PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Kepala Dinas Kebersihan Kota Kupang mengatakan bahwa untuk mewujudkan kebersihan di kota ini, perlu ada kesadaran dari setiap individu. Baginya perubahan pola pikir itu sangat perlu ditingkatkan, karena kondisi lingkungan akan berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat.
Baginya, kebersihan merupakan cerminan jati diri suatu wilayah atau daerah. Jika lingkungannya bersih maka orang-orangnya akan hidup sehat dan aman.
“Pak Wali Kota itu sangat peka terhadap kebersihan, Beliau menginginkan agar Kota Kupang menjadi kota yang bersih. Dalam sidaknya waktu di pasar, kondisi disana sangat kotor, nah kalau pasar kita kotor maka orang akan enggan berbelanja di pasar. Orang akan lebih cenderung berbelanja di mall meskipun harganya mahal tapi kebersihannya terjamin,” ungkap Obed Kadji pada portalNTT di ruang kerjanya, Senin (4/9).
Lebih lanjut, dikatakannya, persoalan sampah yang ada di Kota Kupang itu bisa diatasi dengan proses pengolahan yang baik. Harus dipisahkan sampah plastik dan non plastik.
“Untuk sampah non plastik, kami punya mesin pengolahan, sehingga bisa dimanfaatkan kembali untuk dijadikan pupuk. Sementara untuk sampah plastik bisa juga dikelolah dengan tekhnologi mesin, kami belum punya karena itu membutuhkan biaya yang besar sehingga kami saat ini masih mengelolah sampah-sampah non plastik saja,” jelasnya.
Dia mengharapkan jika masyarakat sudah sadar akan pentingnya membuang sampah di tempat yang benar dan tepat maka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Alak tidak akan seperti saat ini.
“Kita bisa lihat bagaimana kondisi di TPA, jika sampah-sampah yang ada saat ini sudah dikelolah dengan baik maka sudah tentu mobil sampah tidak perlu lagi harus sampai jauh-jauh ke sana,” tandasnya.
Ditanya tanggapannya terkait bantuan Telkomsel berupa 5 Unit Motor Sampah, Dia memberikan apresiasi bagi Telkomsel yang peduli dengan kebersihan Kota ini. Menurutnya saat ini ada 39 truk sampah yang berfungsi secara baik untuk pengangkutan sampah-sampah di kota Kupang. Mobil lainnya rusak berat dan akan dilakukan penghapusan.
Lanjutnya, seluruh armada yang tersedia sudah dibagi pada wilayah kerjanya masing-masing. Setiap hari mereka bertugas mengangkut sampah dua kali yaitu pagi dan sore.
“Satu mobil itu terdiri dari 4-6 orang tenaga yang disesuaikan dengan wilayah kerjanya. Contoh untuk wilayah Kuanino, jumlah petugasnya bisa lebih banyak karen titik sampahnya sangat banyak,” ungkap Obed.(Jefri)