PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – BPJS Kesehatan Cabang Kupang mengundang perwakilan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) se-Kota Kupang untuk dilakukan evaluasi Walk Through Audit (WTA) dalam periode pelayanan Bulan Januari sampai dengan September 2018.
Pertemuan yang dilaksanakan di aula Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kupang pada hari Selasa (16/10) ini, merupakan salah satu upaya optimalisasi pelayanan kesehatan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), dimana pada WTA ini dilakukan penilaian kepuasan peserta Program JKN-KIS terhadap pelayanan yang diberikan oleh Fasilitas Kesehatan (faskes). Pasien Peserta Program JKN-KIS selaku responden berkesempatan memberikan penilaian dengan cara mengisi Formulir WTA secara manual ataupun melalui aplikasi Mobile JKN.
Agnes Maria Goreti Dake selaku Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Kupang menyampaikan bahwa WTA ini berlaku untuk semua faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
“Indikator dalam WTA ini diantaranya adalah kesesuaian antara jam kerja praktek dengan yang tertera pada papan nama faskes, keramahan petugas di Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), ketersediaan informasi terkait hak dan kewajiban Peserta Program JKN-KIS, kenyamanan terhadap sarana dan prasarana, waktu tunggu pelayanan, penjelasan dan pemeriksaan kesehatan oleh dokter, ada tidaknya pembedaan pelayanan antara Peserta Program JKN-KIS dengan pasien umum, serta ada tidaknya iur biaya,” terang Agnes. Menurutnya, hasil dari penilaian inilah yang akan dijadikan bahan evaluasi bersama antara BPJS Kesehatan dengan FKTP.
Pada kesempatan ini, Jultje Frans selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kupang mengakui bahwa pencapaian WTA pada segmen puskesmas se-Kota Kupang untuk bulan September 2018 kurang optimal dikarenakan adanya persiapan akreditasi puskesmas.
“Diharapkan agar pencapaian WTA selanjutnya dapat lebih dioptimalkan lagi. Bila perlu kita dapat melibatkan petugas promosi kesehatan untuk membantu pelaksanaan WTA dengan mekanisme minimal 2 responden per hari dan adanya pendampingan saat pengisian Formulir WTA.
Menutup pertemuan ini, Agnes kembali menghimbau agar seluruh petugas FKTP turut berperan aktif dalam pelaksanaan WTA ini.
“Dibutuhkan peran aktif dari seluruh petugas FKTP baik petugas administrasi, perawat, dokter dan tenaga medis lainnya, agar pelaksanaan WTA dapat berjalan optimal, baik dari segi jumlah responden maupun skor WTA,” ucap Agnes. (SE/ne)