PORTALNTT.COM, KUPANG – Kepala Bappeda NTT, Wayan Darmawa mengatakan, pelayanan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Provinsi NTT belum optimal, khususnya di Kota Kupang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) posisi pelayanan air bersih saat ini mencapai 60 persen dari jumlah penduduk di NTT. Meskipun jumlah dan presentase telah mencapai lebih dari 50 persen tapi intensitas pelayanan air minum saat ini masih belum optimal.
“Di kota kupang saat ini intensitas pelayanan sangat tidak optimal, karena pelayanan air bersih dari PDAM macet dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Hampir semua kelurahan mengalami krisis air bersih,” jelas Wayan Darmawa saat membuka Work shop pembelajaran air bersih dan sanitasi yang diselenggarakan Plan Internasional Indonesia di di Swiss Bellin-Kristal Hotel Kupang, akhir pekan kemarin.
Menurutnya, ada banyak proyek dan pendekatan yang telah dilakukan untuk meningkatkan pelayanan air bersih, namun tidak berjalan maksimal. Desa-desa di NTT sampai saat ini masih banyak yang mengalami krisis air bersih dan juga masalah sanitasi.
“Proyek-proyek yang dijalankan itu gagal mewujudkan pelayanan air bersih karena ada proyek yang dilaksanakan secara parsial (sendiri-sendiri),” tandasnya.
Langkah yang diambil pemprov NTT saat ini, kata Dia, yakni mencanangkan pembangunan daerah terpadu berbasis desa/kelurahan. Melalui sistem pembangunan terpadu ini maka semua proyek dan progam dilaksanakan secara terpadu dengan meningkatkan partisipasi masyarakat.
“Sebaik apapun proyek dan program yang dilaksanakan jika tidak dilaksanakan secara terpadu dan artisipasi masyarakat yang minim maka proyek atau program tersebut pasti gagal,” tegasnya. (*/Epy)