PORTALNTT.COM, KUPANG – Razia Gabungan TNI dan Kepolisian Polda NTT pekan lalu lalu ke Dancing Hall (DH) Kupang berlangsung aman. Tak ada oknum pejabat atau aparat yang terjaring razia, hanya petugas menemukan sejumlah Purel (wanita penghibur) mengenakan seragam putih – abu bak siswi SMA.
Para purel ini dijejerkan dalam sebuah ruangan kaca agar para lelaki hidung belang bisa melihat dan memesan sesuai selera untuk mendampinginya saat menikmati hiburan malam di club malam tersebut.
Purel yang mengenakan serangam putih – abu ini bagi kalangan tertentu manganggap hal biasa dan wajar untuk mengais rejeki. Namun disisi lain, perbuatan ini mencoreng dunia pendidikan, bukan hanya di Kota Kupang tetapi NTT umumnya, bahkan Indonesia.
Pemandangan tak lasim dan memalukan itu ditemukan petugas gabungan Polisi Militer, TNI dan Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur saat melaksanakan kegiatan penegakkan ketertiban dan disiplin (Gaktiblin) aparat, di Dancing Hall yang beralamat di Jalan W. J Lalamentik Kupang Nusa Tenggara Timur, Sabtu pekan lalu pukul 00 .10 wita.
Diduga modus yang digunakan para Purel berseragam SMA hanya untuk menarik dan memikat perhatian para lelaki hidung belang.
Seragam yang dikenakan puluhan wanita di club malam tersebut tidak berlambang dan tidak berlokasi sekolah, mereka menjinjing tas, bahkan sebagian mengikat ujung kemeja putih hingga perut terlihat jelas. Sepatu yang dikenakanpun bermodel sepatu bertumit tinggi beraneka warna.
Sebagian Purel ini terlihat menutup wajahnya saat didatangi petugas gabungan dan sebagian lagi terus bermake up meriasi wajah tanpa menghiraukan pertugas.
Meskipun demikian, para Purel ini tidak diamankan tim gabungan lantaran yang dirazia di tempat hiburan malam tersebut hanya untuk mencari tahu keterlibatan aparat dalam dunia hiburan malam.
Kepala dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Provinsi NTT, Piter Manuk yang dihubungi TerasNTT pertelepon (Sabtu, 13/8/2016), mengaku tidak tahu dan ragu akan temuan tersebut pasalnya razia itu berlangsung tengah malam dan tidak mungkin wanita penghibur itu adalah siswi SMA di Kota Kupang berkeliaran dengan mengenakan seragam sekolah di tempat hiburan malam.
Walau demikian, Manuk tetap meminta perhatian orang tua untuk selalu mengawasi dan memantau perkembangan pergaulan anak di luar sekolah demi menjaga agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
” Saya tidak yakin itu pelajar SMA, apalagi mengenakan seragam sekolah dan berjemaah bersama dalam satu ruangan khusus pada jam malam. Itu mungkin hanya suatu kehebohan yang dibuat para pekerja di sana. Tapi tetap saya menghimbau kepada para orangtua agar selalu memantau dan mengawasi anak – anak yang masih bersekolah dan berada di luar rumah pada malam jam istirahat,” kata Manuk.
Manuk juga menyayangkan jika itupun kegiatan di dalam dunia hiburan, sangat mempermalukan dan mencoreng dunia pendidikan.
” Jika itu benar dilakukan oleh siswi kita, maka sangat mempermalukan dunia pendidikan, di tengah gencar – gencarnyanya kita menyuarakan pendidikan karakter, budi pekerti dan kepribadian peserta didik. Namun dalam temuan ini, tetap saya katakan bahwa saya ragu dan sangat tidak yakin kalau yang berseragam di tempat hiburan malam itu adalah anak – anak kita. Itu hanya heboh – hebohnya yang dilakoni orang lain di dancing hall saja,” tegasnya.
Sementara, beberapa pihak yang dimintai pendapatnya terkait masalah tersebut, menyebutkan bahwa setiap malam di dancing hall sering diadakan hiburan malam dengan mengusung tema tertentu. Jika temanya anak sekolah, maka pelakonnya akan berkostum sesuai dengan tema dunia pendidikan begitupun dengan tema lain yang diusung dan kostum yang dikenakan disesuaikan dengan tema.
“Ooo di dancing hall itu memang selalu ada kegiatan di malam minggu, kostum yang dikenakan juga disesuaikan dengan tema yang diusung dalam acara hiburan malam itu. Jika temanya mengenai sekolah ya yang dikenakan adalah seragam sekolah, begitupun dengan tema lainnya. Yang jelas kostum yang akan dikenakan sesuai dengan tema yang diusung dalam acara hiburan malam itu. Dan itu tidak menjadi masalah bagi mereka”, ungkap salah seorang pengunjung dancing hall yang enggan menyebut namanya. (*TN)