Polemik Rekrutmen Pegawai, Direktur Operasional & SDM Bank NTT Janjikan Reformasi SDM Berbasis Kompetensi

  • Whatsapp

PORTALNTT.COM, KUPANG – Polemik terkait proses rekrutmen pegawai Bank Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) kembali mencuat ke ruang publik. Manajemen baru Bank NTT menegaskan komitmennya untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam tata kelola sumber daya manusia (SDM), seiring sorotan DPRD NTT terhadap struktur kepegawaian yang dinilai tidak efisien.

Direktur Operasional dan SDM Bank NTT, Rahmat Saleh, mengatakan kritik publik mengenai dugaan ketidaktransparanan rekrutmen di masa lalu menjadi bahan evaluasi bagi direksi saat ini. Menurutnya, fokus manajemen bukan pada mencari kesalahan, melainkan memastikan perbaikan sistem ke depan.

“Kami menghargai setiap kritik dan perhatian publik. Ada persepsi bahwa proses seleksi pegawai di masa lalu belum sepenuhnya transparan. Bagi direksi baru yang membidangi SDM, hal ini menjadi masukan penting untuk melakukan pembenahan,” ujar Rahmat.

Sebagai langkah konkret, Bank NTT tengah menyiapkan sistem rekrutmen berbasis kompetensi dan digital. Skema tersebut mencakup pendaftaran daring, penilaian dengan indikator terukur, serta dokumentasi proses seleksi yang dapat diaudit dan ditelusuri.

“Kami ingin memastikan setiap putra-putri NTT memiliki kesempatan yang sama berdasarkan kemampuan dan integritas, bukan kedekatan,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi NTT, Yohanis Rumat, menyoroti jumlah pegawai Bank NTT yang dinilai terlalu gemuk dan sarat praktik rekrutmen tidak profesional. Ia menyebut banyak pegawai diduga masuk melalui jalur rekomendasi politik atau hubungan keluarga pejabat.

“Pegawai terlalu banyak karena ada mantan anggota DPRD, anak pejabat, atau titipan dari kepala daerah,” kata Rumat.

Menurutnya, kondisi tersebut berpotensi membebani keuangan bank secara serius jika tidak segera dibenahi. DPRD, lanjut Rumat, mendesak manajemen Bank NTT melakukan rasionalisasi pegawai, uji kompetensi secara ketat, serta menghentikan praktik rekrutmen titipan.

“Jika pola ini terus dibiarkan, beban gaji akan semakin besar dan berisiko merugikan bank. Kami akan terus mengawasi agar uang rakyat tidak dihabiskan untuk kepentingan kelompok tertentu,” ujarnya.

Dengan meningkatnya sorotan publik dan tekanan dari legislatif daerah, reformasi SDM menjadi salah satu tantangan utama bagi manajemen baru Bank NTT dalam upaya memulihkan kepercayaan serta memperbaiki tata kelola lembaga keuangan milik daerah tersebut.

Komentar Anda?

Related posts