PORTALNTT.COM, LEMBATA – Yayasan Forum Lembata Memanggil Peduli Korban bencana alam, banjir bandang dan tanah longsor di kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Lembata, Nusa Tenggara Timur yang terjadi pada Minggu (5/4) yang lalu.
Kepedulian Yayasan Forum Lembata Memanggil dengan menyalurkan berbagai jenis bantuan yang diserahkan langsung ke posko pengungsian, baik posko pengungsian yang berada di pusat kota Lewoleba maupun posko mandiri di kecamatan Ile Ape.
Kordinator Yayasan Forum Lembata Memanggil, Heri Tanatawa Lewotolok saat ditemui media ini, Rabu (28/4/2021) malam mengatakan, total bantuan yang dibawa sebanyak 14. 700 (Empat Belas Ribu Tujuh Ratus) ton.
“Sebagian diturunkan di Larantuka (Flotim) tujuannya ke Waiburak dan Lamanale dan sekitarnya. Itu beras dan sembako,” ungkapnya.
“Tiba di Lembata kita berbagi beras 600 kg. Harusnya kami bisa tambah, hanya perintah dari pusat (Yayasan) di bawa komando Abang, Bernard Tifaona keluarganya almarhum bapak Jenderal Anton Tifaona, anaknya Abang Daniel Boli, Abang Leksi Tifaona, Bernard Tifaona, mereka suport jadi kami di suruh turun dulu, bawa yang ada dulu dan melihat perkembangan di lapangan, kalau ada yang mebutuhkan lagi, kami laporkan dan mereka dari pusat akan mensuportkan lagi untuk kita belanja lagi di sini,” tambahnya.
Dikatakannya, Untuk bahan mentahnya dari sini, kalau dibawa semua dari sana (Jakarta) mahal.
“Karena kemarin kita pakai dump trek dari Jakarta-Surabaya-Ende-Larantuka langsung bongkar di Lembata. Kita dari sana dengan biaya yang signifikan. Sehingga sebagian besar itu pakain layak pakai,” terangnya.
Dia menguraikan, pakaian layak pakai untuk korban bencana alam sekitar 7 ton.
“Sudah 4 hari di sini, untuk sembako 270 paket kita sudah drop ke kebun yakni posko mandiri seperti di Waisesa, Parak Walang dan sekitarnya. Sekarang yang tersisa tinggal pakaian, di posko mandiri sudah sebagian kami kasih pakaian.
Sementara dalam kota sendiri sudah sekitar 450 paket. Stok kami masih sekitar ribuan paket. Mungkin yang kita sasar pertama adalah posko mandiri,” tandasnya.
Hery berharap, bantuan yang diberikan tersebut bisa bermanfaat bagi saudara-saudari yang sementara mengalami musibah.
“Dalam artian bahwa tidak bermanfaat untuk hari ini tetapi bermanfaat untuk ke depannya. mungkin yang kami beri itu, sembako di konsumsi selesai, tetapi untuk bantuan tikar dan terpal bisa dipakai seefisien mungkin dan benar-benar di jaga karena kita tidak tahu sampai kapan mereka di pengungsian (Kebun-kebun) itu,” pungkasnya.
Penulis: Wilibaldus Kali
Editor: Jefri Tapobali
Komentar Anda?
