Refleksi Tersisa Dari Perayaan Hari Guru: Panggilan Profesi Merawat Semesta Dengan Cinta

  • Whatsapp

 Drs. Fransiskus, Sili, M.Pd (Pengawas Ahli Madya Kementrian Agama Kota Manado)

Bagi semua yang berjuang di bidang pendidikan dan masyarakat kita pada umumnya, bulan November tahun ini terasa lebih spesial. Mengapa demikian? Ya.. karena pemerintah melalui Kemendikdasmen telah mencanangkan bulan November sebagai Bulan Guru Nasional.

Bagi kita, tenaga pendidik dan kependidikan, ini bukan sekadar perayaan satu hari saja, melainkan satu bulan penuh dedikasi untuk memberikan perhatian, mengapresiasi peran kita sebagai ujung tombak pendidikan. Tema besar tahun ini adalah “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini mengingatkan kita bahwa di balik bangsa yang tangguh, terdapat guru-guru yang tak lelah berinovasi.

Makna di balik tema ini adalah guru memiliki peran vital dalam membentuk generasi yang berpendidikan, berkarakter, dan mampu menghadapi tantangan global. “Guru Hebat” menandakan kompetensi, kreativitas, dan dedikasi guru, sementara “Indonesia Kuat” mencerminkan hasil pendidikan yang berkualitas untuk kemajuan bangsa.

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dalam amanatnya pada peringatan hari ini menjelaskan bahwa momentum hari guru memiliki arti penting karena pada hari ini bangsa Indonesia kembali memperingatinya sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pendidik dan pencerdas kehidupan bangsa. Peringatan ini, menurut Menteri Agama, berakar pada momentum bersejarah Kongres Guru Indonesia pertama di Surakarta pada 24–25 November 1945, yang melahirkan Persatuan Guru Republik Indonesia. Sejak saat itu, semangat memajukan pendidikan tidak pernah berhenti.

“Guru adalah pilar utama pembangunan pendidikan. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh sistem pendidikan yang tanggung jawab besarnya berada di pundak guru. Sejarah dunia mencatat, ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia Kedua tahun 1942 – 1945 yang mengakibatkan Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada Sekutu, satu pertanyaan Kaisar kepadamenterinya adalah:  Berapa guru yang tersisa? Ia yakin dari tangan guru-guru yang tersisa, akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang baru”, ujarnya.

Masih menurutnya, sejarah dunia menunjukkan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang. Kesalahan dalam membangun sektor lain dapat diperbaiki dalam waktu singkat, tetapi kesalahan dalam pendidikan akan berdampak lintas generasi. Karena itu, sistem pendidikan nasional harus disusun dengan penuh pertimbangan, kecermatan, dan keutuhan visi kebangsaan.

Tema Hari Guru Nasional Tahun 2025 di lingkungan Kementerian Agama ialah “Merawat Semesta Dengan Cinta.” Tema ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Asta Protas Menteri Agama, yang menekankan pentingnya ekoteologi dan kurikulum berbasis cinta. Guru tidak hanya dituntut mengajarkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan kesadaran mencintai sesama dan menjaga lingkungan. Pendidikan yang berlandaskan cinta akan melahirkan generasi yang berkarakter, welas asih, dan bertanggung jawab terhadap kelestarian bumi.Meskipun demikian, tema ini tetap berkaitan dengan tema Nasional.

Melalui tema tahun ini “Guru Hebat, Indonesia Kuat” kita semua diingatkan bahwa posisi guru dalam pembangunan bangsa bukan hanya penting, tetapi sentral, dan sangat sentral. Kalau kita ingin menyongsong Indonesia Emas 2045; demisebuah lompatan peradaban yang besar maka pilar utamanya adalah tidak lain selain pendidikan yang kuat. Peradaban suatu  bangsa dibangun di atas fondasi yang kuat melalui pendidikan bermutu dan berkelanjutan.

Ada satu hal yang tak pernah berubah di negeri ini; setiap kemajuan yang kita lihat hari ini selalu berakar dari ilmu yang dahulu ditanamkan seorang guru. Setiap ilmuwan, perawat, polisi, pejabat publik, bahkan pemimpin besar semuanya pernah duduk di bangku kelas, menyimak suara seorang guru  yang sabar membuka jalan menuju masa depan.

Dengan demikian Ketika kita berbicara tentang ataumemperingati Hari Guru Nasional, di setiap tanggal 25 November, perayaan peringatannya bukan sekadar penanda waktu dalam lembar kalender akan tetapi sebuah momen refleksi mendalam; tentang siapa kita hari ini? Siapa yang telah membantu kita sampai di titik ini? Tentang sosok-sosok yang memilih pengabdian sebagai jalan hidup. Tentang profesi yang mungkin tak selalu disorot terang, tetapi justru dialah cahaya itu sendiri.

Harapan di Balik Tema:

Melalui tema ini masyarakat mendambakan Guru menjadi agen perubahan dengan menguasai teknologi, meningkatkan literasi digital, dan membentuk karakter siswa.Caranya, dengan menciptakan layanan pendidikan Indonesia yang semakin inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.

Masyarakat pun diharapkan lebih menghargai peran guru dan mendukung kesejahteraan mereka. Tentang penghargaan  dan perlakuan yang tidak adil terhadap guru, banyak kali kita membaca dan mendengar berbagai berita yang memprihatinkan. Terus terjadi kasus penganiayaan atau pelecehan terhadap Guru. Banyak kasus di mana guru menjadi korban kekerasan fisik atau verbal, baik dari siswa maupun orang tua. Dalam kondisi apapun, Guru berhak mendapatkan perlindungan hukum.  Beberapa kasus di Indonesia, guru dipukul atau dibawa ke meja hukum, oleh orang tua karena merasa anaknya dihukum di sekolah.

Sering kita masih menyaksikan tuduhan tidak berdasar. Kadang, siswa atau orang tua menuduh guru dengan tuduhan tertentu karena merasa tidak puas dengan nilai atau hukuman, atau lebih tepat penegakan disiplin. Tentang hal ini, kita mengharapkan agar apapun proses investigasi harus objektif dan transparan. Guru berhak membela diri, dan sekolah harus punya SOP (prosedur operasional standar) untuk menangani berbagai persoalan. Bagaimanapun guru Guru harus dilindungi dari tuduhan tidak berdasar dan kekerasan, dengan dukungan pemerintah dan organisasi profesi.

Tantangan Guru di Zaman Ini:

Masyarakat kita kini hidup di era transformasi digital, dalam konteks ini Guru harus belajaar mengembangkan dan menguasai teknologi dan mendampingi dan mengelola literasi digital siswa. Belum lagi berbagai perubahan terkait kurikulum, guru perlu berdaptasi: perubahan kurikulum (seperti Kurikulum Merdeka dengan pendekatan pembelajaran mendalam) menuntut guru terus berinovasi dan fleksibel.

Tantangan lain, tuntutan administrasi pembelajaran, tugas administratif yang berlebihan mengurangi fokus pada pengajaran. Meski bagi banyak orang lain, tuntutan menyiapkan administrasi pembelajaran  itu penting sebagai dasar konseptual melaksanakan pembelajaran. Di samping itu, kesejahteraan Guru layak terus diperhatikan. Ironis, bahwaBanyak guru (terutama honorer) menghadapi gaji rendah, dan amat jauh dari standar wajar dan kurangnya pengakuan. Juga perubahan sosial dan literasi siswa menunrut perhatian semua pihak: Siswa rentan distraksi digital, di sini, guru harus jadi pembimbing karakter. Karakter siswa pun berakar dari dan berkembang secara beragam karena menyangkut heterogenitas siswa, maka tetap diperlukan diferensiasi pembelajaran untuk siswa dengan latar belakang berbeda itu.

Strategi Meningkatkan Mutu Profesi Guru

Profesi guru membutuhkan aneka pelatihan berkelanjutan, dengan terus memperhatikan penerapan teknologi, pedagogi modern, dan Kurikulum Merdeka, dengan pendekatan pembelajaran mendalam itu. Namun itu pun harus disertai peningkatan kesejahteraan guru.

Negara terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme guru. Pemerintah menerapkan wajib sertifikasi PPG bagi seluruh guru, baik ASN maupun non-ASN, sebagai langkah menuju standardisasi nasional profesi guru. Tujuannya  adalah  memastikan  mutu  pendidikan  yang merata,  adil,  dan berkualitas. Sertifikasi ini juga menjadi dasar pemberian Tunjangan Profesi Guru (TPG) sebagai bentuk penghargaan atas kompetensi pendidik.

Di lingkungan Kementerian Agama, Menag menjelaskan bahwa, Kementrian ini terus memperkuat profesionalisme dan kualitas guru melalui pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dijalankan secara bertahap, terukur, dan berkeadilan.

“Pada tahun 2023 dan 2024, total peserta PPG tercatat sebanyak 41 ribu guru. Pada tahun 2025, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 301 ribu guru, atau naik sekitar 620 persen. Peningkatan ini terjadi merata pada guru madrasah, guru Pendidikan Agama Islam, serta guru pada Bimbingan Masyarakat Hindu, Buddha, Kristen, dan Katolik. Ini menunjukkan bahwa seluruh guru di bawah naungan Kementerian Agama memperoleh kesempatan yang sama untuk meningkatkan kompetensi dan pengakuan profesionalnya”, jelasnya dalam amanatnya.

Capaian ini, menurut Menag, Nasaruddin Umar, sekaligus menegaskan bahwa pada era kepemimpinan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, pemerintah memberikan perhatian nyata dan berkesinambungan terhadap peningkatan mutu guru sebagai pilar utama pendidikan bangsa. Penguatan kompetensi guru ini diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang relevan, memanusiakan, memperkuat karakter, serta meningkatkan daya saing peserta didik di tingkat nasional maupun global.

Di samping itu, tambahnya, sekitar 588 ribu guru telah menerima tunjangan profesi, dan dalam tiga tahun terakhir, 52 ribu guru honorer telah diangkat menjadi PPPK. Kebijakan ini menunjukkan komitmen negara dalam meningkatkan kesejahteraan, stabilitas karier, dan kualitas layanan pendidikan.

Akhir Kata

Hari Guru bukan hanya perayaan profesi, melainkan perayaan perjalanan panjang yang penuh cinta dan pengorbanan. Dalam setiap langkah majunya anak-anak negeri ini, terselip jejak guru yang terus menuntun mereka melihat dunia dengan cara berbeda. Guru hadir dalam setiap cerita tentang keberhasilan: seorang anak yang menemukan potensi di dalam dirinya, seorang pelajar yang berani bermimpi besar, bahkan seorang pemimpin yang bijak melayani masyarakatnya. Semuanya tumbuh dari perhatian, bimbingan, dan keyakinan seorang pendidik.

Guru masa kini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Generasi digital tumbuh dengan kecepatan perubahan teknologi yang sangat tinggi. Metode pembelajaran tradisional tak lagi cukup untuk mengimbangi rasa ingin tahu anak-anak di era informasi ini. Karena itu, pemerintah berkomitmen hadir menjadi mitra perjalanan guru dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme berkelanjutan. Kita meyakini bahwa guru hebat adalah guru yang tidak berhenti belajar untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas diri. 

Untuk mendukung transformasi peran guru, pemeritah terus menjalankan berbagai program prioritas yang dirancang secara khusus sesuai kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Peningkatan kompetensi bahasa Inggris dilakukan agar guru mampu menjembatani murid dengan sumber ilmu global yang semakin mudah diakses . Penguatan literasi terus digalakkan melalui pelatihan yang tidak hanya menekankan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga melatih daya nalar kritis. Sementara itu, kompetensi numerasi diperkuat melalui pendekatan pembelajaran matematika yang menyenangkan, agar murid tidak sekadar menghitung angka, melainkan kemampuan memahami informasi, memecahkan masalah, dan mendorong creative thinking dalam berbagai situasi kehidupan.”

Selain itu, melelaui pendekaan pembelajaran mendalam,  para guru terus didorong untuk membentuk pengalaman belajar yang bermakna dan holistik. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga memberikan ruang bagi murid untuk mengamati, bertanya, mengkaji, dan menemukan solusi dalam konteks nyata. Tidak kalah penting, pemahaman dan penerapan koding dan kecerdasan artifisial juga dilakukan sebagai ikhtiar untuk memastikan guru siap memimpin generasi yang akan hidup dalam teknologi tingkat lanjut. Semua program ini berasal dari keyakinan bahwa kemajuan pendidikan tidak boleh meninggalkan siapapun. Guru berhak maju bersama perubahan zaman, dan murid berhak mendapatkan pembelajaran berkualitas dari guru yang tangguh dan kompeten.

Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Manado, Rogaya Udin, M.Pd. dalam amanatnya bagi Pegawai di Lingkungan Kantor Kementrian Agama mengingatkan peran guru sebagai teladan. Karena itu bagi kita, peringatan Hari Guru Nasional tahun 2025 berarti merayakan para pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka yang selalu hadir mendampingi, menuntun kita menemukan masa depan. Setiap kata yang diucapkan oleh guru hebat, adalah inspirasi, setiap langkah yang diberikan guru masa depan adalah arah, dan setiap perhatian yang diberikan guru berkomitmen adalah cahaya bagi generasi berikutnya.

Guru adalah profesi yang tidak mudah, sering berada di dalam dilema: maju kena, mundur pun kena. Ia terus disoroti banyak orang, sering juga tak selalu disorot terang, tetapi justru dialah cahaya itu sendiri. Kalaupun tidak selalu disorot terang, teruslah memperkuat dedikasi, profesionalisme, dan keikhlasan dalam mendidik generasi bangsa. Lakukan setiap pengabdianmu dengan setulus hati dan semurni cintamu. Kalau tidak, benarlah kata-kata syair. Aku Punya ragamu, tetapi tidak hatimu.. Selamat Hari Guru.***

Komentar Anda?

Related posts