PORTALNTT.COM, WAIKABUBAK -Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat sukses merelokasi pedagang pasar Inpres Waikabubak ke pasar Wee Karou tanpa insiden apapun sebagaimana lazim terjadi di berbagai daerah di Indonesia, pasalnya kalau ada relokasi pasar pasti ada insiden karena pedang melakukan resistensi atas tindakan relokasi yang dijalankan Pemerintah.
Dasar pemindahan pedagang pasar Inpres Waikabubak ke pasar Wee Karou adalah karena pasar Inpres Waikabubak sudah over kapasitas.
Terminal bongkar muat di kompleks pasar juga sudah tidak menampung jumlah kendaraan yang melakukan bongkar muat sehinggah pasar terlihat semrawut
dan kotor.
Sesungguhnya rencana relokasi sudah disiapkan sejak tahun 2005, pada masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Th. Langgar, SH-Drs.Julianus Pote Leba, M.Si, Pemda Sumba Barat menyiapkan lahan pasar Wee Karou dan membangun sarana-prasarana yang dibutuhkan, namun relokasi belum dapat terealisasi karena pertimbangan resistensi pedagang cukup kuat, untuk menghindari resiko yang bakal terjadi, maka relokasi dipending.
Ketika kepemimpinan Kabupaten Sumba Barat berganti, Drs. Agustinus Niga Dapawole dan Marthen Ngailu Toni, S.P terpilih dan dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati periode 2016-2021, program relokasi pedagang pasar Inpres Waikabubak ke pasar Wee Karou kembali diagendakan serta adanya dukungan kuat DPRD Kabupaten Sumba Barat agar pasar Wee Karou segera dimanfaatkan.
Dinas Koperasi UKM yang selanjut berdasarkan Perda Kabupaten Sumba Barat Nomor 2 Tahun 2016 tentang SOTK Perangkat Daerah Kabupaten Sumba Barat, penanganan pasar menjadi tanggungjawab Dinas Perindustrian Dan Perdagangan selanjutnya mengambil alih tugas, melakukan kajian relokasi, sosialisasi kepada para pedagang pasar Inpres Waikabubak, maka pada tanggal 4 Juli 2017 pedagang pasar Inpres Waikabubak direlokasi secara damai dan sukses.
“Suksesnya relokasi pedagang pasar Inpres Waikabubak boleh terjadi atas kerjasama Pemda Sumba Barat dengan pihak Polres Sumba Barat, Kodim 1613 Sumba Barat, serta kerelaan para pedang yang merindukan tempat berdagang yang lebih representatif dan juga wujud semua pihak yang terlibat bekerja dengan hati tulus,” kata Bupati.
“Membangun ekonomi Sumba Barat adalah sebuah usaha bersama dan konsisten oleh seluruh komponen bangsa di daerah ini, pedagang adalah salah satu komponen penting yang menggerakkan perekonomian di sektor real,” tambah Dapawole.
Lebih jauh Dapawole mengajak para pedagang dan seluruh komponen bangsa di daerah ini untuk bekerja dengan hati tulus dalam mengabdi dan melayani masyarakat.
Menyikapi adanya sinyalmen bahwa kondisi pasar Wee Karou sepi pembeli, Bupati Dapawole telah menginstruksikan Kepala Dinas Perindag, Kadis Perhubungan, Kasat Pol PP Damkar untuk bersinergi dan berkoordinasi dengan sektor terkait agar pada awal tahun 2018, kondisi pasar Wee Karou menjadi pusat usaha yang berkembang dan menghidupkan perekonomian daerah.
“Karena itu seluruh pedagang harus berdagang di pasar Wee Karou dan bongkar muat barang dan penumpang harus di terminal Wee Karou, tindak tegas pihak yang tidak mengindahkan,” tegasnya.
Sebagai ungkapan syukur keberhasilan relokasi, dirayakan dalam sebuah syukuran bersama Pemda Sumba Barat dan para pedagang pasar Wee Karou bertempat di kompkeks pasar Wee Karou, Kamis 21 Desember 2017.
Hadir pada acara syukur bersama, Bupati Sumba Barat, Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Barat, para Asisten, pimpinan Perangkat Derah/Unit Kerja, Camat Loli, Lurah Wailiang, tokoh masyarakat, tokoh agama, pedagang pasar Wee Karou.
Acara syukuran ditandai dengan ibadah, dilanjutkan doa lintas agama secara berturut-turut oleh Pdt E.N.Bora,S.Si-Theol, Kasie Bimas Islam Kemenag Sumba Barat, Kasie Bimas Katholik Kemenag Sumba Barat, Pedande PHDI Sumba Barat dan diakhiri makan bersama.
Dalam hotbahnya Pdt. Marlinda Bili, S.Th mengajak para pedagang dan undangan untuk mentaati pemerintah karena tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan. (DSBM/Mus)