PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Anggota DPRD Rote Ndao melakukan sidak di Rusun Ne’e yang adalah tempat Karantina pasien Covid-19 di Kab. Rote Ndao, Jumat (30/4/2021).
Sidak ini dilakukan untuk mengecek langsung dan memastikan keadaan sarana, fasilitas dan perlengkapan medis di tempat Karantina tersebut apakah sudah sesuai standar penanganan pasien Covid-19 atau belum.
Dalam sidak tersebut, para Anggota DPRD Rote Ndao, Yosia A Lau, SE (Wakil Ketua DPRD) bersama Paulus Henuk, SH (Wakil Ketua DPRD) Denison Moy, ST (Ketua Komisi B) dan Olafbert Manafe (Anggota Komisi B) terkejut melihat kondisi Rusun Ne’e yang tampak tak bersih karena sampah berserakan di beberapa sudut ruangan.
Selain sampah, DPRD Rote Ndao juga mendapati Tim Medis di Rusun Ne’e benar kekurangan Masker N95 sebagai salah satu bagian penting dari APD (Alat Pelindung Diri) dan juga Tim Medis di Rusun Ne’e masih membutuhkan tambahan personil Tenaga Medis, sebab jumlah Pasien Positif Covid-19 di Rote meningkat drastis.
Tak cukup disitu, DPRD Rote Ndao juga kaget dan heran karena ternyata Tim Medis sebanyak 8 orang di Rusun Ne’e mengaku bahwa mereka bekerja secara sukarela tanpa mendapatkan insentif tambahan apapun. Para Tim Medis itu hanya menerima gaji mereka sesuai dengan profesi medis masing-masing, baik yang Perawat, Bidan, dan Dokter.
Hal tersebut membuat para Wakil Rakyat Rote Ndao heran, sebab Anggaran untuk Percepatan Penanganan Virus Covid-19 dalam APBD Kab. Rote Ndao Tahun 2021 yang adalah sebesar Rp 35.000.000.000 (Tiga Puluh Miliar Rupiah) yang terbilang cukup besar tapi tidak sedikitpun diberikan bagi Tim Medis yang menangani Pasien Covid-19.
“Anggaran begitu besar, tapi mereka (Tim Medis) tidak diperhatikan. Padahal nyawa mereka jadi taruhan disini. Dana Covid-19 sebanyak 35 Milyar Rupiah itu kan salah satu tujuannya untuk insentif Tenaga Medis,” ungkap Paulus Henuk, Wakil Ketua I DPRD Rote Ndao.
Senada dengan Paulus Henuk, Wakil Ketua II DPRD Rote Ndao yakni Yosia A Lau, SE juga mempertanyakan insentif Tenaga Medis yang menangani Pasien Covid-19 di Rote Ndao.
“Kan ada insentif segala macam untuk Tenaga Medis, ada kan ? Sudah terima apa belum?,” Tanya Yosia Lau pada Tim Medis Rusun Ne’e.
Menanggapi hal tersebut, dr. Nelly F Riwu, selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan Rote Ndao yang juga hadir dalam Sidak tersebut menjelaskan bahwa dari tahun 2020 lalu, mantan Kepala Dinas Kesehatan Rote Ndao yakni drg. Suardi tidak mau gunakan Dana Covid untuk insentif Tenaga Medis.
“Kalau untuk tahun 2020, Mantan Kadis Kesehatan tidak mau menggunakan dana itu. Sedangkan untuk tahun 2021 ini kami masih menunggu juknisnya,” jawab dr. Nelly Riwu, Plt. Kadis Kesehatan Rote Ndao.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Rote Ndao yakni Denison Moy, ST juga meminta agar Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Rote Ndao juga harus membagikan masker bagi pasien-pasien Covid-19 yang dikarantina di Rusun Ne’e.
“Masa tidak siapkan masker juga untuk pasien. Masa pasien pakai masker yang mereka bawa sendiri dari rumah saat awal masuk karantina berhari-hari tidak diganti. Ini Fatal,” ujar Denison Moy.
Para Anggota DPRD Rote Ndao tersebut juga meminta keadaan Rusun Ne’e yang dijadikan sebagai tempat Karantina pasien Covid-19 di Kab. Rote Ndao harus diperhatikan kelayakan dan kenyamanan bagi Pasien Covid-19, juga bagi Tim Medis yang bertugas di Rusun Ne’e.
Penulis: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali