Tidak Diperhatikan Pemerintah, Janda 70 Tahun di Rote Dapat Uluran Kasih dari Grup Musik Hadirat

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Grup musik Hadirat (Hadir Jadi Berkat) melakukan aksi mulia jelang perayaan Natal 2019. Mereka berbagi kasih dengan Elizabeth Batuk-Nongo, seorang janda berusia 70 tahun yang hidup sendiri ditemani seorang cucunya di Kelurahan Olafuliha’a Kecamatan Pantai Baru Kabupaten Rote Ndao.

Koordinator grup musik Hadirat, Ipda Kornelius Tuati yang juga adalah Kapolsek Pantai Baru ketika kepada media ini mengatakan, sesuai dengan mottonya ‘hadir menjadi berkat’, grup musik Hadirat memiliki dua misi besar. Misi pertama yakni memuji Tuhan dengan bernyanyi di gereja dan di tempat-tempat lain seperti di rumah duka dan lain sebagainya. Selanjutnya misi kedua yakni sentuhan kasih kepada mereka yang membutuhkan pertolongan dan bantuan yang diberikan tidak terbatas pada agama atau golongan tertentu.

“Kami sudah buat kegiatan di dua wilayah di Kelurahan Olafulihaa yakni di Pokotandanon dan Olaf. Kegiatannya berupa lantainisasi, pembangunan WC, pembangunan dapur dan penyiapan air bersih,” kata Kornelius saat diwawancara di Asrama Polsek Pantai Baru, Minggu (22/12/2019).

Kornelius menuturkan, grup musik ini berdiri pada 16 Februari 2018 lalu. Saat dibentuk, semua yang tergabung di dalamnya sepakat dengan satu motto yakni hadir jadi berkat.

Soal tanda kasih untuk Elizabeth Batuk-Nongo, Kornelius mengaku, niat mulia untuk membantu janda miskin tersebut berawal ketika dia bersama Zakarias P. Manafe (Wakil Ketua Koor Musik Kaum Bapak Silo Olafuliha’a, red) melihat rumah milik Elizabeth. Kondisinya sangat memprihatinkan, dimana dindingnya sudah rusak dan dapurnya sudah tak berdinding.

“Saya kemudian foto dan naikkan di grup untuk lihat respon teman- teman seperti apa. Akhirnya ada respon positif dari semua teman di grup,” katanya.

Tidak menunggu waktu lama, seluruh anggota grup Hadirat kemudian bahu-membahu membangun dapur permanen di rumah Elizabeth, lengkap dengan penerangan dan tungku masaknya. Rencananya, lanjut Kornelius, pada tahun 2020 mendatang, mereka akan membangun rumah Oma Elizabeth.

Sementara Wakil Ketua Koor Musik Kaum Bapak Silo Olafulihaa, Zakarias Manafe mengatakan, kepedulian grup musik Hadirat untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan perhatian seperti Oma Elizabeth merupakan pekerjaan rumah bersama, termasuk pemerintah.

“Kepedulian kepada orang-orang seperti Oma Elizabeth lewat bantuan-bantuan sebenarnya harus diprioritaskan oleh pemerintah. Tapi kenyataannya terbalik karena banyak bantuan tidak tepat sasaran,” ungkap Manafe.

Oma Elizabeth ketika ditemui media ini menuturkan bahwa ia tinggal bersama dengan cucunya yang berusia 10 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama sang cucu, ia hanya bisa menunggu pesanan dari orang untuk membuat kasur dari kepok.

Saat disinggung soal bantuan dari pemerintah, Elizabeth hanya menundukkan kepala dan terdiam. Kurang lebih lima menit ia mengangkat kepala dengan sorot matanya yang menahan sedih.

“Sonde pernah papa,” jawab Elizabeth dengan dialek Kupang.

“Beta dengan cucu hanya dapat bantuan dari bapak Kapolsek deng beberapa bapa-bapa sa. Dong bekin kasi babae beta dengan cucu pung dapur, bekin tembok dengan atap kasi pake seng karena kotong dua pung dapur kici ana satu sa ma su rubuh,” sambung Elizabeth dengan mata berkaca-kaca.

Dia mengaku pernah mendapat info dari cucunya yang ketika itu pulang dari sekolah melihat ada pembagian beras dan telur di Kantor Camat Pantai Baru.

“Sampe rumah, cucu tanya kenapa ko Oma sonde pi ame kotong pung beras dengan telur? Ju beta kastau cucu bilang jangan karena itu orang pung hak. Kotong dua pung bagian bukan di situ,” ungkap Elizabeth.

Meskipun hidupnya memprihatinkan, Elizabeth percaya kuasa Tuhan selalu ada untuk dia dan cucunya.

“Burung di udara son ada lumbung sa Tuhan piara dan dong hidup, apalai kotong manusia yang Tuhan bekin dari Dia pung tangan sendiri,” ungkap Elizabeth dengan penuh keyakinan. (Yesar Tasi)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60