PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Pasca Kematian seorang Balita umur 1 bulan 22 hari, asal Desa Lentera, Kecamatan Rote Barat Daya, yang diduga akibat kelalaian Puskesmas Batutua hingga mengalami keracunan obat. Dinas Kesehatan Kab. Rote Ndao akan melalukan audit terhadap pihak Puskesmas Batutua.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Rote Ndao, dr. Nelly F Riwu saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp pada, Sabtu (18/5/2024).
Kepada Media ini, Kadis Kesehatan Rote Ndao menjelaskan bahwa pihaknya telah turun langsung ke Puskesmas Batutua pada Kamis (16/5/2024) lalu guna meminta klarifikasi dari pihak Puskesmas Batutua terkait kasus tersebut.
Lebih lanjut, dr. Nelly F Riwu menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan audit terhadap kasus kematian balita tersebut.
“Terkait kasus tersebut, kami Dinkes sudah turun ke puskesmas batutua pada hari Kamis (16/5/2024) untuk meminta klarifikasi kronologisnya. Selanjutnya akan kami lakukan audit terhadap kasus ini,” Jelas dr. Nelly F Riwu, Kadis Kesehatan Rote Ndao.
Sebelumnya telah diberitakan oleh media ini, bahwa tim Medis Puskesmas Batutua diduga lalai dalam menangani seorang pasien bayi berusia 1 Bulan, asal Desa Lentera, kecamatan Rote Barat Daya.
Menurut Ibu dari pasien tersebut saat dijumpai media ini di RSUD Ba’a menjelaskan bahwa anaknya mengalami sakit batuk pilek, dan sempat dibawa ke Puskesmas Batutua pada, Sabtu pagi (11/5/2024).
Saat di ruang poli umum Puskesmas Batutua, Ibu pasien mendapatkan pelayanan dari seorang dokter yang bertugas, dan diberi resep obat yang kemudian disuruh ambil di Apotik Puskesmas Batutua.
Usai menerima obat, Ibu pasien pun pulang kembali ke rumahnya dan sempat meminumkan obat pada anaknya tersebut. Namun setelah meminum obat dari Puskesmas, malah kondisi pasien makin memburuk dan keluarga segera membawa pasien kembali ke Puskesmas Batutua karna.
“Siangnya kami ke Puskesmas, mereka kasih obat. Tapi saat pulang anak habis minum obat, bagian kepala, pipi kanan dan mata kanan bengkak. Kami bawa kembali ke Puskesmas jam 7 malam,” Ujar Ayah pasien.
“Saat kembali ke Puskesmas, mereka ambil kembali obat yang sudah diberikan waktu siang. Lalu mereka kasi resep obat baru suruh beli di apotik. Mereka tidak kasih rujukan lanjut ke RSUD.” Lanjut Ayah pasien, menjelaskan.
Hingga pada Minggu (12/5/2024) keluarga pun terpaksa membawa bayi tersebut ke RSUD Ba’a karna kondisinya makin memburuk. Dan Ayah korban, menjelaskan bahwa saat dibawa ke RSUD, pihak medis menjelaskan pada keluarga bahwa pasien Bayi alami alergi obat karna bayi masih berusia 1 bulan.
“Sampai di RSUD, Dokter bilang anak saya alergi obat.” Ucap Mik Pandie, Ayah pasien
Namun setelah dirawat sejak Minggu (12/5/2024) hingga Rabu Malam (15/5/2024) pasien bayi tersebut pun meninggal dunia pada pukul 11.56 WITA.
Sesuai dengan hasil diagnosis RSUD Ba’a yang tertulis pada Surat Keterangan Kematian pasien Balita tersebut, disebutkan bahwa Balita tersebut, tertulis bahwa penyebab kematian Bayi tersebut adalah Syok sepsis, yakni pasien syok karena infeksi, juga Peritonitis, yaitu infeksi di usus (penyebabnya bakteri /virus dll).
Juga bayi mengalami Distensi abdomen et causa bacterial infection, yakni kondisi perut membuncit karena infeksi bakteri. Serta Pneumonia komunitas, yaitu infeksi paru-paru karena infeksi kuman dari masyarakat.
Sementara itu, Pantauan Media ini di ruang ICU RSUD Ba’a sesaat setelah kematian bayi tersebut, tampak bagian kelopak mata kanan pada Bayi mengalami bengkak kemerahan, juga bagian bibir tampak bengkak kebiruan dan kulit bibir terlihat kering mengelupas.