PORTALNTT.COM, KUPANG – Ketua Pemuda Revolusi Rote Ndao (PRRN) Sammy Balukh menegaskan organisasi PPRN bukan gerakan politik melainkan gerakan pemberdayaan.
“Memang banyak pihak sedang mencurigai kami bahwa ini gerakan politik, tapi kami sejak awal sudah punya komitmen ini adalah gerakan revolusioner khususnya memberdayakan pemuda di bidang ekonomi,” tegas Sammy di sela-sela kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan PRRN di aula Koperasi Talenta, Sabtu (10/9/2016).
Menurutnya dari pikiran awal, melalui diskusi-diskusi yang kami bangun sejak bulan Mei lalu Rote Ndao ini tertinggal secara ekonomi pertanian juga tidak survive, walaupun iklim kita sama dengan Sabu Raijua.
“PAD kita masih rendah jika dibandingkan dengan kabupaten Sabu Raijua dan Sumba Barat Daya, padahal mereka jadi kabupaten belakangan. Jadi konsep kita adalh focus pada pembangunan ekonomi. Kita mau menciptakan pemuda yang mandiri dan bisa membanggakan Rote Ndao ke depan,” katanya.
Ditanya terkait faktor kesuksesan sebuah daerah tidak terlepas dari peran seorang pemimpin, kata dia, PRRN tidak memandang siapa pemimpinnya tapi program apa yang akan dibuat di Rote Ndao untuk mengambangkan masyarakat.
“Secara tekhnis kami tidak masuk kapada siapa yang harus menjadi pemimpin tetapi konsep-konsep yang kami bangun di sini akan menjadi rekomendasi untuk pemimpin Rote Ndao ke depan,” tutup Sammy.
Dalam kegiatan seminar nasional dengan tema “Peran Pemuda dalam Pembangunan Daerah”. Pembicara yang diundang dalam seminar nasional sehari tersebut antara lain, Marthen Dira Tome (Bupati Sabu Raijua), Agutinus Medah (Anggota DPD RI), Jefri Riwu Kore (Anggota DPR RI), Ny. Ratu Wulla Tallu (Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumba Barat Daya) dan Jonas Salean (Walikota Kupang).
Salah satu pembicara yang juga adalah putra Rote Ndao Walikota Kupang Jonas Salean, tidak bisa hadir pada kesempatan tersebut. (Jefri)