PORTALNTT.COM, MAUMERE – Masyarakat Indonesia sudah banyak yang menyadari betapa pentingnya memiliki jaminan kesehatan, itulah yang dirasakan Maria Etfrida Ersi yang menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Ia menceritakan bahwa dirinya dan anggota keluarga sudah terdaftar sebagai peserta JKN dan membuatnya tenang menjalani hari.
“Menurut saya menjadi peserta JKN itu sangat penting, karena kalau sakit tidak perlu keluar biaya berobat. Saya, suami dan anak-anak jadi peserta JKN karena dapat dari pemerintah. Puji Tuhan kami sudah punya jaminan Kesehatan,” tutur wanita yang akrab disapa Ersi.
Ersi menceritakan, sebelum menjadi peserta JKN dirinya harus mengeluarkan biaya jika berobat ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Untuk sakit batuk dan pilek ia mengeluarkan biaya belasan sampai puluhan ribu. Meskipun begitu ia mengaku menjadi peserta Program JKN membuatnya lebih tenang karena kondisi kedepan ia tidak tahu.
“Dulu sebelum jadi peserta JKN saya selalu bayar kalau berobat ke Puskesmas Habibola. Walau sakit saya hanya batuk pilek dan biaya hanya belasan ribu sampai puluhan ribu tapi menjadi peserta JKN sangat penting. Bagaimana kalau ke depan sakit dan biayanya besar, lebih baik sedia dulu. Saya pun jadi peserta JKN karena di data dari pemerintah desa dan saya merasa senang sekali,” kata Ersi.
Ia menceritakan kalau berobat setelah jadi peserta JKN ia tidak lagi mengeluarkan biaya, cukup menunjukkan identitas diri. Di puskesmas ia mengaku dilayani dengan sangat baik karena dokter dan perawat disana sangat ramah. Hal tersebut juga dirasakan oleh suami dan anggota keluarga lainnya. Tidak ada dibedakan antara pasien umum dengan pasien peserta JKN.
“Sekarang setelah jadi peserta JKN saya tidak pernah mengeluarkan biaya kalau berobat ke puskesmas, saya hanya menunjukkan identitas diri sudah bisa dilayani. Disana dokter dan perawat sangat baik, mereka semua melayani dengan ramah. Saya juga tidak dibeda-bedakan dengan pasien umum. Begitu juga dengan suami dan anak saya,” jelasnya.
Maria yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga menceritakan bahwa bantuan pemerintah seperti pemberian kepesertaannya menjadi peserta JKN sangat membantu. Sementara sang suami yang bekerja sebagai petani tidak memiliki penghasilan tetap. Sehingga sehari-hari suaminya membuat batako untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari di rumah.
“Saya bersyukur sudah dapat kepesertaan JKN dari pemerintah dan saya merasa sangat terbantu. Saya seorang ibu rumah tangga sedangkan suami sebagai petani. Penghasilan suami tidak tetap sehingga sehari-hari juga bekerja buat batako untuk mencukupi kebutuhan di rumah,” ungkap Ersi.
Ia berpikir kalau biaya berobat jika ia sakit mendadak tidak dapat disiapkan karena ia tidak memiliki tabungan uang yang banyak. Program JKN inilah yang menjadi harapan ia berlindung dari kemungkin sakit kedepan. Jaminan kesehatan untuknya dan keluarga membuat ia merasa tenang kedepannya.
“Sudah cukup untuk keperluan sehari-hari, jadi biaya untuk berobat sakit tidak ada siap tabungan atau simpanan. Kalau sakit tiba-tiba dan tidak ada uang kami pun menjadi pusing memikirkan biaya berobat. Mungkin kalau sakit batuk pilek masih bisa kami cari uang tapi kalau sakit yang lain tidak tau seperti apa,” tambah Ersi
Ersi berharap Program JKN ini tetap terjaga dan dapat terus melayani masyarakat. Kemudahan yang ada semakin memudahkan peserta dalam mengakses layanan kesehatan. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mendaftarkannya sebagai peserta JKN. Termasuk semua pihak yang telah berkontribusi dalam Program JKN ini. Tentu karena semua pihak maka Program JKN ini tetap terjaga.
“Semoga Program JKN ini tetap terjaga dan bisa terus melayani masyarakat. Kemudahan akses layanan kesehatan membuat kami merasa senang. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mendaftarkan saya dan keluarga sebagai peserta JKN. Semua pihak yang ada di dalamnya juga saya ucapkan terimakasih karena telah mendukung Program JKN ini sehingga terus ada,” tutup Ersi.