Manajemen Baru dan Mimpi Bank NTT: Membuka Babak Baru Menuju Bank Daerah Kelas Dunia

  • Whatsapp

PORTALNTT.COM, KUPANG – Bank Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi memasuki era baru dengan hadirnya jajaran manajemen baru yang membawa semangat pembaharuan dan visi besar.

Dengan komposisi dan penambahan jabatan Komisaris dan Direksi, Bank NTT menetapkan arah strategis untuk menjadi bank daerah yang tidak hanya tangguh secara finansial, tetapi juga adaptif terhadap perubahan zaman dan teknologi.

Gubernur NTT, Melki Laka Lena, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) menyampaikan komposisi Komisaris yang semula hanya 3 orang kini akan semakin kokoh dengan bertambahnya 2 jabatan komisaris independen sehingga menjadi 5 Jabatan Komisaris.

Komisaris Utama:

“Komisaris Utama Doni H. Heta Hubun (mantan Kepala BI Perwakilan NTT), Komisaris Independen:Frans Gana (diangkat kembali), Eko Sitiabudi, Yosef Jiwadeole, Satu nama dari Bank Jatim (dalam proses finalisasi),” ungkap Gubernur Laka Lena usai RUPS di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Rabu (14/5/2025) hingga Kamis (15/5/2025) dini hari.

Sementara komposisi Direksi dari semula hanya 5 jabatan kini akan berjumlah 7 jabatan.

Direktur Utama: Charlie Paulus dan Yohanis Landu Praing

Direktur Operasional dan SDM: Yohanes Landu Praing dan Rahmat Saleh

Direktur Kredit: Allo Geong

Direktur IT: Sony Pellokila

Direktur Kepatuhan: Revi (Bank Jatim)

Direktur Treasury dan Keuangan: Heru (Artha Graha)

Direktur Dana: Siti Aksa

Komposisi baru memang terlihat gemuk, namun ini adalah bagian dari upaya para pemegang saham dalam mewujudkan mimpi bersama menjadikan Bank NTT sebagai bank daerah yang inklusif, modern, dan berstandar nasional, bahkan internasional.

Berdasarkan data infobank per Desember 2024, posisi bank NTT ada di urutan nomor 23 secara nasional dalam hal menghasilkan laba bersih, yaitu sebesar Rp188 miliar. Jumlah ini terbilang kecil jika dibandingkan jumlah aset yang dimiliki yaitu sebesar Rp17,4 triliun.

Bandingkan dengan bank daerah lainnya dengan asset di bawah Rp20 triliun. Bank Sultra misalnya, punya aset Rp12,6 triliun dan mampu memberikan nett profit sebesar Rp418 miliar. Ada juga Bank Jambi dengan aset Rp 12,5 triliun dan menghasilkan laba bersih Rp315 miliar. Juga ada Bank Kalteng, asetnya Rp18,5 triliun dan memberikan laba bersih bagi daerah sebesar Rp321 miliar.

Persoalan ini bukan persoalan biasa melainkan persoalan serius yang membutuhkan strategi bisnis di tahun 2025 dari para kandidat Direksi dan Komisaris untuk memperbaiki laba bank. Strategi itu harus mereka tuangkan pada Bussines Plan atau RBB (Rencana Bisnis Bank).

Empat Pilar Mimpi Baru Bank NTT

  1. Digitalisasi Menyeluruh
    Manajemen baru agar mempercepat pengembangan layanan digital, memperkuat infrastruktur TI, serta meluncurkan aplikasi perbankan yang lebih ramah pengguna dan aman.
  2. Transformasi Budaya Kerja
    Perubahan tidak hanya terjadi pada sistem, tapi juga pada budaya kerja. Bank NTT harus menanamkan nilai profesionalisme, integritas, dan pelayanan prima sebagai DNA organisasi.
  3. Akselerasi UMKM dan Inklusi Keuangan
    Fokus pada pengembangan ekonomi lokal melalui dukungan terhadap pelaku UMKM, petani, dan pelaku usaha kreatif, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
  4. Penguatan Tata Kelola dan Transparansi
    Komitmen terhadap good corporate governance (GCG) menjadi fondasi utama dalam setiap langkah strategis Bank NTT ke depan.

Bank NTT Akan Dikelola Tanpa Dominasi Politik

Gubernur NTT bersama para Bupati dan Wali Kota telah mencapai kesepakatan formasi jajaran direksi dan komisaris hasil RUPS Luar Biasa benar-benar dipilih secara profesional dan tidak membawa muatan politik.

Nama-nama yang dipilih berasal dari berbagai lembaga keuangan terkemuka, termasuk mantan pejabat Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Artha Graha, dan bank-bank lainnya yang memiliki rekam jejak baik.

Selain itu berdasarkan penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), kondisi Bank NTT secara umum sehat, tetapi rentan terhadap gangguan internal dan eksternal.

“Dibutuhkan kepemimpinan yang profesional, bersih, dan berkomitmen penuh pada perbaikan sistemik. Kami berharap semua kepala daerah tetap satu suara mendukung penguatan Bank NTT. Ini rumah kita bersama, dan harus kita jaga bersama,” tandas Melki Laka Lena.

Bank NTT kini berdiri di titik awal perubahan besar. Dengan mimpi besar, manajemen baru, dan kepercayaan masyarakat, Bank NTT siap melangkah menuju masa depan yang lebih cerah, menjadi simbol kemajuan ekonomi dan kebangkitan daerah Nusa Tenggara Timur.

Komentar Anda?

Related posts