PORTALNTT.COM, LEWOLEBA – Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Kabupaten Lembata mendorong para pemuda untuk membuka lahan tidur dan ditanami jagung sebagai komoditi pangan sebagai salah satu cara menyukseskan program Kementerian Pertanian mendorong ketahanan pangan Indonesia dan Dunia tahun 2018.
Program Menteri Pertanian Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) telah terbentuk di kabupaten Lembata. Program ini Sesuai Surat Menteri Pertanian Nomor : B.1083/SR.420/A/03/2017 tanggal 15 Maret 2017 yang ditandatangani oleh Sekjen Mentri Pertanian Hary Priyono. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Gempita bukan organisasi, bukan pula LSM tapi Gempita adalah program menteri pertanian untuk menjagungkan lahan tidur melalui pemuda.
“Pemuda tidur dan lahan tidur dibangunkan. Gempita akan mengolah lahan yang selama ini belum eksis, lahan tidur yang tidak pernah diolah,” kata Ramos selaku kordinator Gempita kabupaten Lembata.
Menurutnya, nanti ada MoU antara Gempita dan Pemilik Lahan dengan sistem bagi hasil. Petani siapkan lahan, gempita siapkan bibit, alat tanam, handtraktor, pompa air, pupuk, obat, dan lain-lain.
“Pasca panen, pihak ketiga sebagai pembeli disiapkan oleh mentri pertanian melalui Bulog, dan lain-lain,” terang Dia.
Dia mengatakan, Gempita kabupaten Lembata telah diterbitkan Surat Mandat Nomor : SM.002/Gempita NTT/III/2017 dengan menunjuk Istanislaus L. B Ramos selaku kordinator kabupaten. Surat Mandat ditandatangani oleh Daniel Nalle dan Albertho Mangu masing-masing selaku Kordinator dan Sekretaris Gempita Propinsi NTT. Mandat untuk kordinasi dengan pemerintah kabupaten, membentuk pengurus, dan membentuk gempita di 9 kecamatan di Lembata.
“Kami siap mensukseskan program mentri pertanian RI untuk menopang ketahanan pangan nasional,” kata Ramos.
NTT ditargetkan untuk mengelolah 100 ribu hektar di 23 kabupaten/kota dari 3 juta hektar se Indonesia yang ditargetkan kementrian pertanian. Program ini diberlakukan sejak Mentri Pertanian mengeluarkan kebijakan menghentikan impor jagung. Konsekwensinya perlu penambahan lahan. Lahan yang dikelolah adalah lahan yang belum eksis, belum disentuh.
“Di Lembata untuk perdana kita siap uji coba perdana dengan 20 hektar lahan tidur, dalam waktu dekat kita akan kordinasi dengan dinas pertanian,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Emanuel Bataona kader Serikat Tani Nasional, Sejauh ini sudah membantu kordinator Gempita menginventarisir lahan, untuk 5 kecamatan dan banyak berdiskusi dengan kelopok tani serta mengandeng kaum muda dimana Calon Lahan itu ada tanggapan positip untuk calon petani tinggal bagimana pemantapan serta eksen lapangan saja.
“Untuk mendapatkan langkah lain Komunikasi Ke dinas Terkait sudah sedang di komunikasikan. Harapannya sebagai Korwil Kab. lembata pimpinan Kabupaten dan Pimpinan Dinas Terkait dapat bergandengan tanggan dan melihat ini hal yg positip apalagi melibatkan kelopok tani dan para Pemudai/i demi membangun Lewotana Lembata dan tentunya Indonesia untuk Swasembada Jagung,” kata Harapan. (*)