PORTALNTT.COM, KUPANG – Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menerima langsung pengaduan dan aspirasi masyarakat dari Kelurahan Kelapa Lima dalam sesi dialog terbuka yang berlangsung di halaman rumah jabatan Wali Kota, Rabu sore (11/6).
Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah Ketua RT dan RW, serta warga dari RT 21, 22, 23, 24, dan 25.
Turut hadir mendampingi Wali Kota, sejumlah Kepala Perangkat Daerah, dan Direktur Perumda Air Minum Kota Kupang. Dialog ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kota Kupang untuk menjalankan pemerintahan yang terbuka dan responsif terhadap keluhan dan kebutuhan masyarakat.
Dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan, beberapa warga menyampaikan langsung persoalan yang mereka hadapi di lingkungan masing-masing.
Yunias Massie, Ketua RT 22, mengeluhkan lampu jalan yang mati dan belum mendapat perhatian dari kelurahan. Wali Kota meminta RT segera mengirimkan titik lokasi lampu yang mati beserta dokumentasi foto kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melalui Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan. Nantinya, akan disiapkan satu nomor kontak resmi dari OPD terkait sebagai penanggung jawab penanganan keluhan.
Yanto, Ketua RT 23, menyampaikan dua hal, pertama, terkait keterlambatan pekerjaan saluran resapan di depan SD yang sebelumnya dijanjikan mulai bulan Mei.
Wali Kota menjelaskan bahwa proyek tersebut sudah tayang di LPSE dan dalam proses penentuan pemenang, dengan desain yang lebih baik berupa saluran drainase terbuka.
Kedua, ia mengusulkan kembali pembangunan puskesmas tambahan karena lokasi Puskesmas Kelapa Lima saat ini terlalu jauh. Usulan mencakup tiga titik alternatif di RT 21, 23, dan 25. Wali Kota menugaskan OPD teknis untuk memberikan kejelasan maksimal dalam waktu satu minggu ke depan agar bisa diusulkan dalam perencanaan tahun 2026.
Elias, warga RT 22 di sekitar Taman Nostalgia (Tamnos), mengusulkan penambahan penerangan dan peningkatan keamanan di area taman yang gelap dan rawan gangguan.
Wali Kota menanggapi bahwa penerangan taman akan ditingkatkan dengan lampu hias di pohon-pohon, serta akan ada penempatan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) secara bergiliran (tiga shift) setelah renovasi kantor jaga selesai.
Bernad Kolimon, Ketua RT 25, mengangkat masalah penanganan sampah di RT 22 dan RT 23 yang belum optimal karena keterbatasan armada. Ia juga mengusulkan agar kontainer sampah diletakkan di dekat pos Satpol PP untuk memudahkan pengawasan.
Wali Kota menyetujui penempatan dua kontainer besar untuk RT 22 dan RT 23 di kawasan Tamnos, dengan jadwal buang sampah dari pukul 18.00–05.00 WITA dan jadwal angkut antara pukul 05.00–09.00 WITA setiap hari. RT diminta untuk mensosialisasikan hal ini kepada warga.
Merry Wabang, kader Posyandu Permata Ibu Tujuh di belakang Gereja Kota Baru, menyampaikan bahwa dana operasional untuk PMT (Pemberian Makanan Tambahan) belum cair selama enam bulan. Ia juga menyampaikan bahwa kader posyandu yang bertugas menggantung ember Wolbachia di RT 22 dan RT 23 belum menerima honor.
Wali Kota menanggapi bahwa pencairan dana PMT triwulan I (Januari–Maret) sudah mulai dilakukan per 11 Juni 2025 dan akan segera disusul pencairan triwulan II. Beliau juga berkomitmen menaikkan insentif kader dari Rp150.000 menjadi Rp200.000 per kegiatan, serta akan menambah nilai bantuan pada APBD 2026.
Salah seorang warga RT 23, meminta penertiban terhadap kendaraan roda dua dan empat yang parkir sembarangan di atas trotoar, khususnya di depan SD Bertingkat Kelapa Lima, karena telah merusak keramik trotoar. Wali Kota memerintahkan Satpol PP untuk menindak tegas pelanggaran ini, tanpa pandang bulu.
Dalam tanggapannya, Wali Kota menegaskan bahwa aspirasi warga bukan hanya didengar, tetapi akan langsung ditindaklanjuti oleh perangkat daerah teknis. Ia juga mengapresiasi warga yang menyampaikan keluhan dengan cara yang tertib dan konstruktif.
“Saya senang karena warga Kota Kupang kini makin cerdas dan dewasa dalam menyampaikan aspirasi. Tidak perlu marah-marah, cukup datang dan bicara, kami siap mendengar dan bertindak,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam situasi efisiensi anggaran, Pemkot tetap memprioritaskan alokasi untuk pelayanan langsung ke masyarakat. Termasuk keputusan untuk tidak membeli mobil dinas baru dan memotong anggaran perjalanan dinas, agar dana bisa dialihkan ke kebutuhan vital seperti honor kader, kebersihan, dan pelayanan dasar lainnya.
Wali Kota menutup pertemuan dengan menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan dilaksanakan secara rutin setiap minggu, dan akan disiapkan nomor hotline khusus untuk menerima keluhan warga secara langsung dan terdokumentasi.
Setelah dialog, Wali Kota mengajak seluruh peserta untuk menikmati santap sore bersama dengan pangan lokal sebagai bentuk kebersamaan dan pemberdayaan komunitas lokal. (Sipers)