Quesepina dan Asella Bersinar di SEA Games, Futsal NTT Butuh Sentuhan Serius Pemerintah

  • Whatsapp

Penulis: Daniel Timu

PORTALNTT.COM, BANGKOK – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan putra-putri Nusa Tenggara Timur di kancah internasional. Dua atlet futsal putri asal NTT, Quesepina Astin Olin dan Asella Terecita Lukuaka, sukses mengantar Timnas Futsal Putri Indonesia menembus final SEA Games 2025 di Bangkok, Thailand. Ini sebuah sejarah baru bagi futsal putri Tanah Air.

Namun di balik gemilangnya pencapaian tersebut, muncul ironi yang patut menjadi refleksi bersama, minimnya perhatian dan dukungan nyata dari Pemerintah Provinsi NTT terhadap cabang olahraga futsal, khususnya bagi atlet-atlet yang kini justru mengharumkan nama daerah di level Asia Tenggara.

Pada laga semifinal, Selasa (16/12/2025), Timnas Futsal Putri Indonesia menyingkirkan tuan rumah Thailand melalui drama adu penalti dengan skor 7–6. Gol penentu dicetak oleh Quesepina Astin Olin, atlet berdarah Kefa, Kabupaten TTU, yang tampil tenang di bawah tekanan ribuan penonton.

Pertandingan berlangsung ketat. Thailand mencetak gol lewat Meekham menit ke-8 serta hattrick Peanpailun menit ke-9, 18, dan 30. Sementara Indonesia membalas melalui Rosita menit ke-1 dan 9, gol bunuh diri Suksen menit ke-13, serta gol penyeimbang Rosdiana menit ke-35 sebelum laga ditentukan lewat adu penalti.

Kemenangan ini mengantar Indonesia menghadapi Vietnam di partai final pada 18 Desember 2025, sekaligus menjadi kali pertama Timnas Futsal Putri Indonesia tampil di final SEA Games di bawah asuhan pelatih Luis Estrela.

Yang patut dicatat, dua pemain kunci dalam skuad Garuda Pertiwi berasal dari NTT. Selain Quesepina Astin Olin, pemain klub Idola Crue Angel yang dibina secara mandiri oleh Coach Menor. Ada pula Asella Terecita Lukuaka, atlet asal Kota Kupang, jebolan SMA Negeri 1 Kupang, yang berkembang melalui klub Lighters’y di bawah pelatih Samren Nepa.

Ironisnya, perjalanan kedua atlet tersebut menuju level nasional lebih banyak ditopang oleh pembinaan klub, sekolah, dan pelatih lokal, bukan melalui sistem pembinaan daerah yang terstruktur dari pemerintah. Hingga kini, futsal masih kerap dipandang sebelah mata dalam kebijakan olahraga daerah, kalah perhatian dibanding cabang olahraga lain.

Prestasi Quesepina dan Asella seharusnya menjadi alarm keras bagi Pemprov NTT bahwa potensi atlet daerah sangat besar, namun membutuhkan dukungan serius, anggaran memadai, kompetisi berjenjang, serta fasilitas latihan yang layak.

Keberhasilan dua putri NTT ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Kini, bola ada di tangan pemerintah daerah, apakah akan terus menjadi penonton prestasi atletnya, atau mulai hadir sebagai bagian dari ekosistem pembinaan yang berkelanjutan.

Komentar Anda?

Related posts