PORTALNTT.COM, WAIKABUBAK – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kabupaten Sumba Barat belum berbasis computer. Dari 18 SLTA yang ada, hanya ada 1 SLTA, yaitu SMA Kristen yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Pantuan media ini, di SMA Negeri 1 Waikabubak, meskipun belum berbasis computer namun pelaksanaan UN berjalan aman dan lancar. Para siswa begitu tekun mengerjakan soal-soal yang ada.
Kepala SMA Negeri 1 waikabubak, Saiaro Jaga S.Pd mengaku, pihak sekolah sedang melakukan berbagai upaya agar tahun-tahun yang akan datang dapat melaksanakan Ujian Nasioanal Berbasis Komputer (UNBK). Hal ini diakuinya, agar dapat memacu dan mengukur kualitas para siswa yang ada sehingga dapat bersaing dengan sekolah di daerah lain yang ada di Indonesia.
“Saya harapkan pemerintah daerah segera memperhatikan sekolah-sekolah yang berkualitas untuk diadakan UNBK di kabupaten Sumba Barat,” ucapnya pada PortalNTT.com, di ruang kerjanya, Senin (3/4).
Menurutnya, Siswa SMA N 1 waikabubak yang mengikuti UN sebanyak 295 siswa dari 296 siswa, sedangkan siswi yang satunya tidak dapat mengikuti UN karna terjadi sesuatu yang fatal pada siswi tersebut.
Diakuinya, pelaksanaan UN hari pertama yang dilaksanakan di sekolahnya berjalan dengan baik atas kerjasama seluruh guru-guru pengawas dan juga aparat keamanan yang juga ikut mengawasi jalannya pelaksanaan UN.
“Untuk kelulusan itu ditentukan nilai-nilai para siswa, diharapkan mereka mampu mengerjakan soal-soal yang disediakan,” katanya.
Kekhawatiran untuk mendapat nilai jelek, Kata Dia, para siswa tentu ingin mendapat nilai baik dan tinggi, Karena semua itu akan menjadi pertimbangan untuk masuk perguruan tinggi, sehingga mereka tentunya berupaya secara maksimal untuk memperoleh nilai yang bagus.
Untuk diketahui, SMA N 1 Waikabubak merupakan sekolah favorit yang ada di Sumba Barat. Setiap tahunnya, prosentase kelulusan selalu memuaskan, yaitu 100%. Untuk tahun ini, pihak sekolah telah berusaha bekerja keras agar trend positif yang selalu ditorehkan dapat tetap terjaga. Pasalnya, selain selain kegiatan belajar mengajar saat jam sekolah, ada pula les tambahan kepada para siswa.
Selain kemampuan intelektual yang terus diasah, pihak sekolah melalui guru-guru juga membentuk kepribadian siswa di sekolah serta beragam kurikulum pun di desain sedemikian rupa untuk memenuhi standar kemampuan siswa dan memberi motivasi untuk menumbuhkan kesadaran dan semangat belajar para siswa untuk mampu mengerjakan soal dengan akurat sehingga keyakinan dalam diri dapat menimbulkan kepercayaan dengan kemampuan sendiri tanpa bantuan orang lain. (Mus/PN)