Dawai Pengembara

  • Whatsapp
banner 468x60

Refleksi kecil Injil Yohanes 3:7-15

PORTALNTT.COM – Seorang Bidan pernah bercerita tentang pengalamannya menolong persalinan. Dalam ceritanya, ia mengatakan bahwa setiap kali seorang bayi lahir ke dalam dunia, hal pertama yang dilakukan bayi itu adalah menangis. Menangis adalah ciri kehidupan pertama dalam kelahiran seorang bayi. Jika bayi yang baru lahir tidak menangis, maka dokter atau pun bidan akan berusaha membuat bayi itu menangis. Jika tidak menangis maka itu pertanda tidak baik. Menangis adalah tanda ia hidup.

Saya lantas merenung, mengapa bayi harus menangis? Mungkin karena ia berpindah dari sebuah tempat yang hangat dan nyaman di rahim ibunya ke suatu tempat yang asing, suatu tempat yang jauh berbeda, di dunia nyata. Dan memang jika direnungkan, peristiwa kelahiran merupakan suatu peristiwa sukacita tapi berisi sebuah perjuangan yang tidak mudah, antara hidup dan mati, baik si ibu, bayi dan orang yang membantu persalinan. Peristiwa kelahiran ibarat fajar pagi yg cerah setelah melewati malam yang gelap penuh kecemasan dan pergulatan.

Injil hari ini berkisah tentang percakapan antara Yesus dan Nikodemus. Siapakah Nikodemus? Ia adalah seorang Rabbi, seorang guru Yahudi; pengajar Hukum Taurat. Nikodemus gagal paham ketika Yesus berbicara tentang ‘kelahiran baru.’ Ia memahaminya secara manusiawi sehingga bertanya bagaimana mungkin seorang yang sudah dewasa harus masuk kembali ke dalam rahim ibunya. Sungguh suatu yang tidak masuk akal bagi Nikodemus.

Tetapi Yesus tidak sedang berbicara tentang hal duniawi melainkan hal surgawi. Yang dimaksudkan Yesus adalah lahir baru di dalam Roh. Kelahiran baru hanya bisa terjadi di dalam iman akan Yesus Kristus melalui bimbingan Roh Kudus. Persekutuan dengan Yesus Kristuslah yang membuat seseorang mengalami hidup baru dan menghasilkan buah laksana ranting yang bersatu dengan pokok anggur dan berbuah limpah.

Peristiwa kelahiran seorang bayi dan pengajaran Yesus tentang ‘kelahiran baru’ dapat kita refleksikan untuk hidup keberimanan kita. Lahir baru dalam Roh berarti bersedia menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru.

Menjadi manusia baru memang tidak semudah mengucapkannya. Kita kadang berbenturan dengan kedagingan kita. Seperti seorang bayi yang menangis ketika beralih dari kenyamanan rahim ibunya ke suatu dunia baru, kita pun seringkali mengalami tantangan dan hambatan tertentu ketika berusaha melepaskan diri dari cara hidup lama yang mungkin sudah terlanjur nyaman kita hidupi. Di satu sisi roh kita kuat tetapi di sisi lain kedagingan kita lemah.

Sesungguhnya, untuk hidup baru dalam Roh, kita harus memiliki komitmen yang kuat. Kita pun tak bisa mengandalkan kekuatan kita sendiri dalam perjuangan ini, kita butuh Roh Kudus. Kita pasti akan melewati berbagai hal yang membuat kita ragu-ragu, bahkan tidak nyaman. Peralihan kita dari manusia lama menjadi manusia baru pun kadang tidak bisa diterima oleh orang lain. Selalu ada konsekuensi dalam keputusan mengikuti Yesus.

Mari terus membuka diri terhadap bimbingan Roh Kudus untuk sebuah kelahiran baru. Kita pasti ‘menangis’, tetapi tangisan atas pilihan kita untuk mengikuti Yesus membawa kita untuk melihat keselamatan di masa yang akan datang. (John Bahy)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60