PORTALNTT.COM, KUPANG – Manager Koperasi Kredit Swastisari cabang Oesao Martinus Daton Iker mencanangkan gerakan “Tabung Paksa, Paksa Tabung” dengan motto “Bersama katong, esok harus lebih bae”.
“Gerakan ini terinspirasi oleh program Bupati Kupang Ayub Titu Eki (Tanam Paksa, Paksa Tanam). Kalau seseorang memaksakan diri untuk menabung sesungguhnya itu dia melakukan investasi karena ke depan dia sendiri yang akan merasakan bukan orang lain,” kata Martinus pada PortalNTT, di ruang kerjanya, Senin (03/10/2016).
Martinus menegaskan, tujuan utama gerakan ini adalah untuk mensejahterakan masyarakat. Karena sejatinya jika seseorang menabung dia akan melakukan investasi jangka panjang, karena lembaga ini hadir untuk mensejahterakan anggota.
“Kalau tanpa ada sebuat kata paksa maka kita terkesan ogah-ogahan, tidak pernah menabung dan tidak punya apa-apa. Ini semua untuk kebaikan masing-masing orang bukan untuk kepentingan lembaga semata. Harapan saya ketika seseorang memaksakan untuk menabung, dia memiliki investasi jangka panjang dan dapat dimanfaatkan di kemudian hari,” katanya.
Dijelaskan, metode baru ini sangat luar biasa, karena setiap kali ada sosialisasi dimana-mana dirinya selalu menyerukan gerakan ini. Dan ternyata respon dari masyarakat begitu luar biasa, terbukti jumlah anggota semakin bertambah dan asset yang terus bertambah sesuai dengan target yang diberikan oleh General Manager pada Kopdit Swastisari cabang Oesao.
“Saya diberikan kewenangan target untuk memperoleh keanggotaan di tahun buku 2016 itu harus sebanyak 659 orang, sementara di bulan September kemarin sisa anggota yang harus saya peroleh itu tinggal 6 orang. Lalu asset yang ditargetkan di tahun buku 2016 itu harus Rp 25.018.000.000 dan pada bulan September asset kami sudah mencapai Rp 25.014.000.000, masih selisih sekitar Rp 300 juta lebih. Sehingga saya targetkan diakhir tahun buku 2016, asset kami akan mencapai Rp 29 miliar lebih,” jelas pria berdarah Adonara ini.
Baginya capaian target tersebut tidak terlepas dari tanggung jawab dan kerjasama yang dibangunnya bersama seluruh jajaran manajemen di Kopdit Swaastisari Cabang Oesao. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis sehingga setiap karyawan benar-benar menghargai tugas dan tangungjawabnya masing-masing secara baik dan benar.
“Saya selalu tekankan kepada mereka agar jangan menciptakan pribadi sebagai pegawai/karyawan swastisari karena itu berindikasi sebuah durasi waktu yang menurut saya hanya datang kerja, absen, pulang dan tidak ada hasil yang diperoleh. Saya menciptakan suasana agar mereka sebagai seorang aktifis, maksudnya mereka akan mengubah atau berusaha semaksimal mungkin dengan daya pikir mereka dan kreatifitas yang memperjuangkan nasib banyak orang terkhususnya anggota,” kata ayah dua orang anak ini.
Ditanyai terkait keberadaan koperasi kredit lainnya di Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan yang menjadi wilayah kerjanya, menurut Dia justru keberadaan kopdit-kopdit yang ada menjadi dewasa dalam banyak hal karena tanpa kompetitor dirinya merasa terntang untuk bagaimana mengembangkan koperasi yang dipimpinya menjadi lebih baik dengan menawarkan sejumlah program yang berpihak pada kesejahteraan anggota.
Lebih lanjut Martinus mengatakan dalam kepemimpinanya tentu ada kendala yang di hadapi di lapanga, seperti masalah yang selalu dikeluahkan anggota yaitu jarak tempuh bagi anggota untuk bisa sampai ke kantor cabang untuk melakukan transaksi baik simpanan maupun pinjaman.
“Kami sangat peka terhadap keluhan-keluhan di lapangan, sebagai jawaban dari itu telah dibuka beberapa kantor kas seperti di TTS, Pariti, Takari dan sementara diusulkan lagi untuk penambahan kantor-kantor kas pelayanan di Oemofa dan Amfoang Utara supaya dapat melayani anggota yang ada,” jelas pria yang terkenal selalu ramah dan murah senyum di kalangan anggota dan karyawannya.
Sementara itu salah satu anggota Kopdit swastisari, Anachi Dapa mengakui kalau dirinya sudah menjadi anggota kurang lebih empat tahun dan telah melakukan pinjaman sebanyak tiga kali untuk memperlancar kegiatan usaha kiosnya.
“Saya merasa sangat terbantu sekali setelah saya menjadi anggota Kopdit Swastisari. Dari sini saya bisa membangun rumah dan menyekolahkan anak-anak,” ucapnya dengan wajah berseri-seri.
Menurutnya pelayanan yang diterimanya selama menjadi anggota sungguh luar biasa.
“Kalau pak managernya baik sekali, kalau kami mau pinjam dan bertemu dia pasti kami diterima dengan senang hati. Dia juga selalu memotivasi kami supaya bisa memanfaatkan uang pinjaman itu dengan baik dan tidak lupa untuk mengembalikkannya,” jelasnya. (Jefri)