Oleh dr. Litri Y. A. Messakh, Dokter Umum Puskesmas Batutua
PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Dimulainya musim penghujan dengan banyaknya genangan air, mengakibatkan angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) semakin bertambah. Tercatat per tanggal 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di 213 Kabupaten / Kota di Indonesia dengan 124 kematian. Lalu, apa itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Jadi, penularannya tidak dapat terjadi secara langsung antar manusia tanpa melalui perantaraan gigitan nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat pada genangan air sehingga musim penghujan menjadi puncak angka kenaikan penyakit DBD.
DBD adalah penyakit yang dapat dicegah dan dapat disembuhkan. Tapi meskipun dapat disembuhkan, DBD perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi berupa syok yang berujung pada kematian.
Gejala atau keluhan pada penderita DBD diantaranya adalah : Demam akut atau mendadak selama 2-7 hari yang dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan atau sendi, nyeri di belakang bola mata, nyeri di uluh hati, mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan. Juga adanya perdarahan berupa bintik-bintik merah di badan, mimisan, perdarahan gusi, muntah darah, Buang Air Besar (BAB) darah, ataupun perdarahan dari tempat lain, hingga pemeriksaan laboratorium pada pasien juga bisa didapatkan kadar Trombosit (Keping-Keping Darah) dibawah normal.
Selain gejala-gejala tersebut, kondisi Penderita DBD dapat memburuk menjadi Dengue Shock Syndrome (DSS), yaitu kondisi dimana penderita dapat mengalami penurunan kesadaran berupa gelisah, lesu, atau bahkan tidak sadarkan diri, serta kaki dan tangan teraba dingin. Kondisi DSS sangat mengkhawatirkan karena dapat mengakibatkan kematian.
*Penderita DBD akan mengalami 3 fase perjalanan penyakit yaitu ; Fase Demam (berlangsung dari hari ke 1 sampai hari ke 4), Fase Kritis (Hari ke 5 – 7), dan Fase Penyembuhan (setelah Fase Kritis).*
Pada fase demam, akan ada keluhan lainnya seperti sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, mual, muntah, dan keluhan lainnya akan dirasakan sangat berat dan mengganggu.
Kemudian di Fase Kritis (hari ke-5 sampa hari ke-7), keluhan demam dan keluhan penyerta lainnya akan mulai berkurang sehingga seringkali Penderita atau keluarga Penderita berpikir bahwa Penderita sudah sembuh. Namun pada fase inilah, Trombosit (keping-keping darah) pasien dapat menurun dengan cepat dan risiko terjadinya perdarahan akan meningkat bahkan akan mengakibatkan syok yang ditandai dengan kaki dan tangan teraba dingin, dan bahkan penderita mengalami penurunan kesadaran (tidak sadarkan diri / gelisah). Sehingga pada fase kritis, Penderita perlu dipantau secara ketat oleh tim medis yang merawat.
Hingga pada Fase Penyembuhan (setelah melewati fase kritis), akan ada beberapa tanda bahwa Penderita telah memasuki fase penyembuhan, yaitu Penderita merasa sudah membaik, nafsu makan meningkat, tidak ada keluhan demam dan keluhan penyerta lainnya, dan terjadi peningkatan trombosit (keping-keping darah).
Karena Penderita DBD akan melalui 3 fase tersebut, maka sangat penting untuk Penderita dan atau keluarga Penderita mengingat dan melaporkan terkait berapa lama demam yang dialami kepada tim medis yang merawat untuk membantu mengetahui di fase mana kondisi Penderita saat ini.
DBD dapat sembuh bila segera ditangani dengan cepat dan tepat. Namun alangkah lebih baik jika kita mencegah agar tidak terkena DBD dengan cara PSN 3M PLUS. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3 M, yaitu Menguras tempat-tempat penampungan air. Menutup rapat semua tempat penampungan air. Mengubur barang-barang bekas / Mendaur ulang barang-barang bekas.
Selain 3 M, juga harus memakai kelambu ketika tidur, menggunakan Lotion anti nyamuk atau menggunakan obat nyamuk bakar / elektrik saat tidur, serta menggunakan pakaian tertutup (lengan panjang dan celana panjang) saat beraktivitas di luar ruangan pada musim hujan, dan juga perlu gotong – royong membersihkan lingkungan tempat tinggal.