PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Proses untuk merebut kursi nomor wahid di pilkada kabupaten Rote Ndao tahun 2018 tidak semudah yang dipikirkan. Sejumlah bakal calon Bupati dan Wakil Bupati harus bekerja ekstra demi mendapatkan restu dari partai politik guna menjadi salah satu syarat untuk bisa mendaftarkan diri menjadi salah satu peserta dalam hajatan politik ini.
Berbagai proses telah dilalui mulai dari pendaftaran di tingkat kabupaten hingga menunggu restu atau SK dari pengurus partai di pusat, namun ada kriteria-kriteria yang wajib dipenuhi para kandidat sebelum mengantongi SK. Salah satunya biaya administrasi atau mahar politik sesuai kebijakan masing-masing partai.
Seperti yang dilakukan bakal calon Bupati dan wakil Bupati Mikael Pah, S.Ip dan Alexander Letik, SH (paket Kasih) melakukan komunikasi politik dengan sejumlah pimpinan parpol yakni Partai Hanura, PKB, PPP, Demokrat dan PDIP.
Alexander Letik, SH selaku bakal calon wakil Bupati dari paket kasih ketika dikonfirmasi wartawan via telepon, Selasa (21/11) mengatakan dirinya masih mengeram di Jakarta untuk melakukan lobi dengan DPP partai.
“Partai Hanura minta bayar Rp 1,2 miliar dengan perhitungan satu kursi harganya Rp 400 juta, sementara PKB, PPP, Demokrat masing-masing minta dengan harga Rp 700 juta, tapi PDIP belum menentukan harga. Kalau kami paket kasih telah melakukan transaksi pembayaran panjar kepada partai Hanura, PKB dan Demokrat minus PPP belum ada transaksi pembayaran panjar tapi pembahasan sudah final dengan harga Rp 700 juta dan menunggu pihak DPP partai menerbitkan Surat Keputusan dukungan baru paket Kasih melunasi sesuai dengan permintaan masing-masing partai dan uangnya langsung di setor ke pihak DPP,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Menurut Alex Letik para ketua partai masih bertahan dengan harga tersebut karena kelihatanya semua bakal calon melakukan pendekatan.
“Kami berupaya mendapat dua parpol untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dan kami masih menunggu mereka turunkan harga, karena kalau mereka bertahan dengan harga tersebut maka mereka bisa saja gantung,” ketusnya.
Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kabupaten Rote Ndao Anwar kiah ketika dikonfirmasi wartawan via telepon mengatakan pihak DPC PKB tidak mengenal Alex Letik karena yang bersangkutan tidak melamar di PKB dan yang melamar itu Mikael Pah tanpa pasangan calon wakil.
Anwar Kiah menegaskan pernyataan yang disampaikan Alex Letik tersebut tidak benar dan pernyataannya dapat menyesatkan dirinya dan kalau memang benar seperti itu maka yang bersangkutan (Alex Letik,Red) bisa dilaporkan ke polisi, pasalnya di PKB tidak ada deal panjar penentuan harga dan walaupun yang bersangkutan ke DPP tapi PKB berproses dari tingkat kabupaten dan proses di PKB sudah mengerucut ke salah satu paket.
Ketua DPC partai Demokrat kabupaten Rote Ndao Welem Paulus ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan dirinya tidak mengetahui hal tersebut karena paket yang bersangkutan tidak melamar di tingkat DPC Demokrat kabupaten Rote Ndao.
Sementara ketua panitia desk pilkada ketua DPC partai Hanura kabupaten Rote Ndao ketika dikonfirmasi wartawan via telepon sebanyak tiga kali terdengar bunyi masuk diponselnya namun anggota DPRD Rote Ndao tersebut tidak menjawab. (Nadus)