PORTALNTT.COM, LARANTUKA – Rabu Trewa menjadi awal kisah sengsara Yesus Kristus.
Rabu trewa mengenang bagian sejarah saat-saat ditangkap dan diaraknya Yesus sebelum kemudian disalib.
Aksi bunyi-bunyian dilakukan,sebagai tanda masuk masa perkabungan atas kisah sengsara Yesus di Larantuka.
Umat Katolik Larantuka pada saat Rabu trewa mengikuti misa keagamaan atau ibadat lamentasi.
Usai melakukan lamentasi,disambung dengan aksi trewa. Trewa sendiri berarti bunyi-bunyian yang menjadi tanda masuk perkabungan Yesus selama Tri Hari Suci Paskah.
Tradisi Semana Santa atau pekan suci Paskah di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT),resmi dimulai setelah puluhan anak melakukan aksi bunyia-bunyian dengan menyeret seng dan memukul tiang listrik di depan Kapela Tuan Ana hingga ke depan Kapel Tuan Ma, Mereka bolak-balik berlarian sambil terus melakukan bunyian-bunyian tersebut,
Rabu(12/4/2017).
Tampak orang dewasa dan anak-anak yang sudah berkumpul di depan pintu gerbang kapel,langsung membunyikan dengan menyeret-nyeret lembaran seng bermacam ukuran yang sudah mereka siapkan dari rumah.
Pantauan portalNTT usai trewa digelar, tampak dua orang Imam dari Katedral Reinha Rosari Larantuka didampingi confreria memberikan air berkat di sepanjang jalan yang akan diaraknya arca Tuan Ma dan Tuan Ana pada Jumat malam 14 April 2017 nanti.(Ola)