PORTALNTT.COM, WAIKABUBAK – Umat Islam sekabupaten Sumba Barat, Selasa malam tanggal 25 April 2017 tepat pada pukul 20:30 WITA memperingati Isra Mi’raj di Masjid Al-Azhar Waikabubak.
Kegiatan perayaan peringatan ini dimaksud untuk, mengajak seluruh umat Islam untuk selalu tunduk kepada sang pencipta tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW menerima perintah ibadah sholat 5 waktu, untuk bagaimana umat Islam selalu taat melaksanakan ibadah sholat 5 waktu sekaligus menjauhi larangan Allah SWT, sehingga perintah itu betul-betul dilaksanakan sebaik-baiknya.
Peringatan Isra Mi’raj kali ini dihadiri oleh Ustad Sarifuddin, Pengadilan agama, Wakil KUA, Ketua PHBI, Kapolres, Kasdim 1613 SB, tokoh agama dan seluruh umat Islam di Kabupaten Sumba Barat.
Dalam kesempatan ini Ustad Sarifuddin S. Ag dalam ceramahnya menyampaikan, bahwa pengertian Isra Mi’raj sering kali di kalangan masyarakat mendefinisikan bahwa Isra dan Mi’raj menjadi suatu peristiwa yang sama padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda dan untuk meluruskan hal tersebut tentang Isra dan Mi’raj dalam perjalanan nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT yaitu sholat 5 waktu untuk disampaikan kepada umatnya.
Lebih lanjut Ustad Sarifuddin menyatakan bahwa Isra Mi’raj ada dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini nabi Muhammad SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk menunaikan sholat 5 waktu.
Isra Mi’raj terjadi pada akhir kenabian di Mekkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan peristiwa Isra Mi’raj ini terbagi menjadi dua peristiwa yang berbeda.
Dalam Isra nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsal lalu sampai Sidratul Muntahah yang merupakan tempat tertinggi, disinilah beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan sholat 5 waktu.
Dalam kesempatan kali ini Ustad Sarifuddin S. Ag mengajak umat Islam untuk hidup bertoleransi dalam menghargai antara sesama sehingga kehidupan dalam beragama terjalin keharmonisan. (Mus)
Komentar Anda?
