Oleh: Drs. Fransiskus Sili, MPd, (Pengawas Ahli Madya Kementrian Agama Kota Manado)
Bagi kita Umat Katolik, Bulan Mei dan Oktober adalah bulan Rosario. Masa khusus dimana umat Katolik tekun berdoa Rosario dari rumah ke rumah, bersama Bunda Maria untuk berbagai kebutuhan umat, Gereja dan masyarakat majemuk. Kini bulan Oktober tahun 2025 akan memasuki puncaknya.
Meski bulan ini akan terus berlalu pergi dan meninggalkan aneka kesan dan pesan bagi umat yang tekun berdoa dan menjemput bulan baru, November, namun tidak berarti berakhirlah juga niat suci umat untuk terus berdoa Rosario. Saya amat yakin bahwa kita sudah memahami mengapa sebagai umat berdoa Rosario di bulan ini. Karena itu tulisan pendek berikut hanya dimaksudkan sebagai pengingat yang menyegarkan pemahaman kita agar teruslah melangkah di niat yang suci setiap kali berdoa rosario.
Terkait mengapa bulan Oktober ditetapkan sebagai Bulan Rosario mengingatkan kita tentang kisah sejarah peristiwa dan pertempuran penting di masa lalu, khususnya Pertempuran Lepanto yang terjadi pada 7 Oktober 1571. Sedikit latar belakangnya
Latar Belakang Sejarah (1). Pertempuran Lepanto (1571): Pasukan Kristen yang terdiri dari Spanyol, Genoa, dan Venesia berhadapan dengan pasukan Turki Ottoman yang sangat kuat. Meskipun jumlah pasukan Turki lebih besar, pasukan Kristen berhasil meraih kemenangan berkat doa Rosario yang dipanjatkan oleh Paus Pius V dan umat Katolik di seluruh Eropa.
Dalam situasi ini doa Rosario dijadikan sebagai Senjata Spiritual (2): Paus Pius V meminta umat Katolik untuk berdoa Rosario memohon pertolongan Bunda Maria menghadapi ancaman besar ini. Doa Rosario dipanjatkan intensif di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, pada hari pertempuran tersebut.
Pengakuan Kemenangan (3): Kemenangan dalam pertempuran di Lepanto dianggap sebagai hasil intervensi ilahi melalui doa Rosario kepada Bunda Maria. Paus Pius V kemudian menetapkan peringatan kemenangan ini, yang awalnya disebut Pesta Bunda Maria Ratu Kemenangan, lalu diubah menjadi Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario.
Penetapan Bulan Oktober- Paus Gregorius XIII menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Hari Raya Rosario Suci pada 1573, awalnya dirayakan di gereja-gereja dengan altar Bunda Maria. Paus Klemens XI memperluas perayaan ini ke seluruh Gereja Katolik pada 1716.
– Paus Leo XIII secara khusus menetapkan Oktober sebagai Bulan Rosario pada 1883, mendorong umat Katolik untuk mendoakan Rosario dan Litani Santa Perawan Maria sepanjang bulan ini.
Makna Spiritual Bulan Rosario adalah waktu bagi umat Katolik untuk merenungkan misteri sukacita, cahaya, dukacita, dan kemuliaan dalam kehidupan Yesus dan Maria, memperkuat iman melalui doa Rosario.
Kalau berbicara tentang Maria dan Roma, selalu muncul itu Basilika Sta Maria Maggiore. Di kalangan umat Katolik, Roma adalah kota yang kaya akan sejarah dan arsitektur keagamaan, dengan beberapa basilika ikonik yang menjadi destinasi penting bagi umat Katolik dan wisatawan. Berikut adalah beberapa basilika utama di Roma:
1. Basilika Santo Petrus (St. Peter’s Basilica): Terletak di Vatikan, ini adalah salah satu gereja terbesar di dunia dan pusat Kekristenan Katolik.
2. Basilika Santo Yohanes Lateran (Archbasilica of Saint John Lateran): Basilika ini adalah katedral Roma dan dianggap sebagai gereja induk Gereja Katolik.
3. Basilika Santa Maria Maggiore (Basilica di Santa Maria Maggiore): Salah satu basilika terbesar di Roma yang didedikasikan untuk Bunda Maria.
4. Basilika Santo Paulus di Luar Tembok (Basilica of Saint Paul Outside the Walls): Didirikan untuk menghormati Santo Paulus.
Basilika Santa Maria Maggiore Basilika Santa Maria Maggiore adalah salah satu dari empat basilika kepausan (papal basilica) di Roma dan merupakan Gereja Maria terbesar di kota ini. Terletak di Bukit Esquiline, basilika ini memiliki sejarah yang kaya dan arsitektur yang menakjubkan.
Keunikan dan Sejarahnya, – Asal-usulnya, diyakini dibangun pada abad ke-5 oleh Paus Sixtus III (432-440 M) setelah Konsili Efesus yang menetapkan Maria sebagai Bunda Allah (Theotokos). Di samping itu, terkait Legenda Salju:Menurut tradisi, basilika ini dibangun di lokasi di mana terjadi “mukjizat salju”. Nah, menurut tradisi, pada abad ke-4, seorang bangsawan Roma bernama Giovanni dan istrinya yang tidak memiliki anak, berdoa kepada Bunda Maria untuk meminta petunjuk tentang bagaimana mereka harus menggunakan harta mereka untuk menghormati Maria.
Pada malam 5 Agustus 352, di tengah musim panas yang panas di Roma, salju turun secara ajaib di Bukit Esquiline, lokasi yang sekarang menjadi Basilika Santa Maria Maggiore.
Penampakan dan Pembangunan- Legenda mengatakan bahwa Bunda Maria menampakkan diri kepada Giovanni dan Paus Liberius dalam mimpi, memerintahkan mereka untuk membangun gereja di tempat salju turun tersebut. Paus Liberius kemudian memimpin prosesi ke lokasi itu dan menandai area yang tertutup salju sebagai tempat pembangunan basilika.
Mosaik: Basilika ini terkenal dengan mosaik abad ke-5 yang indah, menggambarkan adegan dari Perjanjian Lama dan kehidupan Kristus. Salus Populi Romani: Basilika ini menyimpan ikon Maria yang dihormati, dikenal sebagai Salus Populi Romani, yang diyakini memiliki kekuatan spiritual besar.
Fitur Arsitektur dan Seni- Menara Lonceng: Menara loncengnya adalah yang tertinggi di Roma (sekitar 75 meter).Kapel Sistina: Kapel ini berisi relikui Palungan Suci (Holy Crib) yang diyakini terkait dengan kelahiran Yesus. Langit-langit Berlapis Emas: Dirancang oleh Giuliano da Sangallo, dikatakan menggunakan emas pertama dari Amerika yang dihadiahkan oleh Ferdinand dan Isabella dari Spanyol.Basilika Santa Maria Maggiore adalah destinasi penting bagi peziarah dan wisatawan yang ingin mengalami kekayaan spiritual dan artistik Roma.
Terakhir, sekali lagi tentang makna Rosario. Kata “Rosario” berasal dari bahasa Latin, rosarium, dari akar kata Latin yang artinya bunga mawar, yang berarti karangan bunga mawar. Rosario kita dewasa ini memang tidak dibuat dari karangan bunga mawar. Ia terbuat dari serangkaian manik-manik. Manik-manik itu dirangkai sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah karangan bunga mawar. Tetapi bentuk karangan bunga mawar itu lebih berarti simbolis daripada menunjuk pada bahan yang dipakai untuk membuat rosario.

Dalam Litani Santa Perawan Maria, Maria disebut sebagai ‘bunga mawar yang ajaib’, gelar ini mengingatkan kita akan lagu terkenal yang mengartikan Yes. 11: 1 begitu rupa sehingga berkaitan dengan Maria. Teks itu berbunyi: “Suatu tunas akan keluar dari tunggal Isai dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah”. Tunas, yaitu keturunan baru dari Isai, dan taruk itu melambangkan Maria, buah itu melambangkan Yesus yang lahir dari Maria. Anna, ibu Maria, semula adalah wanita mandul, tetapi kemudian secara ajaib mengandung Maria. Sedang Maria adalah seorang perawan tetapi secara ajaib melahirkan Yesus. Maria mengandung secara ajaib dan juga melahirkan secara ajaib. Masuk akal, Maria lalu digambarkan sebagai ‘pokok mawar yang ajaib’
Santo Louis de Montfort, seorang pewarta Rosario ulung, bahkan menjelaskan makna perlambangan itu demikian rinci. Ia mengatakan bahwa mawar itu melambangkan Yesus dan Maria dalam kehidupan, kematian dan keabadian. Daun mawar hijau adalah misteri-misteri gembira. Durinya adalah mister-misteri sengsara. Bunga-bungannya adalah misteri-misteri kemuliaan Yesus dan Maria. Kuncup-kuncupnya adalah masa kanak-kanak Yesus dan Maria. Kelopaknya yang terbuka adalah lambang penderitaan mereka. Mawar-mawar yang sudah mekar penuh melambangkan kemenangan serta kemuliaan Yesus dan Maria.
Dengan demikian menjadi jelaslah bahwa nama rosario lebih dipakai dalam arti simbolis. Rosario tidak hanya menjadi sarana doa semata dalam menyatakan iman akan Tuhan dan memperoleh rahmatNya, tetapi juga menimbulkan keagungan dan keharuman pribadi Yesus dan Maria. Dan yang terutama bagian terakhir dari doa Salam Maria itu yang terpenting: Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin*** (Dari berbagai sumber)







