PORTALNTT.COM, LEMBATA – General Manager (GM) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Swasti Sari, Yohanes Sason Helan mengatakan, Koperasi kredit (Kopdit) Swasti sari bukan barang baru.
“Swasti sari dari sejarah sudah 33 tahun dan bukan barang baru lagi. Barang baru untuk desa ini,” kata General Manager (GM) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Swasti Sari, Yohanes Sason Helan saat memberikan sambutan pada acara peresmian KSP Kopdit Swasti Sari, kantor kas Kedang, cabang Lembata, Jumat (6/11/2020).
Lanjutnya, Kopdit Swasti sari ini sudah nasional, bukan bodong.
“Setiap cabang kopdit di tandatangani oleh menteri koperasi Republik Indonesia (RI), termasuk cabang Lembata,” ungkap pria berdarah Adonara ini.
Dia menjelaskan, secara ekspansi, Swasti sari sudah mempunyai 24 kantor cabang yang tersebar di wilayah indonesia.
“2 cabang ada di Bali dan Jimbaran. Di tahun 2020 ini, kita rencana ekspansi lagi di dua provinsi, Jawa Timur dan NTB namun masih pending karena Covid,” jelasnya.
Lebih jauh katanya, Kopdit Swasti sari memiliki 1 kantor pusat dan 2 kantor cabang pembantu dan 69 kantor kas.
“Anggota sudah 100 ribu lebih, uang mencapai 1 Triliun. Uang ini kita tidak pernah minta donator satu sen. Uang ini milik raja-raja dan ratu-ratu (Mereka yang tidak pakai sendal, mereka yang makan Siri pinang, mereka yang pakai sarung),” tutur GM Swasti Sari Yohanes Sason Helan yang akrab disapa John Helan.
Dijelaskan John, Kopdit Swasti Sari tidak membedakan suku, agama, etnis, yang terutama adalah bentuk pelayanan dengan benar.
“Kenapa orang mau sejahterah kami yang harus cari. Kenapa bapak mama tidak mau cari di kota Kupang, Lewoleba, Larantuka, Ende. Namun kami datang melihat bapak mama di kampung-kampung,” ucapnya.
Dirinya berharap agar yang ingin jadi anggota jangan masuk dan buat sirkulasi.
“Tidak boleh pinjam dan buat utang. Dengan adanya kopdit ini kita saling membantu, solidaritas di situ. Kalau ini kita memahami, mengerti, maka Lembaga ini sehat. Jangan habis pinjam kita cari di rumah, kebun, itu mental-mental tidak mau berubah,” harapnya.
Dijelaskanya, uang Yang Ada di Kopdit Swasti Sari adalah milik orang-orang yang tidak Pakai Sendal, orang-orang yang makan Siri pinang, orang-orang yang pakai sarung.
“Itu kekuatan kita di dalam Lembaga ini,” papar GM Swasti Sari.
Ditambahkannya, Kepengurusan, penasehat dan pengawas menjadi kekuatan kedua di dalam struktur, selain anggota.
“Kalau Pengurus Berpolitik, Koperasi hancur apalagi data-data tidak jelas dan manual. Jadi bagaimana pengurus memikirkan ketahanan Lembaga ini, pengurus dan pengawas berpikir soal regulasi, anggaran dasar, anggaran rumah tangga. Inilah yang harus dipikirkan oleh pengurus untuk mempertahankan lembaga ini dalam jangka panjang, bukan hanya sebentar,” tambahnya.
Sementara untuk karyawan (Manajemen). GM menjelaskan, perekrutan karyawan pada Kopdit Swasti sari direkrut lebih dari PNS, Bank-Bank dan TNI/Polri.
“Kami rekrut karyawan kopdit swasti sari lebih dari PNS, bank-bank dan TNI Polri. Karyawan dari seluruh etnis, suku, agama,” tandasnya.
Untuk diketahui, KSP Kopdit Swasti Sari kantor kas Kedang-cabang Lembata adalah diresmikan oleh bupati Lembata dalam hal ini PLT kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) kabupaten Lembata Yos Raya didampingi General Manager (GM) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Swasti Sari, Yohanes Sason Helan, perwakilan kecamatan Omesuri, kepala desa Hingalamamengi bersama badan struktur organisasi desa.
Penulis: Wilibaldus Kali
Editor: Jefri Tapobali