PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Alex Foenay resmi terpilih jadi Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indoneia (PBSI) Provinsi NTT periode 2022-2025 dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) di Sahid T-More Kupang, Sabtu (26/3/2022).
Alex Foenay terpilih secara aklamasi oleh seluruh peserta Musprov, provinsi dan kabupaten/kota seluruh NTT. Musprov PBSI NTT dipimpim pengurus PBSI Pusat.
Di hadapan seluruh peserta Musprov, Alex Foenay mengatakan komitmennya untuk mengembangkan olahraga Bulutangkis di bumi Flobamorata.
“Saya berkomitmen untuk mengembangkan Bulutangkis dengan melahirkan atlet-atlet potensial yang akan berprestasi di tingkat nasional dan internasional,” ungkap Alex Foenay, anggota DPRD Provinsi ini.
Diakuinya ada sejumlah program yang akan dijalankan selama masa kepemimpinannya. Salah satu program yang akan dilakukan adalah menyelenggarakan kejuaraan di sekolah-sekolah untuk selanjutnya diambil bibit-bibit unggul yang akan dilatih dan dibimbing di Program Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda).
“Pelatihnya sudah siap dan kami sangat siap untuk itu,” tegas politisi Perindo ini.
Alex Foenay juga mengakui dalam komposisi badan pengurusnya ada sejumlah rekan-rekannya di DPRD Provinsi. Ia berharap dengan kehadiran rekan-rekan DPRD Provinsi akan mendongkrak kejayaan olahraga Bulutangkis baik dari intervensi anggaran maupun dukungan lainnya sehingga visi misi yang akan dijalankan bisa sukses.
“Ada banyak teman anggota dewan Provinsi yang jadi pengurus di PBSI. Anggota dewan dalam sebulan bisa turun 3 atau 4 kali di daerah. Mereka turun ke sana pembinaan juga. Apalagi turun sebagai anggota DPRD yang juga sebagai pengurus Provinsi maka pasti ada perhatian dari pemerintah daerah setempat untuk bisa melihat teman-teman di daerah,” tandasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PBSI Provinsi NTT Sudarto Adinegoro yang juga pengurus PBSI Pusat mengatakan, menjadi ketua tentunya akan mengorbankan waktu, tenaga termasuk materi. Namun, untuk pengabdian harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab.
“Jangan pernah putus asa dan menyerah. Kalau tidak sanggup mundur karena kita sama-sama mengabdikan diri kepada negara melalui olahraga bulutangkis,” ujarnya.
Dia mengatakan, pengurus harus bersinergi dalam pembinaan atlet bulutangkis. Ke depan NTT, harus bisa mengirimkan atlet ke Pelatnas.
Ia berharap, ke depan setiap kabupaten kota/kota wajib memiliki tiga perkumpulan (klub) dan masing-masing klub harua memiliki atau mewakili 7 atlet bulutangkis.
“Sehingga ke depan tidak ada mal administrasi umur. Saya bantu untuk kawal bisa menjadi lumbung-lumbung atlet ke Pelatnas,” kata Sudarto. (Red)