PORTALNTT.COM, LARANTUKA – Di hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-71, diwarnai aksi tawuran antar pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Larantuka. Aksi tersebut dipicu kelebihan mengkonsumsi minuman keras (miras) masing-masing pelajar.
Informasi yang dihimpun portalNTT.com ketika sedang berlangsungnya tawuran, aksi tawuran bermula dikompleks SMA PGRI kota Larantuka, Jumat (25/11/2016) Remon yang merupakan siswa dari STM Bina Karya Larantuka membuat keonaran dalam kompleks SMA PGRI di penghujung acara HUT PGRI.
Aksipun memanas saat tiga pelajar asal SMAK ST. Darius Larantuka yang berboncengan dengan sepeda motor ditendang oleh salah seorang pelajar yang tidak dikenal identitas dan asal sekolahnya.
“Awalnya mereka megancam salah seorang pelajar asal SMAK ST. Darius,yang pada saat itu berboncengan tiga orang.Tiba-tiba salah seorang pelajar yang tidak diketahui asal sekolahnya menendang seorang pelajar SMAK ST. Darius yang dibonceng pada bagian tengah hingga terjatuh. Kami berteriak karena melihat aksi mereka. Kami mengenali salah satu korban yang ditendang itu, karena dia teman kami waktu SMP. Teman-teman dari SMA PGRI pun berlari meleraikan mereka,” terang salah seorang siswi asal SMA PGRI Larantuka yang enggan menyebutkan identitasnya.
Pantauan portalNTT.com, pada saat aksi kejar-kejaran terjadi hingga ke jalan kompleks Biara SsPS Balela, arus lalulintas pun terhenti. Tampak belasan pelajar yang mengenakan seragam berlogo STM Bina Karya Larantuka berboncengan memegang batu dan kayu sambil konvoi di jalan raya.
”Ada yang bukan anak sekolah juga ikut dalam aksi kejar-kejaran tersebut. Kami di SMA PGRI hanya meleraikan saja. Tetapi pada saat proses peleraian itu salah seorang teman kami juga turut jadi korban pemukulan dari anak-anak STM Bina Karya. Mereka memukul salah orang teman, kami juga bingung,” kata Siswi itu.
Salah seorang warga kelurahan Balela pasca tawuran, menyesali aksi para pelajar tersebut. Ia mengharapkan agar pihak sekolah mengambil langkah dan tindakan tegas kepada pelajar yang membuat keributan dimana menggangu ketertiban dan kenyamanan di masyarakat.
“Kami sesali tindakan anarkis dari anak-anak sekolah tersebut. Inikan hari Guru Indonesia. Mereka tidak memaknai arti dari hari guru tersebut, malah mabuk-mabukan di jalan buat keributan di masyarakat. Saya berharap agar pihak sekolah mengambil tindakan tegas kepada para pelajar yang ikut tawuran tersebut.Biar mereka sadar bahwa masa depan mereka masih panjang,” katanya. (Ola)