PORTALNTT.COM, LARANTUKA – Untuk meningkatkan mutu dan kepercayaan masyarakat dalam pelayanan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hendrikus Fernandez Larantuka akan melakukan KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dalam rangka penilaian akreditasi. Hal ini bagian dari upaya peningkatan mutu RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Demikian yang disampaikan Direktur utama RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka, Emanuel Ileatan Lewar, S.Kep.Ns,MM, kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (5/12/2016).
“Mengingat besarnya manfaat atas survey akreditasi rumah sakit program khusus ini sehingga nantinya RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka lebih meningkatkan lagi mutu pelayanan kepada masyarakat serta keselamatan pasien melalui implementasi standar akreditasi,” katanya.
Dijelaskan, KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dalam waktu dekat melakukan bimbingan sekaligus memantau empat program RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka yang sudah dicanangkan, seperti standar keselamatan pasien (SKP), pengendalian dan pencegahan infeksi (PPI), hak dan kewajiban pasien (HPK) dan Kualifikasi Pendidikan staf (KPS). Rumah sakit yang terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan.
“Tujuan utama dari akreditasi rumah sakit meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang berorentasi pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien, proses administrasi biaya akan menjadi lebih efisien, menciptakan lingkungan internal RS yang lebih konduktif untuk penyembuhan pengobatan dan perawatan pasien, mendengarkan pasien dan keluarga, serta menghormati hak-hak pasien dan memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pelayanan kesehatan,” jelasnya.
Ketika ditanya terkait persediaan obat-obatan yang selama ini dikeluhkan masyarakat Flores Timur, Emanuel Ileatan Lewar menjelaskan, pihaknya masih terkendala di system, dengan pengadaan obat e-katalog. E-katalog sendiri pengadaan dan harganya ditentukan oleh pemerintah.
“Terkadang obat yang dikirim melalui e-katalog sering mengalami keterlambatan. Apabila pihaknya tidak melakukan perputaran obat tersebut yang menjadi korban adalah pasien itu sendiri.Makanya kita sering arahkan keluarga pasien untuk membeli obat yang tidak tersedia di rumah sakit ke apotik-apotik terdekat,” jelas Emanuel Ileatan Lewar.
Hal senada juga dikatakan ketua komite medik Dr.Vitry Ratuloli, akreditasi tersebut untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya mutu dirumah sakit agar RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan keamanan serta keselamatan dari pelayanan kesehatan yang diberikan. (Ola)