PORTALNTT.COM, KUPANG – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Kupang Maurids A. Kale Lena meminta pemerintah untuk benar benar megawal penerimaan peserta didik baru (PPDB) tanpa mementingkan kepentingan-kepentingan luar.
“Jangan berpikir karena dia anak atau saudara dari anggota DPRD, walikota atau siapapun lalu menerimanya tanpa pertimbangan prestasi,” kata Kale Lena saat dihubungi PortalNTT melaui sambungan telephone, Selasa (28/06).
Menurut Kale Lena, mengenai penerimaan siswa baru harus didasarkan pada prestasi yang pernah diraih oleh calon siswa seperti di SD,SMP dan SMA/K
“Seleksi harus disesuaikan atau didasarkan pada prestasi siswa yang pernah diraih oleh siswa itu,” kata politisi partai Demokrat ini.
Senada dengan itu, Anggota Komisi IV DPRD Kota Kupang Yuven Tukung juga meminta kepada pemerintah Kota Kupang dalam hal ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Kupang, Kepala Sekolah serta masyarakat untuk konsisten dalam proses seleksi penerimaan siswa baru tahun ini.
“Kami dari DPRD dan dari Fraksi Nasdem menegaskan kepada pihak Dinas, masyarakat dan siapapun yang berkepentingan untuk menjaga kualitas pendidikan dengan mensterilkan proses seleksi penerimaan siswa baru,” Kata Yuven di Ruang tunggu DPRD kota kupang.
Menurutnya Steril dalam proses seleksi tidak hanya aturan tetapi lebih pada konsistensi pada standar pendidikan.
“Jumlah rombangan belajar tidak melebihi dari 34, kemudian rombongan belajarpun dibatasi, apabila melebihi dari 34 makan prosesnya tidak beres hingga sampai pada proses dobel sift, karena pastinya ada proses pemotongan waktu mata pelajaran yang sedang berjalan” Ujar Politisi Partai Nasdem ini
Tidak hanya itu, Yuven juga meminta kepada semua pihak untuk menghilangkan persepsi mengenai adanya sekolah faforit di Kota Kupang ini.
“Yang perlu diluruskan adalah tidak adanya sekolah faforit dikota kupang ini, jangan ada persepsi ada sekolah faforit dan tidak faforit yang kemudian bias dari persepsi ini bahwa ada SMA 1 atau SMA 3 saja maka semua akan lari ke situ dan apa akibatnya yang terjadi kelebihan siswanya dan apalagi kemudian semua pihak komponen konmponen tidak mampu menjaga sampai kita harus mematahkan kehendak, memaksa diri untuk lebih dari itu,” jelas Pria asal Manggarai ini. (Yos Atu)