaga Ahli Fraksi Gerindra di DPRD menuju “Garuda Putih” Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia untuk berkiprah.
Sambil merefleksikan ilmunya sebagai Ketua Yayasan, Ia juga memimpin sejumlah lembaga dan Organisasi di tingkat Kabupaten Rote Ndao antara lain Ketua HIPKINDO, Pemantau Tk Wilayah NTT pada Lembaga Pemantau Penyelenggara Republik Indonesia (LPPN-RI), Staf Hukum dan HAM Lembaga Pemantau Penyelenggara Triaspolitika dan Ketua Dewan Pertimbangan HKTI Kab Rote Ndao dan masih ada Organisasi Sosial kemasyarakatan lainnya
Keterampilannya menjadi seorang pemimpin dan seorang yang menitih karier diarena politik terasa liwat latihan antara lain: Pusat Latihan Pengembangan Transmigrasi di Batu – Malang Jawa Timur 1987. Selain itu, Bimtek tingkat Nasional seperti Orientasi Pelaksanaan Tugas DPRD Kab/Kota, Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah & Renstra, Peningkatan Kompetensi Tugas & Kapasitas DPRD, Hak & Kewajiban Serta Fungsi Anggota DPRD Dalam Penyelenggaraan Pemda.
Selanjutnya, Bimtek Nasional Pembaharuan Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Rangka Pembahasan UU Nasional, Masalah Dan Implementasi Dalam APBD, Tehnik Penyusunan APBD yang Efektif,Efisien Transparan, Akuntabel Berdasarkan Permendagri, Pengembangan Kapasitas Kinerja Dan Keuangan Pemerintah Daerah , Pengelolaan Keuangan Daerah, Diklat Nasional Kepemimpinan dan Kaderisasi Partai Gerindra serta Seminar maupun Worshop tingkat Nasional lainnya
Penerima “The Leader Achives In Development Golden Award 2008” dari Citra Mandiri Indonesia di Jakarta 25 April 2008 ini yang pernah bersama teman-temannya di Fraksi Gabungan DPRD Kab Rote Ndao 2004 mengungkap 15 kasus korupsi di Kabupaten Rote Ndao kepada Tipikor Polda NTT tetap komitmen dan konsisten dengan kesejahtraan rakyat adalah harga dan nilai kepercayaan yang tidak bisa diabaikan dari kariernya.
Karenanya sejak 2002 hingga kini, kurang lebih puluhan tahun seanteru waktunya dihabiskan untuk menitih tugas Jurnalis dan Politik. Tidak heran kalau pemimpin Redaksi Media Online Pena Emas ini menata Partai Perindo di Rote Ndao setelah dilantiknya pada 24 April 2016 oleh menjadi Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten Rote Ndao ini pantang hengkang dari perjuangan menuju Indonesia Sejahtera.
“Dari bawah bertumbuh ke atas, Jauhkan perbedaan. Bersatu untuk satu tujuan” adalah mottonya Arkhimes Molle,SH,MA. besama Partai Perindo berjuang merebut pilihan dan harapan rakyat sesuai Visi – Missi Partai Perindo Untuk Indnesia Sejahtera optimis melangkah keatas sebagai Calon DPRD Propinsi NTT Pemilu Legislatif 2019.
Dengan pandangan politik santun “ Jangan bertanya bagaimana saya menjadi wakil rakyat tetapi bertanya mengapa saya harus menjadi Wakil Rakyat” Dalam perjalanan menuju lima tahun ke depan, Calon Anggota Legislatif Pemilihan Umum Anggota DPRD Propinsi NTT Daerah Pemilihan Dua dari Partai Persatuan Indonesia (PERINDO) ini dengan prinsip Pantang Menyerah bekerja untuk Rakyat dalam mewujudkan masyarakat mandiri dan rakyat sejahtera. Menawarkan program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang harus menjadi tanggungjawab perjuangannya bersama Mitra penyelenggara pemerintahan adalah melalui misi terwujudnya, Kemandirian ekonomi,kesehatan,pendidikan, pemerataan Pembangunan yang utuh dan adil serta memberantas Korupsi Birokrasi – Legislatif.
Arkhimes Molle, mengilhami secara mendalam prinsipnya “ Pantang Menyerah bekerja untuk Rakyat” adalah harga diri dan kepercayaan, tersebut karena ia tidak mau kehilangan jejak langkah dan identitas serta harga dirinya sebagai seorang anak petani yang terpilih menjadi wakil Rakyat nantinya untuk periode 2019-2024.
Menyadari akan dirinya sebagai anak Petani yang lahir dari kandungan seorang ibu Pedagang sirih pinang di emperan tokoh dan menyelesaikan pendidikannya dari hasil keringat sang idolah ayahandanya sebagai penjual ikan keliling di Kota Baa, Suami dari Adolfina Molle – Mafo dan ayah dari Arinsutrisno F. W. Molle,S.Th, Arvando Guntur Boni. Molle dan Ardo Januario.H. Molle ini bertekad untuk berjuang Pantang menyerah untuk rakyat setelah asas kepercayaan rakyat diperkenangkan Tuhan berpihak padanya.(*)