PORTALNTT.COM, WAIKABUBAK – Pada hari, Jumat (9/3/2018) di aula Makodim 1613/SB dilakukan rapat Luas Tambah Tanam (LLT) dan Serapan Gabah (Sergap). Tutut hadir Dandim 1613/SB, pejabat wilayah III NTT, kadis pertanian Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, jajaran Danramil kodim 1613/SB, Babinsa, pihak BRI, Difre bulog Sumba Barat.
Dalam kesempatan ini, Dandim 1613/SB Letkol Inf Fifin Zudi Syaifudin S.Pd menyampaikan masyarakat sendiri kurang kesadaranya untuk menjual berasnya ke bulog. Sementara tuntutan dari pemerintah dengan adanya subsidi berbagai macam komiditi, mulai benihnya, pupuk alsintanya dibantu oleh pemerintah dari masyarakat juga kurang ada timbal baliknya karena pemerintah dan kementrian tidak meminta secara keseluruhan apakah 20% atau 50%harus dijual ke bulog, sampai sekarang tidak berjalan.
Lanjut Dandim Syaifuddin, ada sikelemen penyimpangan atau ada kepentingan-kepentingan lain sehingga Sergap ini kurang berhasil, beras komoditi pangan ini bisnis yang mengiurkan karena semua orang hidup butuh pangan dengan kepentingan itu yang harus kita atasi bersama, tahun 2017 target itu menurun atau tidak tercapai sesuai dengan hasil analisa pimpinan kita dari menteri pertanian memerintahkan 1000 ton/hari seindonesia, seluruh Dandim membagi target yang harus di Sergap untuk sub driver bulog Waikabubak 4 ton/hari. Tetapi nyatanya sampai saat ini tidak bertambah satu ton pun ini menjadi tantangan besar kendala-kendala dan sebagainya.
“Target Provinsi NTT 1.18% tidak mencapai 2%, untuk Waikabubak cuman 30 ton 0,23%. Ke depan bagaimana kita bisa melaksanakan perintah dari pimpinan masing-masing,” kata Dandim Syaifuddin.
Sementara itu kepala Dinas pertanian Amos R. Dida, mengatakan khusus kabupaten Sumba Barat setelah bekerja sama dengan pihak TNI dari tahun 2015-2017 sesuai dengan MoU yang sudah ditandatangani.
“Memang kami sangat merasakan besar sekali bantuan-bantuan yang diberikan oleh bapak-bapak Danramil di tingkat kecamatan teristimewa dari bapak Dandim yang menggerakkan dan bersama-sama dengan para petani di lapangan,” kata Dida.
Dari berbagai aspek tiga komoditi padi, jagung dan kedelai tetapi berbagai aspek komoditas yang berhubungan dengan pertanian maupun perkebunan sudah saling membantu tugas-tugas di lapangan.
“Khusus untuk kabupaten SB terkait target luas tanah, tambah tanam sampai dengan bulan Maret 2018 target LTT Maret-Oktober sekitar 12 lebih hektar ternyata pada posisi 9 maret 2018 mencapai 110,9% luas tambah tanam. Hal itu bukan pekerjaan petani sendiri karena sangat dirasakan bantuan dan kerja sama antara petani, petugas penyuluh kita, TNI dalam hal ini Babinsa Kodim 1613/SB,” kata Dida.
Menurutnya dari target sebesar 13.998 hektar posisi 9 Maret luasan tambah tanam itu sekitar 110,21%. Tanggal 9 Maret 2018 kita juga prediksi panennya. Baru pertama kali petani kita menggunakan alat panen dengan luas 2 hektar. Terkait dengan alat panen bantuan kementerian kemarin 1 unit untuk SB, ke depan kami harapkan bantuan karena kecendrungan petani kita sangat tergantung dengan alat panen.
“Tahun 2017 kemarin khusus operator mereka mengalami kesulitan untuk melayani petani kita. Kami sudah mengadakan alat panen sehingga di tahun 2018 lebih mudah untuk memberikan bantuan kepada petani kita,” ungkapnya.
“Terkait dengan sergap persoalan utama kita adalah terletak harga jual dari petani kita. Salah satu pengusaha di SBD sekitar wewewa timur mereka membeli harga gabah, baik gabah kering panen maupun gabah kering giling dengan harga sangat baik menurut petani kita,” tambah Kadis Pertanian SB, Amos R. Dida. (Mus)